Kasus Istri Digadaikan, Lasmi Kepincut Pria yang Ditipu Suaminya

Syarif Hidayatullah
Wednesday, 19 Jun 2019 06:09 WIB

CINTA SEGITIGA: Dari kiri, Hori, Lasmi dan Hartono terlibat cinta segitiga yang menyebabkan pembunuhan salah sasaran yang dilakukan Hori.
LUMAJANG - Kasus suami gadai istri yang terjadi di Kabupaten Lumajang, tampaknya semakin menarik diperbincangkan. Diketahui, Lasmi yang jadi umpan Hori, suaminya, untuk menipu Hartono, ternyata kepincut dengan korban.
Fakta itu terungkap saat Lasmi memberikan keterangan pada Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban. Layaknya kisah cinta pada umumnya, Lasmi dan Hartono kemudian melangsungkan pernikahan di Medan. Sebelum kemudian memutuskan pulang kampung ke halamannya di Lumajang.
Namun, ada yang janggal dalam kabar pernikahan antara Hori dan Lasmi. Kedua pihak berbeda pendapat, saat ditanyai petugas. Apakah menikah secara hukum atau sebatas nikah agama. Lasmi mengaku menikah secara agama, sementara Hori mengaku punya surat-surat pernikahan anta dari KUA.
Dari pernikahan tersebut, Hori dan Lasmi memiliki 3 anak. Takdir berkata lain. Dua dari 3 anaknya meninggal saat usianya masih belia. Sementara seorang lagi, justru dijual oleh Hori. Siapa sangka, Hori tega menjual sang anak yang baru berusia 10 bulan, senilai Rp 500 ribu hanya untuk memuaskan nafsunya bermain judi.
Persoalan ekonomi pun membuat rumah tangga keduanya tidak stabil. Terlebih, tak sekali pun Hori memberikan nafkah. “Saya kerja, cari uang sendiri,” kata Lasmi, Jumat (14/6).
Singkat cerita, datanglah seseorang bernama Hartono. Pria asal Gucialit yang selama 12 tahun mencari nafkah di Malaysia. Penghasilan Hartono sebagai pekerja bangunan, cukup besar. Yakni, sekitar Rp 9 juta. Hori lantas memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis.
Mulanya, ia menjalankan bisnis kayu. Tapi, ternyata gagal. Lalu yang kedua, bisnis tambak udang. Bisnis kedua ini yang akhirnya mempertemukannya dengan Hartono. Keduanya lantas terlibat bisis dengan nilai total Rp 250 juta. Diketahui, Hori mengumpankan sang istri untuk memeras Hartono.
Hori kemudian meminta sang istri berpura-pura jadi adik iparnya dan mengaku bernama Holifah. Karena nyatanya hasil dari investasi ini adalah 0 rupiah. Padahal, perjanjiannya tiap bulan, Hartono harusnya menerima uang bagi hasil sebesar Rp 5 juta.

“Dikirimi fotonya Holifah, katanya adik ipar Hori. Dia yang punya tambak udang, telepon-teleponan,” ucap Hartono.
Berawal dari kasus pemerasan yang “mengharuskan” ada komunikasi antar keduanya via telpon, bukan benih udang yang tumbuh malahan benih-benih cinta yang tumbuh. Kasus penipuan bisnis ini terungkap saat Lasmi mengakuinya.
Setelah pulang dari Malaysia kira-kira setahun lalu, komunikasi keduanya intens. Hori yang kebetulan ada di Kalimantan, mengaku tidak tahu masalah ini. Dari sini Lasmi yang mengaku sering dipukul Hori, pindah ke lain hati. “Saya sendiri yang datang ke dia (Hartono, Red),” kata Lasmi.
Hartono pun luluh melihat Lasmi alias Holifah, perempuan pujaan hatinya. Diajaklah si Lasmi tinggal bersamanya dan ibundanya. Hingga 7 bulan lamanya sampai saat ini. “Kami sudah menikah, 2 bulan lalu, bulan April,” katanya lagi.
Bersungutlah si Hori. Permasalahan utang belum selesai, malah datang permasalahan baru. “Dari pada ngambil istri saya, mending kebun saya,” kata Hori. “Mana? Saya nunggu sama Pak Kades. Tapi tidak kunjung datang. Cuma ngomong saja mau nyerahin kebunnya,” katanya.
Begitulah kisah asmara cinta segitiga mereka yang di ungkap oleh Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban, yang menyampaikan detail percakapan masing-masing pihak. Keterangan itu hasil konfrontasi antara Hori, Hartono, dan Lasmi.
Kisah inipun sebenarnya masih belum usai, karena penyelidikan Tim Cobra Polres Lumajang masih belum selesai. Dari yang semula hanya hubungan bisnis, beralih ke utang piutang, sampai kemudian cinta terlarang, dan berakhir dengan pembunuhan yang ternyata salah sasaran. (mm/sp)




Share to
 (lp).jpg)