Kembali Lurug Kantor Bumi Putera, Nasabah Ancam Segel Kantor

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 04 Jun 2021 17:48 WIB

Kembali Lurug Kantor Bumi Putera, Nasabah Ancam Segel Kantor

KECEWA LAGI: Perwakilan nasabah asuransi PT Bumi Putera cabang Probolinggo memasang stiker di pintu masuk kantor, sebagai bentuk kekecewaan belum cairnya klaim selama bertahun-tahun.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Tiga orang nasabah asuransi Bumi Putera menggelar aksi penempelan stiker di Kantor Bumi Putera Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jumat (4/6/2021) pukul 11 siang. Dalam aksinya, mereka meminta pihak asuransi cabang Kota Probolinggo itu untuk mencairkan polis asuransinya yang dijanjikan sejak 4 tahun lalu.

Tiga orang perwakilan itu adalah Erick Shadya, Nurul Aini dan Yusuf W.

Silang pendapat antara perwakilan nasabah dengan Kepala Cabang Bumi Putera yaitu Kuri Junaidi, menambah suasana tegang terkait kepastian klaim asuransi. Nasabah tetap menuntut klaim dana polisi yang mencapai puluhan juta untuk dicairkan. Sedangkan, Kuri Junaidi enggan memastikan.

Upaya nasabah terus dilakukan. Apalagi ketika nasabah meminta mendatangani surat pernyataan yang telah dibuat kepada Kuri Junaidi. Tapi Junaidi tak menyetujui. Dalam perdebatan itu, Kuri menyampaikan bahwa persoalan ini menunggu kebijakan kantor pusat untuk program penyehatan keuangan.

Bukan kali pertama perwakilan nasabah itu menuntut klaim asuransi. Tahun 2019 lalu, mereka juga menggelar aksi yang sama.

Diketahui, terdapat lebih kurang 300 klaim kontrak nasabah yang mengasuransikan di PT Bumi Putera Cabang Probolinggo. Rata-rata asuransi yang diikuti nasabah ialah asuransi pendidikan.

Karena tak ingin suasana tambah memanas, Junaidi mengizinkan nasabah untuk memasang stiker. Mereka pun menempelkan salah satu stiker bertuliskan "Bayar Klaim Kami Yang Sudah Bertahun-Tahun Tidak Jelas". Stiker itu ditempel di kaca masuk kantor.

Salah satu nasabah yang disapa Nuren mengatakan, ia menuntut klaim asuransi sejak tahun 2017 lalu yang belum dibayarkan. Menurutnya, aksi yang sudah berkali-kali dan serentak di Jawa Timur ini tidak ada kejelasan kapan dibayar. "Kalau punya saya sendiri mengikuti 2 polis dan semuanya asuransi pendidikan. Itu total 60 juta," katanya ditemui di lokasi aksi.

Nuren menyampaikan, ada 20 orang yang tergabung dalam grup aksi penuntutan, tetapi untuk klaim polis ada 300 kontrak yang diikuti nasabah. "Hingga saat ini, tidak ada sama sekali klaim yang diberikan kepada nasabah sejak tahun 2017 itu," ujarnya.

Selain itu, Nuren beserta nasabah lainnya memastikan bilamana ada pelepasan stiker setelah aksi ini, pihaknya akan melakukan aski penyegelan kantor. "Upaya terakhir saya akan menyegel kantor," katanya.

Sementara itu, Junaidi mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk memastikan kapan klaim asuransi akan dicairkan. Sebab hal itu menjadi kewenangan kantor pusat. "Jika teman-teman media massa diberikan izin oleh kantor pusat, maka kami akan memberikan informasi," katanya. (ang/don)


Share to