Kapolresta Probolinggo AKBP Wadi Sa’bani Mengajak Mewaspadai Penculikan Anak

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 06 Feb 2023 05:22 WIB

Kapolresta Probolinggo AKBP Wadi Sa’bani Mengajak Mewaspadai Penculikan Anak

Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa’bani

POLRES Probolinggo Kota berhasil mengungkap kabar penculikan anak di Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Kasus penculikan anak ini dipastikan tidak benar atau hoax. Namun, Kapolresta AKBP Wadi Sa’bani tetap meminta masyarakat tenang sembari waspada. Sebab, tetap ada potensi terjadi kasus penculikan, sebagaimana potensi kasus kriminal lainnya.

Dalam program Tada Interview bersama tadatoday tv, Jumat (3/2/2023) siang, Kapolresta AKBP Wadi Sa’bani memaparkan kasus-kasus penculikan anak yang pernah terjadi, berikut langkah-langkah kewaspadaan yang harus dijalankan bersama, demi menangkal terjadinya penculikan anak. Berikut ini wawancaranya yang disarikan oleh jurnalis tadatodays.com Alvi Warda.

Apa yang sebenarnya terjadi pada kabar penculikan anak di Ketapang ini?

Terkait dengan kejadian tempo hari memang pada awalnya kan kita mengetahui itu atas laporan dari masyarakat, informasi dari masyarakat. Kemudian mereka juga kita arahkan untuk melaporkan.

Itu kan dari informasi atau keterangan dari si anak itu sendiri. Ketika dia pulang dari masjid, kemudian pulang ke rumah, dan mengaku kepada orang tuanya kalau dia baru saja mengalami kejadian percobaan penculikan lah. Disampaikan dengan kronologis, bahwa ia dihampiri oleh 3 orang yang menggunakan sepeda motor. Kemudian tangannya ditarik dan diajak untuk bersama mereka. Tetapi anak tersebut berontak dan meronta dan kemudian kabur. Itu yang informasi yang kita terima.

Kemudian juga yang kedua adalah kabar tersebut juga sudah langsung beredar luas. Terutama di laman media sosial. Karena memang kita juga sama sama monitor, ada sekuel video yang dibuat kemudian itu tersebar. Yang isinya video tersebut memang pengakuan bahwa kejadian tersebut itu terjadi oleh si anak ini.

INTERVIEW: AKBP Wadi Sa’bani dalam program Tada Interview bersama presenter tadatoday tv Amelia Subandi.

Ketika kita menerima informasi atau laporan tersebut kan kita melakukan proses check and recheck. Kita melakukan proses serangkaian proses penyelidikan terhadap apakah kejadian itu benar atau tidaknya? Apalagi saat ini bahwa penculikan sedang tren nih isunya. Otomatis hal ini memang merupakan suatu hal yang menonjol di wilayah kepolisian kita.

Kita kemudian melakukan cek dan ricek di lapangan. Kita lakukan penyelidikan keterangan beberapa atau sejumlah orang yang terkait yang berada di sekitar TKP, yang kita anggap mengetahui kejadian tersebut. Kemudian juga kita melakukan penelusuran dari bukti CCTV  yang ada di sekitaran lokasi.

Hasil proses penyelidikan tersebut, ternyata kita tidak mendapatkan adanya kesesuaian jalan cerita atau kronologis yang disampaikan dengan faktual yang ada. Oleh sebab itu, kemudian kita secara persuasif secara dari hati ke hati, karena ini kan kita berhadapan dengan anak kecil, kemudian juga kita minta bantu dari kedua orang tuanya untuk mengorek kembali sebetulnya keterangan yang disampaikannya itu. Kejadian yang sudah dialaminya itu yang sebenarnya seperti apa?

Termasuk kita juga meminta bantuan dari psikolog yang ada di Dinas Sosial di Kota Probolinggo, juga didampingi oleh dari unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak, red) kita yang memang memiliki kompetensi dalam hal menangani permasalahan perempuan dan anak. Setelah kita upaya itu semua dan ternyata membuahkan hasil, bahwa jalan cerita itu memang tidak sesuai fakta yang ada gitu.

