Idul Adha di Banyuwangi Ada Tradisi Pertunjukan Pencak Sumping

Mohamad Abdul Aziz
Mohamad Abdul Aziz

Monday, 17 Jun 2024 17:52 WIB

Idul Adha di Banyuwangi Ada Tradisi Pertunjukan Pencak Sumping

PERTUNJUKAN: Tradisi seni bela diri pencak sumping oleh remaja Desa Taman Suruh, Dusun Mandaloko, Senin (17/6/2024).

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Banyuwangi memang kaya tradisi. Di momen hari raya Idul Adha, di Desa Taman Suruh, Dusun Mandaluko ada tradisi pertunjukan seni bela diri. Namanya pertunjukan Pencak Sumping.

Pertunjukan tersebut digelar tepat di momen Idul Adha 1445 H, Senin (17/6/2025).

Dalam tradisi ini ikut sejumlah pendekar yang ada di Banyuwangi. Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Dalam pertunjukan, mereka memperagakkan jurus silat dengan diiringi alunan musik tradisional yang rancak.

Pencak Sumping merupakan warisan budaya yang sarat makna. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan representasi nilai-nilai luhur seperti keberanian, sportivitas, dan kebersamaan.

Bagi masyarakat Dusun Mondoluko, Pencak Sumping bukan hanya tradisi, tetapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa persaudaraan dan gotong royong. Seluruh warga bahu membahu dalam mempersiapkan acara, mulai dari latihan para pendekar, dekorasi, hingga penyajian hidangan tradisional.

Salah satu pelestari Pencak Sumping, Rahayis, mengungkapkan, nama Pencak Sumping diambil dari suguhan yang disajikan pada masa itu yang mengiringi para pendekar saat berlatih.

"Sumping merupakan makanan tradisional yang terbuat dari pisang berbalut adonan tepung yang dikukus. Di daerah lain dikenal dengan nama kue Nagasari." kata Rahayis.

Sumping menjadi suguhan kepada para tamu yang datang saat acara lanjut Rayis. Saat atraksi tanding dua pendekar silat, sumping juga digunakan untuk pengakuan kemenangan.

"Biasanya pendekar yang menang akan menyumpal mulut lawan yang kalah dengan kue sumping," kata Rahayis.

Upaya pelestarian Pencak Sumping, kata Rahayis, tak hanya dilakukan oleh masyarakat Dusun Mondoluko, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah, dan komunitas budaya. Mereka turut ambil bagian dalam menjaga tradisi ini agar tetap hidup dan lestari.

"Alhamdulillah, pemerintah daerah selalu support dengan acara adat kami ini," katanya. (azi/why)


Share to