Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok Mulai Naik

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Tuesday, 15 Dec 2020 11:11 WIB

Jelang Nataru, Harga  Bahan Pokok Mulai Naik

TETAP DIBELI: Harga sejumlah pangan mulai mengalami kenaikan, namun tetap dibeli masyarakat karena sudah menjadi kebutuhan pokok.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Menjelang pergantian tahun, harga sejumlah kebutuhan pangan mulai mengalami kenaikan.  Bahkan, kenaikannya itu sampai dua kali lipat.

Seperti cabai besar yang semula antara 15 sampai 20 ribu rupiah, kini melonjak dikisaran 45 sampai 50 ribu rupiah.

Kemudian, tomat dari harga 5 sampai 6 ribu kini naik menjadi 11 hingga 13 ribu rupiah. Dan, kubis yang naik menjadi Rp 8 ribu dari harga semula Rp 3 ribu.

Naiknya harga itu disampaikan oleh Hulliya, pedagang sayuran di Pasar Semampir Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengatakan, kenaikan itu sudah terjadi sekitar dua minggu lalu.

"Naiknya itu tergantung bagus tidaknya. Tomat dan kubis juga naik separuh harga, sudah sekitar dua minggu ini yang naik mas," jelasnya pada tadatodays.com. Senin (14/12/2020) kemarin.

Tak hanya ketiga bahan sayuran itu, ia mengaku kalau sayur lainnya juga mengalami kenaikan, di antaranya cabai kecil yang naikan Rp 35 ribu dari semula Rp 20 ribu. Sedangkan bawang merah yang semula Rp 15 ribu, kini naik Rp 30 ribu.

"Kalau (mendapatkan) bahannya tak sulit mas, cuma pembelinya itu yang biasanya beli 1/4 kg kini hanya beli 1 ons. Tomat yang biasanya beli 1 kg, kini beli 1/2 kg," ucapnya.

Sementara itu, Maryam, pembeli sayuran di Pasar Semampir, mengaku tetap harus membeli meskipun harganya mahal. Terlebih bahan itu merupakan kebutuhan memasak di dapur, hanya saja ia menginginkan harga lebih murah.

"Iya tetap beli mas, kalau tidak beli mau masak pakek apa," ucap wanita asal Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan ini.

Terpisah, Plt Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, Taufik Alami, mengatakan bahwa naiknya harga tersebut disebabkan momen menjelang libur Natal dan tahun baru.

Ia menjelaskan, petani sudah berbulan-bulan mengalami kerugian, sehingga hukum ekonomi dan mekanisme pasar yang tidak bisa diprediksi.

"Biasanya bila mengikuti tren tiap tahunnya akan normal dalam dua minggu ini. Saya pikir untuk pedagang tidak terlalu berdampak, karena dapat mengoptimalkan produk dagangan lainnya," terangnya pada tadatodays.com melalui pesan singkat whatsapp, Selasa (15/12/2020). (zr/don)


Share to