Infrastruktur Memadai dan Optimalisasi Teknologi, Cara Gus Ipul Bangun Kota Pasuruan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 06 Nov 2020 19:37 WIB

Infrastruktur Memadai dan Optimalisasi Teknologi, Cara Gus Ipul Bangun Kota Pasuruan

YAKINKAN PEMILIH: Calon Wali Kota Pasuruan Gus Ipul saat mengkampanyekan konsep kota cerdas dengan teknologi untuk mempercepat pelayanan masyarakat.

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Calon Wali Kota Pasuruan Muhammad Saifullah Yusuf intensif melakukan kampanye ke simpul masyarakat Kota Pasuruan. Terutama menjabarkan visi Kota Madinah yang digagasnya agar pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di kota santri itu jauh lebih optimal.

Kegiatan yang digagas Aliansi Pancasila Sakti, salah satu kelompok relawannya itu, Gus Ipul menekankan pembangunan melalui pelayanan ramah dan cepat. Pelayanan yang cepat dan tepat menurut mantan Wakil Gubernur Jatim dua periode itu, perlu mengoptimalkan teknologi informasi.

Hal itu ia sampaikan kala bertemu dengan puluhan warga Jl. Srikaya Tambakyudan, Keluruhan Kebonagung, Kecamatan Purworejo, Rabu (4/11/2020) sekira pukul 20.00 WIB. Sebelum semua itu terealisasi, maka menurutnya yang perlu dibenahi adalah internal pemkot sendiri.

“Yang paling utama adalah pemerintah dulu harus cerdas. Baru bisa melayani warganya dengan cepat, murah, dan lebih baik,” terangnya. Sinergisitas semacam ini menurutnya penting. Karena jika hanya satu sisi saja yang optimal, maka tidak akan tercapai target-target yang telah dicanangkan.

Termasuk membangun warga yang cerdas dan sehat. Dua hal yang menurutnya menjadi urusan wajib pemerintah. Dalam urusan kesehatan misalnya, warga tidak hanya butuh pelayanan yang cepat, namun juga tepat.

“Tenaga medis maupun kesehatan, wajib punya sensivisitas tinggi dengan cepat merespons keluhan pasien. Tentu hal ini juga berpengaruh pada meningkatnya insentif para tenaga medis. Ini akan kita realisasikan. Intinya, yang punya prestasi nanti ada reward. Yang tidak berprestasi maka sanksi,” jelasnya.

Ia kemudian mencontohkan problem utama di sektor kesehatan. Yakni ketika pasien tidak mendapatkan penanganan yang cepat. Ia lantas mencontohkan pelayanan di Kota Surabaya dan Banyuwangi. di dua kota itu, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan prima. Meniru bagi Gus Ipul tidak jadi soal. Asalkan demi kebaikan masyarakat.

“Prinsip ATM lah. Amati, Tiru, dan Modifikasi,” katanya setengah berkelakar. Misalnya ada masyarakat yang stroke, karena penyakit itu butuh penanganan cepat, maka jangan sampai pasien menunggu terlalu lama untuk ditangani intensif.

Dalam bidang Pendidikan terutama di masa pandemi ini, pemerintah juga harus hadir untuk menyediakan area WiFi gratis terhadap lingkungan. Mulai akses internet, mendatangkan guru, hingga pembagian waktu khusus mengajar di lingkungan yang disepakati. “Itulah kota cerdas yang dirancang untuk dengan mengoptimalkan teknologi,” katanya.

Selain di pendidikan dan kesehatan, bidang lingkungan juga menjadi prioritas. Gus Ipul memandang perlu memasang fasilitas early warning system. Yakni di pemukiman penduduk yang dekat dengan bantaran sungai. Sehingga ketika terjadi banjir, masyarakat bisa melakukan antisipasi.

“Seperti di Jakarta, air datang jam berapa sudah langsung bisa diketahui. Air datang ke Purwosari mulai jam sekian dan sekian. Jadi masyarakat bisa menyelamatkan dan mempersiapkan evakuasi. Sehingga bisa mengurangi korban. Itulah yang saya sebut dengan mitigasi bencana,” jelasnya.

Karena banjir merupakan faktor alam, menurut Gus Ipil tidak sepenuhnya bisa diatasi. Maka perlu ada kebijakan yang akrab dengan bencana. Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi banjir.

“Misalnya membangun pos permanen, menyediakan perahu karet, pelampung dan persiapan lainnya ketika banjir datang. Kedua misalnya ada lampu tenaga surya, umumnya bila air dating, listrik mati. Bahaya, bisa ada yang kesetrum,” tuturnya. Jadi lampu tenaga surya menjadi alternatif sehingga evakuasi warga tetap bisa dilakukan. (ang/sp)


Share to