Kenalkan Perjuangan Tokoh Nasional dr Mohamad Saleh, LSB Muhammadiyah Gelar Pertunjukan Teater

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Monday, 29 Nov 2021 19:23 WIB

Kenalkan Perjuangan Tokoh Nasional dr Mohamad Saleh, LSB Muhammadiyah Gelar Pertunjukan Teater

SEJARAH: Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah (LSBM) Kota Probolinggo, menggelar pertunjukan puisi dan teater kontemporer yang mengisahkan perjuangan dr Mohamad Saleh. LSBM berharap agar pemuda di Probolinggo mengetahui sepak terjang pahlawan nasional asal Probolinggo itu.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Kota Probolinggo, menggelar pertunjukan puisi dan teater kontemporer di Gedung Graha Ahmad Dahlan, Sekolah Tinggi Agama Islam Jl. Soekarno Hatta Kota Probolinggo, Minggu (28/11/2021) sekira pukul 14.30 Wib. Mereka menampilkan sejarah singkat tokoh nasional bernama dr. Mohamad Saleh.

Dr. Mohammad Saleh merupakan salah satu pendiri organisasi pertama di Indonesia. Yakni, Boedi Oetomo. Ia juga menjadi dokter pertama di Probolinggo di masa penjajahan Kolonial Belanda.

Kegiatan itu bertajuk "Sang Surya Menghangatkan Cinta dan Rindu". Tujuannya merefleksikan identitas pergerakan tokoh nasional asal Probolinggo.

Mochammad Abduh Ad-da'i Ilal Haq, ketua pertunjukan mengatakan kondisi kurangnya pemahaman sejarah tokoh pergerakan bernama dr. Mohammad Saleh, ini sangat memprihatikan bagi dirinya. “Sebab, generasi muda tidak banyak tahu soal sejarah di lingkungan Probolinggo,” katanya.

Pria yang juga anggota Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga (LSBO) PD Muhammadiyah Kota Probolinggo ini menyampaikan, melalui pentas seni ini puluhan pemain teater dapat mengetahui perjuangan tokoh nasional.

Menurutnya, jika sejarah hanya dihafal, dibaca dan diingat tanpa ada sebuah implementasi maka kurang merasakan sebuah perjuangan pada masa lampau.

Selain itu, pria yang karib disapa Abdu ini menuturkan, sudut pandang yang diambil dari pertunjukan tersebut yakni cuplikan anak dr. Mohammad Saleh bernama Hartini. Saat itu, Hartini memiliki teman akrab yang tidak diketahui namanya.

Namun, teman Hartini itu melaporkan kepada kolonial Belanda bahwa gerilyawan disembunyikan di rumah bekas peninggalan pegawai Belanda. “Kini, rumah itu menjadi Musuem dr. Mohamad Saleh,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, tentara Belanda menggeruduk rumah tersebut. Dalam persepektif kedokteran, jika orang gerilyawan bukan disembunyikan. Melainkan dirawat karena mengalami sakit atau luka-luka."Bukti sejarah itu banyak sekali. Bisa ditemukan di Museum dr. Mohamad Saleh yang terletak di perpustakaan mininya," ujarnya. (ang/don)


Share to