Hujan Seharian, Tembakau Rajang Turun Harga, Petani Merugi

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sabtu, 08 Oct 2022 11:11 WIB

Hujan Seharian, Tembakau Rajang Turun Harga, Petani Merugi

DAMPAK HUJAN: Sadrawi, petani tembakau asal Krejengan, menunjukan tembakaunya yang berwarna merah kehitaman.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Hujan yang mengguyur Kabupaten Probolinggo pada Kamis (6/10/2022) sejak siang hingga malam, membuat tembakau rajang milik petani tidak kering sempurna. Akibatnya, petani terancam merugi, karena harganya tidak akan sama dengan harga tembakau kering pada umumnya.

Kondisi ini diutarakan salah satunya oleh Sadrawi, petani asal Desa Sokaan, Kecamatan Krejengan. Saat ditemui di tempat penjemuran tembakaunya, Jumat (7/10/2022), Sudrawi memperlihatkan tembakau rajang miliknya yang berwarna merah kehitaman.

Sadrawi berkata, pada Kamis lalu kampungnya sudah mendung sejak pukul 11.00. Pukul 13.30 WIB mulai turun gerimis, hingga akhirnya pada pukul 14.00 WIB turun hujan sangat lebat hingga 18.00 WIB. "Sejak pagi cuaca sudah nggak normal. Kadang terang, kadang mendung," terangnya.

Sadrawi mengatakan, dirinya masih sempat memindah tembakaunya ke tempat yang aman dari hujan. Tetapi karena tidak mendapat sinar matahari maksimal seperti biasanya, tembakau rajangan miliknya tidak kering sempurna. "Padahal sudah ditawar Rp 55 ribu. Kalau sekarang pasti turun harganya," paparnya.

Menurut Sadrawi, tembakau miliknya yang saat ini terkena dampak hujan itu jika ditimbang bakal mencapai 3 kuintal atau 300 kilogram. Setiap kilogramnya jika harganya sudah turun menjadi Rp 40 ribu,  ia mengalami kerugian Rp 15 ribu setiap kilogramnya. Maka jika ditotal ia sudah kehilangan Rp 4,5 juta. "Semoga tidak hujan lagi. Di sawah ada yang belum dipanen," ucapnya.

Sementara itu, seorang pedagang tembakau, Imam Wahyudi, mengatakan kalau hujan ini juga berdampak pada dagangan tembakau miliknya. Sebab, harga menurun seiring dengan kualitas tembakaunya. Dengan begitu ia mengaku bakal merugi, meski kerugiannya tidak begitu banyak.

Imam menjelaskan, dirinya membeli tembakau dari petani kalau sudah kering. Namun harganya ditentukan saat tembakau belum dirajang. "Kerena sudah tidak bagus, maka saya rembuk lagi harganya dengan pemilik," katanya.

Menurutnya, kalau tembakau rusak, tetap laku dijual. Hanya harganya yang anjlok. (zr/why)


Share to