Ada situasi apa yang membuat si anak, sampai mengaku hendak diculik?

Iya mungkin ini bagian dari isu penculikan sedang merebak gitu. Isu ini sedang merebak di media sosial atau bahkan di tv juga. Di beberapa daerah kan baru munculan berita-berita, terkait hal ini. Walaupun tadi belum tentu kebenarannya ya.

Terus yang kedua, juga si anak ini ternyata setelah kita konfirmasi ke orang tuanya, memang dari siang atau sorenya tuh sudah disampaikan juga oleh orang tuanya, “hati hati kamu saat ini sedang ramai penculikan ya.” Jadi kayak semacam doktrin lah mungkin ya istilahnya kalau kita tangkap ya.

Kemudian yang terjadi ketika anak ini sudah beraktivitas, kegiatan si anak, situasi malam itu pada saat kejadian yang diceritakan itu kan situasi sedang hujan lebat. Itu dari sore hujan itu dia pulang, katanya. Pulang dari masjid itu, sepertinya kalau jadi dari informasi yang kita gali anak ini ya istilahnya apa ya? Ia mungkin takut lah. Pulang terlambat kemudian dalam keadaan basah terus dalam otaknya mungkin sore tadi, “hati-hati saat ini sedang banyak penculikan” sedang terkenal doktrinasi tersebut. Ya kita juga istilahnya bisa jadi alasan itulah si anak, tiba-tiba beralasan bahwa dia ada upaya penculikan terhadap yang bersangkutan.

Terlepas dari kabar penculikan di Kota Probolinggo yang ternyata tidak benar, isu penculikan memang sedang marak di jagad maya. Sebenarnya ini ada fenomena apa?. Apakah sekedar faktor iseng netizen, atau sebenarnya memang marak kasus penculikan anak?

DEKAT DENGAN ANAK: Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa’bani yang dikenal juga dekat dengan anak-anak.

Kasus penculikan ini sebetulnya sama dengan terjadinya kasus-kasus tindak pidana yang lainnya. Berbagai macam, seiring berkembangnya jaman yang ada ya. Ini beberapamacam peristiwa-peristiwa, tindak kejahatan kriminal ini banyak bertumbuhan terjadi. Bukan tidak ada kasus tersebut.

Ada, kasus penculikan ini kalau kita lihat dari berita dan informasi yang sudah tersebar luas di media juga, kita tahun kan baru beberapa  waktu yang lalu kasus di Jakarta pusat, anaknya dicuri urang lebih hampr satu bulan. Anaknya baru ketemu, dan ditemukan pada saat pengemis atau gelandangan.

Kemudian juga ada kasus juga, sama di Cilegon, di Semarang, dan juga ada bahkan lebih ekstrim lagi di Makassar. Itu bahkan diculik kemudian diambil organnya. Nah, artinya kasus ini ada memang. Memang ada. Hanya, ini efek atau dampak dari pemberitaan dan komunikasi yang memang semakin terbuka. Baik komunikasi melalui media televisi, radio dan media sosial, yang no sekat. Tidak ada sensor.

Kasus penculikan itu memang ada terjadi di indonesia? Modus dan motifnya apa?

Ya beberapa waktu yang lalu, kita sama-sama me melihat langsung mendengar langsung dari pemberitaan ya. Tidak terjadi di sini ya di Probolinggo, di daerah yang lain kan ada dengan modus tadi itu membawa dan mencuri, kemudian diambil organ untuk dijual. Lebih pada motif utamanya adalah ekonomi.

Lalu apa wujud antisipasi yang dilakukan polres Probolinggo Kota untuk mencegah terjadinya tindak penculikan anak?

Tentunya kita, kepolisian selain penegakan hukum ya, kita kan punya tugas pokok juga memelihara tahun dan gerak keamanan ketertiban masyarakat. Di situ juga ada peran dan fungsi kita untuk dalam rangka pencegahan ya.

Jadi strategi yang kita lakukan ini bukan hanya penegakan hukum saja, akan tetapi juga, hal yang sangat penting di sini adalah pencegahan. Pencegahan itu mencegah sesuatu tindak kejahatan yang tidak sampai terjadi ya.

