Kekeramatan Makam Kiai Abdul Hamid Kian Masyhur, Jadi Jujugan Tamu Malaysia-Singapura

Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah

Sabtu, 02 Mar 2019 08:58 WIB

Kekeramatan Makam Kiai Abdul Hamid  Kian Masyhur, Jadi Jujugan Tamu Malaysia-Singapura

SELALU RAMAI : Jamaah asal Banten, saat berziarah ke makam kiai Abdul Hamid dan Bupati Pertama Pasuruan Kanjeng Adipati Nitidiningrat.

PASURUAN - Pria dan Wanita berbaju putih-putih memadati halaman depan masjid Agung Al-Anwar Pasuruan kamis lalu  (21/02). Mereka adalah jamaah asal Banten yang tengah berziarah ke makam Kiai Haji Abdul Hamid di Kota Pasuruan. Mereka memasuki pintu belakang masjid menuju makam tokoh agama terkenal ini.

Satu-persatu mengambil wudhu di bagian belakang masjid. Kemudian dipimpin rombongan ustad Abdul Majid para jamaah memasuki halaman makam. Sementara yang perempuan masuk di tempat sebelah barat yang memang disiapkan untuk kaum hawa.

Kemasyhuran Kiai Hamid tidak pernah lekang oleh waktu. Para peziarah terus berdatangan tiap harinya. Bahkan, mereka yang datang bukan hanya dari warga Kota Pasuruan maupun luar daerah. Peziarah dari luar negeri pun juga mendatangi makam Kiai pujaan warga Kota Pasuruan ini.

KERAMAT : Para peziarah saat berdoa di dekat makam Kiai Abdul Hamid Pasuruan, di belakang Masjid Agung Al-Anwar, Kota Pasuruan (21/02).

“Kemarin ada yang dari Singapura, Thailand dan Malaysia, mereka juga berziarah seperti hal-halnya adat istiadat orang NU,” terang Bambang Sulis, salah satu juru kunci makam.

Bambang menuturkan, peziarah makam Kiai hamid tidak pernah sepi. Hari-hari biasa pun tetap ada yang datang untuk berziarah. Namun, yang paling ramai jika hari Jum’at manis. “Di sini pasti pengunjung membludak,” tegas pria asal Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan ini.

Pria kelahiran 1958 itu menambahkan, datangnya peziarah yang tidak pernah kosong itu, disebabkan oleh kekeramatan kiai Hamid, Pendiri Ponpes Salafiyah Pasuruan. Rata-rata mereka yang berziarah pingin ngalab barokah (minta barokah) pada kiai yang lahir tahun 1333 Hijriyah di Desa Sumber Girang, Lasem, Jawa Tengah. “Sebab, konon saat kiai Hamid masih belum wafat tamunya juga dari mana-mana. Kini, walau beliau sudah wafat puluhan tahun, karomahnya tetap ada,”tegasnya.

Selain, Kiai Hamid yang menjadi magnet utama peziarah. Juga ada nama-nama ulama lainya. Ada Habib ja’far, hingga Bupati Pasuruan pertama Kanjeng Adipati Nitidiningrat. Bupati Pasuruan yang memerintah Pasuruan sejak dr 1751-1799 itu banyak dikunjungi peziarah yang punya nazar. Di dalam makam juga ada nama-nama saudara dari pengeran Sorga-Sorgi (nama beken kanjeng Adipati Nitidiningrat. “Kalau pas keinginannya terwujud mereka langsung ziarah ke sini,” jelasnya.

Kerek Perekonomian Pengemudi Becak

Keberadaan makam Kiai Hamid menjadi berkah bagi perekonomian warga Kota Pasuruan. Khususnya yang menggantungkan rezekinya di sekitar lokasi makam. Salah satunya pengemudi becak di Kota Pasuruan.

Selama ini, para pengemudi becak sering ketiban rezeki. Apalagi saat hari-hari besar. Peziarah mesti ramai. “Kalau pas rame saya kadang bisa sampai 20 kali angkut jamaah,” ungkap Sahih, salah satu pengemudi becak setempat.

KEREK EKONOMI : Para pengemudi becak saat mengantar jamaah asal Banten. Mereka antri dengan tertb secara bergiliran. Termasuk tarif pun sama.

Hari-hari besar yang dimaksud adalah saat haul Kiai Hamid atau setiap malam jumat manis. “Namun yang paling banyak biasanya bulan maulud,” terangnya.

Jumlah pengemudi becak yang menggantungkan ekonominya dari Makam Kiai Hamid tidaklah sedikit. Ada ratusan pengemudi becak. Pemkot pun mengatur pengemudi dengan baik. Ada dua tempat untuk stand by yang disiapkan. Pertama, lokasi parkir utama di Terminal Lama Kota Pasuruan, disitu mereka antri secara bergiliran. Dibagi dua shift, ada pagi dan malam. “Kalau yang pagi ada 63 becak. Kalau malam sekitar 80 an,” ungkap pria asal Gading Rejo ini.

Pengkalan kedua ada di Alun-alun Kota Pasuruan. Mereka tugasnya nanti yang mengantar para peziarah menuju tempat parkir utama di terminal lama. “Untuk membedakan agar tidak saling berebut, becak pangkalan alun-alun di beri warna kuning, dan pangkalan parkir terminal lama dikasih warna hijau, Alhamdulillah tertib,” jelasnya.

Termasuk tarif, Pemkot membuat seragam. Sekali antar tarifnya 10 ribu untuk dua orang. “Ya, tinggal kalikan berapa pendapatan. Kalai pas sekali datang 10 bis berarti ada 500 orang. Kalau semua naik becak semua kadang ya kewalahan,” tambahnya. (mm/hvn)


Share to