Intan & Mira, Pencipta Kuliner Khas Timur Tengah Al Fazza99

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sabtu, 18 Sep 2021 14:52 WIB

Intan & Mira, Pencipta Kuliner Khas Timur Tengah Al Fazza99

KREASI KULINER: Intan (kanan) dan Mira merupakan kakak adik pencipta makanan khas Timur Tengah Al Fazza 99. Selain menjual produk siap makan, keduanya juga menjual dalam kemasan mentah siap masak.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Anda pasti kenal dengan produk kuliner khas timur tengah dengan brand Al Fazza99. Produk makanan dalam kemasan itu sudah terpasarkan ke hampir seluruh daerah di Indonesia. Nah, produk istimewa itu ternyata diciptakan oleh Intan dan Mira, yaitu kakak dan adik asal Desa Selogudig Wetan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. 

Intan Cahya Kurniasari, sang kakak, lahir di Probolinggo pada 29 September 1992. Pendidikan terakhirnya S2 Ekonomi dan Bisnis. Sedangkan si adik, Mira Permata Sari,  lahir di Probolinggo pada 7 Juli 1998. Pendidikan terakhirnya  S1 Administrasi Bisnis.

Dengan latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis, Intan dan Mira justru mereguk sukses dari bidang kuliner. Dengan brand Al Fazza99, mereka memproduksi makanan utama khas timur tengah, bernama nasi Biryani. 

Di tengah kesibukan mengurus bisnis, dua wanita yang juga detail akan fashion itu menyempatkan diri untuk berbincang dengan tadatodays.com. Produksi Al-Fazza99 dilakukan di rumah keluarganya yang terletak di Jalan Condong nomor 49, tepat utara Masjid Asyuhudiyah, Desa Selogudig Wetan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Intan dan Mira tidak keberatan  memperlihatkan bagaimana cara membuat makanan yang kaya akan rempah itu.

Menurut Intan, usaha ini dirintis sejak 5 tahun lalu. Mulanya, Intan dengan adiknya, Mira, memang selalu menjadi partner hampir di semua sektor bisnisnya, terinspirasi dari kesenangan orang tuanya pada masakan timur tengah.

Mereka semakin termotivasi saat seorang da'i dunia asal India, saat datang ke Jawa Timur. Ceritanya, saat itu Intan menjadi penanggung jawab atas transportasi, penginapan, hingga menu makanan yang harus dipersiapkan untuk da'i tersebut. Saat tiba di Jawa Timur, da'i itu meminta menu makanan yang berbau rempah, yaitu nasi Biryani.

Karena minimnya penjual menu tersebut, ia sempat mengalami kesulitan mendapatkannya. Sampai akhirnya Intan dapat memesannya dari daerah Pasuruan. “Harganya 500 ribu,” kata Intan.

PRODUK: Untuk produk siap makan, Al Fazza99 menyajikannya menggunakan nampan yang dihias menarik (kanan). Sedangkan produk mentah, Intan dan Mira menggunakan kemasan khusus berisi beras dan rempah yang siap dimasak.

Dari kejadian itu, muncul ide untuk membuat makanan Biryani. Intan beruntung, karena istri sang da'i yang kala itu ikut datang ke Jawa Timur, dengan senang hati memberikan resep rempah yang enak untuk memasak nasi Biryani. Tetapi dalam resep itu ada beberapa rempah yang memang tidak ada di Indonesia. “Harus pesan ke luar negeri,” ujar perempuan yang juga mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Probolinggo ini

Mira yang juga menjadi penggagas ide pembuatan nasi Biryani itu mempunyai kenalan pelaku bisnis kuliner, yang sebagian rempahnya juga didatangkan  dari luar negeri. “Bisa titip belanja rempah yang dibutuhkan,” ucap Mira. 

Ketika bahan pokok dan rempah sudah tersedia, barulah keduanya mulai mencoba memasak nasi Biryani. Tentu dengan resep yang diajarkan oleh istri da'i. “Dipadu resep hasil belajar ke berbagai orang,” kata Mira yang kini menjadi Bendahara HIPMI Kabupaten Probolinggo ini.