Dalam hal ini tentunya kita menyikapi dengan melakukan upaya upaya preventif pencegahan tersebut, dengan melakukan edukasi-edukasi kepada masyarakat. Langsung secara berjenjang, secara terstruktur.

Artinya, jika di kepolisian ini kan ada fungsi pembinaan masyarakat melalui Babinkamtibmas, kita melakukan pembinaan kepada masyarakat. Kemudian memberikan edukasi edukasi berbagai macam hal dinamika masyarakat yang ada khususnya atau salah satunya adalah dengan poin atau dengan sasaran fokus khusus, yaitu masalah antisipasi penculikan.

Nah, selain itu juga kita mengedukasi masyarakat. Ketika menerima informasi, satu informasi ya sebelum disharing, saring dulu kebenarannya. Saring sebelum disharing akan kebenarannya.

Jangan asal begitu mendapatkan pesan-pesan berantai, dia langsung luas, ikut langsung di sharing lagi. Akhirnya makin lama memang, istilahnya itu menjadi suatu hal yang seolah-olah benar. Jadi sesuatu hal yang dipush diinformasikannya secara berlebih itu menganggap masyarakat hal itu benar.

Ada baik ada buruknya. Memang semuanya juga ada plus ada minusnya. Artinya ketika informasi ini masif disampaikan atau tersampaikan diterima oleh masyarakat, nah, positifnya adalah masyarakat itu tentunya akan lebih waspada memang. Dia lebih tahu apa yang terjadi di daerah dia pada saat itu juga akan cepat untuk mengetahui. Sehingga timbul istilahnya kewaspadaan secara dini dari masyarakat itu sendiri.

Hanya saja, mungkin negatifnya, ketika ini terlalu dibombardir informasi ini timbul rasa terlalu ketakutan yang berlebih. Sehingga dampaknya bisa saja orangtua terlalu misalnya mengkritisi anak. Sehingga aktivitas si anak akan terganggu. Kenyamanan anak beraktivitas sehari-hari anak-anak yang di bawah umur kan sedang senang-senangnya main, bisa bermain bersama temannya dimana itu kan, dengan kejadian ini banyak orangtua yang khawatir berlebihan, sehingga betul betul memproteksinya over gitu. Istilahnya itu dampak negatifnya dan terlepas.

Di Kota Probolinggo apa tetap ada potensi kasus penculikan anak?

Sampai saat ini, mulai saya berdinas di Kota Probolinggo dan sebagian wilayah kabupaten, sampai saat ini belum ada laporan ataupun aduan masyarakat terkait dengan penculikan.

Namun tetap, tadi yang saya sampaikan, ini sebagai jaga atau kewaspadaan diri kita. Waspada dini kita. Bukan tidak mungkin, potensi itu tetap ada. Di daerah yang lain itu terjadi, tidak menutup kemungkinan di daerah kita juga terjadi. Tetap kewaspadaan itu tetap harus kita utamakan.

Lalu, apa juga ada hal-hal penting yang perlu dipahamkan kepada anak-anak, agar tidak mudah menjadi korban penculikan?

Saya sampaikan ini secara umumnya dulu. Ini semua berperang dalam rangka memproteksi anak. Ini semua berperang dalam mengantisipasi, mencegah anak dari kejahatan penculikan ini peran pertama yang paling utama itu ya dari tetap dari orang tuanya. Bagaimana cara orangtua mengawasi bagaimana cara orang tuanya memberi tahu kepada anaknya, supaya si anak ini juga tumbuh protek filter dari dia sendiri.

Artinya, ketika ini orang tuanya memberikan penyampaian menginformasikan kepada si anak, nak kamu kalau ke orang asing, jangan langsung percaya saja. Diajak sama orang asing, jangan langsung ikut-ikut saja.

Nah kemudian yang kedua menyampaikan juga kepada si anak ini ini bentuk pengawasan dari orang tua ya, menyampaikan kepada anaknya juga. Jangan juga mudah membagikan fakta-fakta ataupun data-data pribadi si anak namanya sekolahnya, di mana rumahnya.

