Jaga Cita Rasa, Pemkab Sertifikasi Bibit Tembakau ke Petani

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Tuesday, 18 Aug 2020 20:36 WIB

Jaga Cita Rasa, Pemkab Sertifikasi Bibit Tembakau ke Petani

MASA TANAM : Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo saat melakukan pemupukan tembakau di Paiton, Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Menjaga kualitas cita rasa tembakau di Kabupaten Probolinggo, pemkab setempat melakukan sertifikasi bibit ke petani. Sertifikasi tersebut dilakukan dengan menggandeng Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang.

Kepala Bidang Perkebunan DKPP Kabupaten Probolinggo Nurul Komaril Asri mengatakan, sertifikasi dilakukan untuk memberikan hasil panen yang baik bagi petani. Sebab, benih menjadi salah satu yang paling menentukan untuk menghasilkan tembakau berkualitas. “Di Kabupaten Probolinggo, varietas yang ditanam ada VO 3, VO 4 dan VO 5,” ujarnya.

Nurul melanjutkan, varietas VO atau voor-oogst lebih pas ditanam di musim kemarau. VO memiliki kandungan air sehingga cocok ditanam pada awal musim kemarau. Selain VO ada na-oogst atau NO yakni jenis tembakau yang cocok ditanam di musim penghujan. “Di Kabupaten Probolinggo menggunakan VO, dan penggunaan VO sudah dilakukan dari rentetan tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.

Menanam tembakau harus menyesuaiakan kondisi alam. Tahun ini, menurutnya cuaca tidak bisa diperkirakan, seperti hujan beberapa waktu lalu. “Hujan berpengaruh pada masa tanam awal. Walaupun daun mekar dan hijau, air hujan membuat daun menipis, ini kurang baik bagi hasil tembakau,” katanya.

Tembakau yang bagus, kata wanita berjilbab ini, ada pada tangkai kedua, ketiga dan keempat. “Kalau tangkai pertama dan terakhir bisanya kurang bagus, rata-rata yang dijual ke suplier tangkai kedua sampai ke empat,” tegasnya.

PENGERINGAN: Petani yang telah memanen tembakau dan merajangnya, memulai proses pengeringan di bawah terik matahari.

Hasil Panen Disetor ke Pabrikan

SEPERTI tahun-tahun sebelumnya, sejumlah gudang yang terafiliasi dengan pabrik rokok mulai menerima tembakau dari petani. Seperti Gudang Garam, Djarum hingga Sampoerna. Kecuali jenis tembakau Kasturi. Tembakau yang ditanam di Sukapura ini merupakan jenis tembakau krosok yang biasa digunakan sebagai campuran untuk produksi rokok kretek.

Karena memiliki rasa yang gurih, aroma yang kuat, serta kadar nikotin yang cukup tinggi. “Biasanya kalau jenis Kasturi dikirim ke Jember,” ujar Kasi Tanaman Perkebunan Semusim pada DKPP Kabupaten Probolinggo, Evi Rosellawati.

Umumnya, tembakau yang bagus, ada pada tangkai kedua, ketiga dan keempat. “Kalau tangkai pertama dan terakhir bisanya kurang bagus, rata-rata yang dijual ke suplier tangkai kedua sampai ke empat,” tegasnya.

Sementara itu, di dalam kondisi pandemi akibat wabah covid-19, para petani masih dibayangi kemungkinan merugi akibat dampak virus.

Hamid, 45, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, harga tembakau tahun 2019 berada di angka Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Bahkan, pernah harganya mencapai Rp 40 ribu. Karena itu, ia berharap harganya di tahun ini bertahan.

 “Memang tinggi rendahnya harga tergantung bagus tidaknya tembakau. Ya semoga saja harganya masih normal, walaupun ada korona ini,” terangnya pada tadatodays.com, Jumat (17/7/2020). Selama ini, Hamid mengaku selalu menanam tembakau di lahan seluas 3 ribu tanaman. Diperkirakan, tembakau itu dipanen Oktober. (mm/zr/hvn)


Share to