Ternyata, untuk menghasilkan rasa yang pas, tidak semulus yang dibayangkan. Sebelum menemukan racikan rempah yang pas, beberapa kali mereka juga mengalami kegagalan. Semisal, rasanya yang pahit, ataupun rasa yang terlalu manis.

Maka, untuk menilai masakannya, Intan dan Mira lebih dulu menyuguhkan masakannya dan meminta testimoni kepada kedua orang tuanya, berikut kepada tetangga. “Hingga menemukan racikan bumbu yang pas untuk lidah orang Indonesia,” tuturnya.

Pada dasarnya, kata Mira, ia dan kakaknya bukanlah tergolong orang yang jago masak. Bahkan sebenarnya hampir tidak suka memasak. Tetapi sejak punya produk Al-Fazza99 yang mereka rintis, keduanya sudah mulai merasa senang. Kesenangan itu muncul saat mereka mampu memberikan rasa yang enak dan pas untuk para customernya.

Menurut Mira, selain cita rasa yang enak, gurih dan lezat, nasi Biryani buatannya itu tetap aman dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki penyakit hipertensi. “tidak menggunakan monosodium glutamate, atau penyedap rasa pada makanan,” katanya.

KOMPAK: Meski Intan dan Mira mulanya tidak suka masak, namun keduanya kini jadi jago masak setelah berkomitmen untuk berbisnis kuliner.

Mira juga menjelaskan kalau dirinya mempunyai kebanggaan tersendiri dengan usaha yang ia rintis bersama kakak tersayangnya itu. Sebab, dari yang semula pada tidak jago memasak, kini masakannya justru disukai oleh masyarakat. Dan itu tidak hanya masyarakat dari Provinsi Jawa Timur, tetapi juga sampai di luar Jawa. Seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. “Di pulau-pulau tersebut sudah mempunyai reseller,” ujarnya. 

Selain di tanah air, produk Al Fazza99 juga memiliki pelanggan di Malaysia. Tetapi karena jarak yang jauh, biasanya para reseller di luar kota atau luar negeri lebih memilih memesan paket mentahnya. Dalam paket itu sudah lengkap bahan pokok dan rempahnya, tergantung pada rasa yang dipesan.

Mira mengaku sekarang sudah mempunyai 5 varian rasa yang dapat dinikmati oleh para pelanggannya, yaitu rasa Bukhori, Mandhi, Kebuli, Kabsah, dan Biryani. Meski berupa bahan mentah, para pelanggan tidak akan kesulitan untuk memasaknya. Sebab, di kemasan sudah dicantumkan bagaimana cara memasak masakan itu.

Kini, setiap bulannya, Intan dan Mira mampu meraih omset di kisaran 75 sampai 100 juta rupiah. Pada masa awal pandemi omset mereka naik hingga lebih dari 100 juta rupiah. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Pandemi yang masih terus terjadi ini membuat ekonomi masyarakat melemah. Alhasil, penjualan Al Fazza99 juga ikut menurun.

Intan dan Mira yang merupakan putri pasangan Wahid Nurahman dan Indah Kurniati ini berpesan bahwa di era serba maju begini, perempuan harus lebih kreatif dan inovatif. Apalagi di masa pandemic, setiap orang harus terus berkarya. “Apalagi bagi anak muda,” ucap Mira. 

Menurut dua wanita yang juga menggeluti bisnis kecantikan itu, di era sekarang ini, mempromosikan suatu usaha itu lebih mudah. Sebab, ada banyak sosial media yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan promosi secara gratis. Syaratnya hanya membeli paketan data internet. 

Bagi keduanya, wanita memang seharusnya Tangguh, dan mempunyai kreatifitas tanpa batas. Sehingga, bila nanti sudah berkeluarga, perempuan tidak hanya berpangku tangan pada sang suami. Dengan usaha sendiri, secara tidak langsung perempuan mensupport suami untuk menyanggah ekonomi keluarga. (zr/don)


Share to