Jadi Korban Vandalisme, Kaca KA Logawa New Generation Pecah
Dwi Sugesti Megamuslimah
Friday, 11 Oct 2024 18:33 WIB
JEMBER, TADATODAYS.COM - Tindakan vandalisme yang terjadi pada rangkaian Kereta Api (KA) Logawa Ekonomi New Generation beberapa waktu lalu mendapat atensi serius. Pasalnya, tindakan vandalisme berupa pelemparan pada rangkaian yang melintas antara stasiun Rambipuji-Mangli itu mengakibatkan kaca retak pada kursi 2AB.
"KAI Daop 9 Jember akan melakukan pengejaran dan mengambil tindakan tegas kepada para pelaku dengan dukungan dari kepolisian setempat,” ungkap Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro, Jumat (11/10/2024) sore.
Pihaknya mengecam tindakan pelemparan tersebut lantaran selain merusak sarana pra sarana kereta api, juga dapat membahayakan penumpang yang berada di dalamnya. Saat ini, kata Cahyo, tindakan vandalisme tersebut tengah dalam penelusuran tim pengamanan dari Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska).
Lebih lanjut, Cahyo menjelaskan bahwa tindakan vandalisme berupa pelemparan batu kepada kereta api yang melintas, melanggar Pasal 194 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.
“Jika pelemparan tersebut mengenai penumpang atau petugas sehingga menimbulkan luka, pelakunya bisa diancam dengan pidana maksimal lima belas tahun penjara. Bahkan kalau sampai menyebabkan korban meninggal, sanksinya pidana penjara seumur hidup sebagaimana tertulis di dalam Pasal 194 ayat (2) KUHP,” katanya.
Larangan pelemparan terhadap kereta api juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian sebagaimana Pasal 180.
Atas kerusakan sarana KA Logawa yang menggunakan Ekonomi New Generation keluaran terbaru dari PT INKA, KAI mengalami kerugian. Bukan hanya kerugian material tetapi juga kerugian operasional karena suku cadang dan perbaikan masih harus menunggu tim dari PT INKA.
“Kereta api dalam perjalanannya membawa ratusan penumpang dan tidak bisa berhenti mendadak. Jadi jika ada gangguan di perjalanan, bisa membahayakan ratusan hingga ribuan nyawa yang dibawanya,” ujar Cahyo. (dsm/why)
Share to