Saat ini kan banyak anak anak yang sedang eksistensi diri tuh nama saya di sini saya tinggal di sini saya dan dia upload misalnya di media sosial. Anak-anak sekarang sudah banyak yang yang punya media sosial gitu. Nah ini agar orang tuanya juga sama sama dalam rangka pengawasan. Orang tua memberi tahu anaknya tersebut.

Kemudian juga ini peran dari masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar juga sama-sama dia. Bantu mengawasi terkait dengan aktivitas masyarakat ataupun anak anak di sekitarnya. Jadi kan di pergaulan kita sehari-hari pasti tetangga tahu kalau si A anak ini anaknya si keluarga ini, si anak ini keluarganya si B.

Misalnya ketika si anak A, si B ini tiba tiba se bersama dengan orang lain, orang yang asing lain, otomatis ini masyarakat inilah bantu pengawasan memberikan informasi ataupun bantu mencegah. “Kamu mau ke mana ini? Kamu bersama siapa?” Itu bagian dari pengawasan dari lingkungan masyarakat. 

Ini termasuk dari pihak sekolah. Kalau anak itu bersekolah, karena tanggung jawab di sekolah selama berada di sekolah, itu kan menjadi tanggung jawab dari pihak sekolahnya juga.

Nah kemudian juga ada di sini peran dari pemerintah juga nih bahwa peran pemerintah untuk membuat lokasi, lokasi ataupun misalnya spot-spot yang memang layak untuk anak itu bermain di situ. Artinya, mewujudkan itu, bagian dari peran pemerintah. Untuk membuat anak itu nyaman. Anak itu aman di situ di istilahnya bermain beraktivitas sehari-hari di situ orang tua pun tenang gitu.

Nah tentunya peran-peran ini semua penting terhadap menjaga, menjaga keamanan, menjaga keselamatan anak-anak dari percobaan kejahatan, penculikan terhadap anak.

Jadi, bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi maraknya isu penculikan anak ini?

Ya intinya kan ini salah satu kegiatan kita ini, bagian saya mengedukasi juga. Ya mudah-mudahan masyarakat bisa tergerak gitu. Mudah-mudahan masyarakat bisa tergerak untuk lebih peduli lagi ke sesama, lebih peduli lagi ke tetangga. Itu kan wujud persatuan dan kesatuan. Tidak persatuan hanya di mulut saja, tetapi melalui sikap yang ditunjukkan secara langsung.

Tentunya kepada masyarakat, saya tetap menghimbau untuk tetap tenang, untuk tetap bisa beraktivitas secara normal, melakukan pekerjaan-pekerjaannya dan melakukan hal-hal yang lain secara normal. Namun tetap kita menjaga kewaspadaan kita terkait dengan permasalahan penculikan anak.

Bahwasanya kita tetap tenang namun tetap waspada. Lakukan hal hal memproteksi itu dengan kegiatan dengan pengawasan-pengawasan yang memang, betul-betul dapat mengena kepada si anak tadi. Artinya anak timbul atau tumbuh daya tangkal daya cegah dia dari tindak kejahatan penculikan, dengan memberikan informasi, memberikan edukasi kepada si anak.

Saya mengimbau juga kepada masyarakat agar tidak mudah ikut menyebarkan, membesarkan hal informasi yang belum tentu kebenarannya. Ketika mendapatkan informasi, dicek and ricek terlebih dahulu.

Kemudian, masyarakat sama-sama peduli untuk melakukan pengawasan, peduli kepada sesama tetangga sekitarnya. Informasikan atau laporkan kepada kepolisian, apabila memang mengetahui, mengalami mengetahui, melihat atau mendengar langsung bahwa telah terjadi tindak penculikan terhadap anak. Jadi tidak langsung mengupload dan menyebarkan, tetapi cepat informasikan kepada kita (polisi, red) supaya kita lakukan cek and ricek. Kita lakukan pemeriksaan, kita lakukan proses proses penyelidikan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang ada. (alv/why)


Share to