Ketua DPRD Kota Pasuruan Juga Jadi Korban Motor Brebet

Amal Taufik
Amal Taufik

Tuesday, 04 Nov 2025 15:06 WIB

Ketua DPRD Kota Pasuruan Juga Jadi Korban Motor Brebet

Ketua DPRD Kota Pasuruan M. Toyib

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Ketua DPRD Kota Pasuruan M. Toyib mengaku juga jadi korban motor brebet. Pengalaman itu ia sampaikan saat audiensi dengan paguyuban driver ojek online (ojol) Kota Pasuruan, Selasa (4/11/2025).

Toyib mengungkapkan, fenomena motor brebet yang marak terjadi yang diduga disebabkan BBM jenis pertalite memang benar adanya. Ia mengalaminya beberapa waktu lalu.

Sepeda motor yang biasa dia pakai yaitu Honda Beat keluaran tahun 2022 tiba-tiba brebet saat ia kendarai menuju gym. "Pagi-pagi itu mau ke gym, kok sepeda motor ini nyendut-nyendut. Padahal motor saya ini masih baru. Tak lihat bensinnya ada," kata Toyib.

Namun begitu, motor tersebut tak sampai masuk ke bengkel. Hanya ditangani dengan mengeluarkan bahan bakar dan setelah itu kembali normal.

Pengalaman pribadinya itu menjadi validasi seluruh keluhan driver ojol yang hari ini mendatangi kantor dewan. Para driver ojol tersebut mengeluhkan kualitas BBM yang diduga kuat menyebabkan kendaraan mereka bermasalah.

Politisi Golkar tersebut menilai fenomena motor brebet yang terjadi belakangan memang sangat berdampak pada driver ojol. "Teman-teman driver ojol ini kan aset utama yang digunakan untuk mencari rezeki ya sepeda motor. Kalau sepeda motor bermasalah, itu sangat berdampak," ujarnya.

Ia memastikan mengakomodir semua aspirasi dan keluhan yang disampaikan para driver ojol dan segera menindaklanjuti. Tak hanya itu, dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang pihak-pihak terkait untuk membicarakan masalah ini.

"Tadi saya sudah sampaikan ke sekretariat untuk mengundang SPBU, pertamina, perwakilan ojol, dan pemkot," imbuh Toyib.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Ojol Kota Pasuruan, M. Yunus meminta, melalui DPRD, agar pemerintah segera melakukan intervensi terhadap fenomena motor brebet. Para driver ojol juga menolak pencampuran etanol ke BBM (bioetanol) karena dikhawatirkan merusak mesin.

"Kami menuntut penyediaan BBM berkualitas serta menjamin keberlangsungan aktivitas driver ojol. Kami juga meminta ganti rugi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan, khususnya kepada driver ojol," ujar Yunus. (pik/why)


Share to