Kampung Tempe di Sumbertaman Kota Probolinggo, Eksis sejak 1990-an

Alvi Warda
Monday, 28 Aug 2023 20:32 WIB

PRODUKSI: Syahid memproduksi 75 kilogram tempe per hari. Ia dibantu seorang pekerja.
AROMA rebusan kedelai tercium saat memasuki rumah Syahid, warga Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Ia menjadi salah satu dari 35 keluarga yang memproduksi tempe di “Kampung Tempe” Sumbertaman.
Julukan “Kampung Tempe” melekat pada kampung RW 3 di Kelurahan Sumbertaman Itu. Sejak tahun 1990-an sampai kini, kampung di Gang Mangga 3 itu dikenal sebagai penghasil tempe. Sampai saat ini ada 35 keluarga yang bertahan memproduksi tempe.
Gang Mangga RW 3 itu berada di timur Jalan KH Hasan Genggong. Tugu tembok gangnya yang berwarna merah, diberi tulisan Gang Mangga 3. Memasuki gang tersebut, rumah-rumah tampak berjajar di sepanjang jalan gang. Rata-rata rumah itu menjadi penghasil tempe.
TEMPE: Syahid, salah satu penghasil tempe di Sumbertaman. Ia meneruskan usaha ayahnya.
Salah satunya adalah Syahid, yang memilih memproduksi tempe sekaligus meneruskan usaha ayahnya. Saat tadatodays.com berkujung ke rumah Syahid, aroma kedelai rebus tercium. Aroma itu berasal dari dapurnya.
Syahid dan 35 keluarga di kampung tersebut memproduksi tempe menggunakan kedelai sebagai bahan dasar. Cara produksinya sama dengan produksi tempe pada umumnya. Pembedanya ialah tempenya diproduksi di kampung yang mempertahankan identitas Kampung Tempe.
Kedelai mentah mula-mula direbus sekitar 2 hingga tiga jam. Di dapur Syahid, ada pekerja yang membantu dirinya. Pekerja itu bisa merebus kedelai sebanyak 75 kilogram atau sekitar 2 kwintal per hari. Ia menggunakan panci besar yang dimasak di atas tungku.

Pekerja itu memasukkan sedikit demi sedikit kedelai ke dalam panci besar. Sesekali ia mengaduknya hingga kedelai itu mengambang, tanda sudah matang. Ia juga menjaga api tetap di suhu yang sama.
Setelah matang, kedelai itu ditiriskan ke sebuah rantang besar hingga dingin. Lalu, kedelai yang dingin akan dicuci dengan air mengalir. Itu untuk memisahkan dari kedelai yang tidak bagus.
KAMPUNG TEMPE: Ada sekitar 35 penghasil tempe di Kampung Tempe Sumbertaman Kota Probolinggo.
Rampung dicuci, kedelai siap untuk difermentasi. Penyimpanannya harus berada di suhu ruangan selama 2 sampai 3 hari. Baru, tempe bikinan syahid siap dijual. Harganya dipatok mulai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.
Penjualan tempe hasil Kampung Tempe itu masih di lingkup pasar-pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Mereka juga mulai merambah ke pasar di Lumajang, Ada pula, melijo atau penjual keliling yang membeli langsung ke mereka.
Rebudi, Ketua Paguyuban Kampung Tempe mengatakan, keberadaan Kampung Tempe saat ini sudah dilestarikan generasi ke-3 dan ke-4. “Mungkin ini jadi kearifan lokal untuk wilayah Sumbertaman sendiri,” katanya.
Kearifan lokal itu dijadikan prestasi. Kampung Tempe pernah menjadi juara Kampung Tematik tingkat Kota Probolinggo. Hal itu tentu menjadi kebanggaan bagi mereka. (alv/why)




Share to
 (lp).jpg)