Keluarga Dokter Mohammad Saleh Berkunjung, Sebut Museum Butuh Perawatan

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 03 Oct 2024 12:01 WIB

Keluarga Dokter Mohammad Saleh Berkunjung, Sebut Museum Butuh Perawatan

KENANGAN: Keluarga dr Mohammad Saleh saat foto bersama di depan rumah keluarga yang kini difungsikan menjadi Museum Dokter Saleh.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Museum Dokter Saleh di Kota Probolinggo mendapat kunjungan istimewa, Kamis (3/10/2024). Salah satu cucu pejuang kesehatan dr Mohammad Saleh, yaitu Triawan Saleh, mengunjungi rumah keluarganya yang saat ini telah menjadi museum itu.

Dari Jakarta, Triawan Saleh bersama anak dan cucunya datang langsung ke Museum Dokter Saleh yang terletak di Jalan dr Moh. Saleh Nomor 1, Keluraham Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Triawan Saleh mengaku rindu dan ingin mengenang perjuangan kakeknya, dokter Mohammad Saleh.

Dalam riwayat ringkas yang tertera di Museum Dokter Saleh, disebutkan bahwa dokter Mohammad Saleh merupakan anak termuda dari 5 bersaudara pasangan Sastrodikromo dan Hj. Nalirah. Mohammad Saleh lahir di Simo, Jawa Tengah pada tanggal 15 Maret 1888.

Dokter Saleh yang menjadi salah satu tokoh pendiri pergerakan organisasi pribumi pertama, yaitu Boedi Oetomo itu memperistri Emmah Naimah. Emmah Naimah yang terlahir di Jakarta pada 1883, merupakan putri termuda dari 4 bersaudara pasangan Daeng Moehsin dan Masnoon. 

RUANG KERJA: Tidak lupa berfoto di spot istimewa Museum Dokter Saleh.

Dari pernikahannya dengan Emmah Naimah, dokter Saleh memiliki 11 anak, yang terdiri atas 8 laki-laki dan 3 perempuan. Jika Mohammad Saleh mengabdikan diri kepada bangsa melalui bidang kedokteran, maka putra-putranya banyak yang mengabdi di ketentaraan dan kedokteran.

Berikut ini putra-putri dokter Saleh secara berurutan: Soeratmi Saleh lahir 1905; Soeratman Saleh lahir 1907; Marsekal Muda TNI (Anumerta) Prof. Dr. Abdurahman Saleh lahir 1909.

Berikutnya, anak keempat ialah Haroen Al-Rasyid Saleh lahir 1911; Ir. Mohammad Effendi Saleh lahir 1912; Mayjen TNI (Purnawirawan) Dr. H. Abdul Aziz Saleh lahir 1914; dan Mochtar Saleh lahir 1917.

Disusul kemudian Brigjen TNI (Purnawirawan) Dr. Alibasah Saleh lahir 1919; Soemartini Saleh lahir 1920; Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Dr. H. Abubakar Saleh lahir 1923; dan anak terakhirnya yaitu Soehartini Saleh yang lahir pada 1928.

Setelah menjalankan tugas di beberapa daerah, Dokter Mohammad Saleh menjadi dokter pribumi di Probolinggo hingga wafat pada 2 Maret 1952. Di masa perjuangan kemerdekaan, selain berjuang sebagai seorang dokter, dokter Mohammad Saleh juga ikut berkiprah melalui pergerakan.

Sedangkan sang istri lebih dulu meninggal dunia, yaitu pada 26 Juli 1949.

Nah, Triawan Saleh yang mengunjungi museum kali ini merupakan anak dari Abdurrahman Saleh, yaitu putra keempat dokter Mohammad Saleh.

Triawan beserta keluarganya itu memasuki museum sekitar pukul 09.00 WIB. Kedua cucunya tak berhenti melihat dengan ekspresi kagum, semua koleksi peninggalan dr. Mohammad Saleh.

Bagi Triawan, kunjungan ke museum ini bukanlah kali pertama. Bahkan rumah pergerakan itu menjadi destinasinya ketika libur sekolah di Jakarta. "Saya kalau libur sekolah 40 hari itu, liburannya ke sini," ucapnya.

Triawan kembali mengunjungi museum karena ingin mengenang dan merindukan sosok kakeknya itu. "Kami mengingat kembali rumah penuh kenangan ini," katanya.

Sosok dokter Mohammad Saleh bagi Triawan merupakan sosok yang disiplin dan gigih. Sifat itu sekaligus menjadi teladan bagi Triawan dan ia juga berusaha menerapkan pada anak dan cucunya.

Ia juga berusaha agar perjuangan dokter Mohammad Saleh terus diingat oleh keluarganya. Setiap kunjungannya ke Kota Prolinggo tak letih Triawan menceritakan sosok dokter Mohammad Saleh pada anak dan cucunya.

Triawan mengatakan kondisi museum butuh perawatan. "Dari lima lampu cuma satu lampu yang hidup. Saya sedih sekali jika melihat kondisi makin memburuk ya. Dulu juga rindang di depan museum ini ada pohon mangga, tapi sekarang ndak ada," tuturnya.

Triawan dan kelima keluarganya tak lupa berfoto di depan Museum Dokter Saleh.

Sementara itu, pamong budaya pada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo Rizky Nur Andrian menyampaikan upaya pemerintah merawat 3224 benda di dalam museum terus dilakukan.

"Kunjungan keluarga merupakan apresiasi bagi kami ya. Selama ini kami terus merawat dan menjaga museum dokter Mohammad Saleh agar perjuangan tetap dikenang khususnya bagi masyarakat Kota Probolinggo," ucapnya. (alv/why)


Share to