Ingin Dusun Lebih Terang, Warga Ngelosari Sapikerep, Berharap Listrik Tersambung

Mochammad Angga
Friday, 15 Nov 2019 18:56 WIB

GELAP: Salah satu warga Dusun Ngelosari, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura keluar dari rumahnya yang sampai saat ini masih tak dialiri listrik.
PROBOLINGGO, TADATODAYS - Di era milenial seperti saat ini, bagi Warga Dusun Ngelosari, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, listrik adalah barang mewah. Mereka menjalani hidup sehari-hari dengan mengandalkan genset sebagai sumber listrik mereka. Kedaan ini membuat mereka harus merogoh kocek dalam-dalam.
Kepala Desa Sapikerep, Suwandi mengatakan pemerintah sudah memberikan bantuan berupa trafo. “Perkiraan sudah tujuh tahun yang lalu. Akan tetapi tidak ada tindak lanjut dari pemerintah sampai saat ini,” jelasnya.
Kamis (14/11) wartawan Tadatodays.com berkunjung ke Dusun Ngelosari, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo yang disebut sebagai wilayah yang sampai saat ini tidak dialiri listrik. Dari pusat Desa Sapikerep jarak ke Dusun Ngelosari masih dua kilometer dengan menaiki bukit. Jalan menuju desa ini tidak beraspal. Dalam perjalanan, kami ditemani Indra, 30, warga sekitar. Menurut Indra, meski jalan sudah separo makadam dan lebih mudah dilewati, namun jika turun hujan, menjadi tantangan tersendiri untuk keluar masuk dusun ini.
Padahal, secara rutin, warga dusun yang terdiri dari 100 kepala keluarga itu harus membeli bahan bakar minyak di luar dusun. Mereka membutuhkan itu untuk menyalakan genset, agar bisa menikmati aliran listrik. "Masyarakat ada yang berinisiatif sendiri untuk memasang listrik secara individu," jelasnya.

Tapi tak semua warga mampu memasang listrik dengan swadaya karena biaya yang dibutuhkan gak sedikit. Indra sendiri mengku memasang listrik secara individu dengan daya 900 watt jenis listrik pra bayar atau token. Biaya yang dia habiskan sekitar Rp 6 juta rupiah. Padahal untuk pemakaian listrik setiap bulan cukup murah. “Sebulan sebenarnya saya gak habis banyak. Cuma Rp 50 ribu rupiah. Cuma pemasangan awal memang butuh biaya mahal,” jelasnya.
Indra tidak begitu paham mengapa pemasangan awal mahal. Indra menduga karena jaringan listrik belum tersedia hingga ke desanyalah, sehingga biaya pemasangan demikian mahal. Berdasarkan penelusuran Tadatodays, biaya pemasangan listrik baru hanya berada di kisaran Rp 1 juta-an. “Setelah pemasangan selesai, kadang kalau gak boro saya tidak habis pemakaian Rp 50 ribu itu selama sebulan. Kadang sisa Rp. 20.000 untuk penggunaan TV, kulkas, dan salon,” jelasnya
Tetangganya, menurut Indra, lebih sering menggunakan jenset untuk aliran listrik. Biasanya jenset dihidupkan dari sore-malam, setiap harinya bisa menghabiskan bahan bakar 3 liter. 3 liter sama dengan Rp. 30.000. Jika dikali 30 hari, rata-rata warga sekitar menghabiskan Rp 900 ribu. “Pemakaian minimal hanya untuk lampu atau kebutuhan dasar. Bagi orang sini harga segitu mahal,” jelsnya.
Karenanya Indra berharap pemerintah segera menindaklanjuti pemasangan aliran listrik. “Agar masyarakat bisa hidup dengan baik dan dusun terlihat terang,” pungkasnya. (ang/hvn)

Share to
 (lp).jpg)