Kakek Pikun Ditemukan Tewas di Sungai yang Mengering

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Monday, 21 Sep 2020 22:02 WIB

Kakek Pikun Ditemukan Tewas di Sungai yang Mengering

KAKU: Mayat Namin, 80, warga Desa Kotaanyar, Kecamatan Kotaanyar yang ditemukan di sungai yang mengering. Korban diketahui sudah pikun dan kerap berjalan tanpa tujuan.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Warga Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Prolinggo dihebohkan dengan penemuan sosok mayat laki-laki. Mayat itu ditemukan di aliran sungai kering pada Senin (21/9/2020) malam, sekira pukul 23.45 WIB. Diketahui, mayat tersebut adalah Namin, 80, warga Desa Kotaanyar, kecamatan setempat.

Informasi yang berhasil dihimpun tadatodays.com, korban sudah meninggalkan rumah sejak Minggu (20/9/2020). Sudah dicari oleh pihak keluarga, namun tak berhasil ditemukan. Sampai akhirnya pada Senin malam (21/9/2020) korban ditemukan meninggal dunia dengan badan terbujur kaku di sungai kering. Penemunya warga Desa Triwungan yang saat itu hendak melintas di sungai tersebut guna mengambil singkong di tegalnya.

"Korban ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal dan sudah kaku. Diperkirakan jatuh dan kepala terbentur batu," ungkap Kapolsek Kotaanyar, Iptu Agus Sumarsono. Pada Selasa (22/9/2020).

Diketahui, korban tidak mempunyai istri dan anak. Ia hanya tinggal bersama dengan keponakannya yang bernama Suraji, 46, yang tinggal di Desa Talkandang, Kecamatan Kotaanyar. Semasa hidup korban memang sudah pikun, sehingga sering keluar rumah tidak jelas ke mana. Hanya luntang-lantung di jalan menggunakan tongkat yang setia menemaninya. Bahkan sempat sebelumnya, ditemukan di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Namin juga pernah dua kali jatuh di jalan, namun masih ditolong oleh warga.

"Korban sudah pikun setiap hari keluar rumah jalan kaki dengan menggunakan tongkat yg tidak ada arah tujuannya yang jelas. Saat terakhir sebelum meninggal, korban jalan kaki dan ditemukan di wilayah Besuki. Dia beberapa kali mengalami jatuh yang sama akan tetapi masih bisa diselamatkan," jelasnya saat di temui di ruangannya.

Agus mengatakan, evakuasi korban berlangsung cukup lama, karena kondisi pandemi. Sehingga masih menunggu tim medis RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Korban kemudian dibawa ke kamar mayat setelah diangkut tim medis berpakaian APD lengkap. Saat sampai di RSUD, pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan otopsi, dan menyadari bahwa hal itu merupakan musibah.

"Korban langsung dibawa pulang, dan langsung dimakamkan saat itu juga," tandas polisi asal Kota Probolinggo ini. (zr/hvn)


Share to