Kisah Kakak Beradik Setinggi Hampir 2 Meter di Probolinggo, Pakaian Toko Banyak Tak Cocok

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Tuesday, 19 Jan 2021 06:39 WIB

Kisah Kakak Beradik Setinggi Hampir 2 Meter di Probolinggo, Pakaian Toko Banyak Tak Cocok

MENJULANG: Lukman (tengah) foto bersama kedua orang tuanya Mustakim (kiri) dan Al Ami. Tak hanya Lukman, sang adik yang bernama Muhammad Ghozi pun punya tinggi hampir 2 meter.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kakak beradik di Kota Probolinggo memiliki tinggi hampir 2 meter. Sang kakak Lukman Hakim Pratama, 24, memiliki tinggi 199 sentimeter. Sementara adiknya, Muhammad Ghozi Al-Ghifari, 18, tingginya 190 sentimeter. Karena postur itulah, tak ada pakaian toko yang cocok untuk mereka.

Ditemui di kediamannya di Jl. Brawijaya, Keluruhan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Lukman tampak mengenaikan celana jins dan kaos oblong. Ia ditemani orangtuanya, Mustakim, 54, dan Al Ami, 50.

Pada tadatodays.com, Lukman -sapaan akrabnya – mengaku tak menyangka dirinya punya postur menjulang. Maklum, kedua orangtuanya hanya memiliki tinggi 165 sentimeter saja. Ia mengaku merasakan pertumbuhan postur tubuhnya saat duduk di bangku SMP.

 “Ya tinggi badan terasa tumbuhnya sejak kelas 3 SMP,” katanya. Saat SMP, ia memang hobi bermain basket. Karena itu, Lukman merasa pertumbuhan posturnya juga disebabkan aktivitasnya sebagai pemain basket.

Hal yang sama terjadi pada sang adik. Jika Lukman hobi basket, sang adik hobi voli. Bedanya, adiknya akan fokus sebagai atlet voli. Tidak seperti dirinya yang memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Lukman mengaku, memiliki postur tubuh tinggi menjulang ada suka dukanya. Sukanya, tentu ia bisa melakukan hal apapun yang tidak bisa dilakukan orang lain. Dukanya, Lukman mengaku tak semua baju di toko bisa dipakainya. Pilihannya, tentu menjahit ke tukang jahit.

“Jahit celana sendiri. Karena biasanya kalau beli cingkrang, itupun sudah tak cukup sejak SMP,” kata alumni SMK Negeri 2 Kota Probolinggo tersebut. Karena itulah, ia mengaku jarang ke toko.

Sayangnya, cita-citanya untuk menjadi anggota TNI dan Polri pupus. Lukman mengaku pernah mendaftar di dua instansi tersebut, namun gagal. Alhasil, ia banting setir menjadi buruh pabrik. Pun demikian, berpindah-pindah dari pabrik yang satu ke pabrik lainnya.

Soal postur sang anak, Al Ami ibunya, mengaku tak mengkonsumsi makanan tertentuSelain itu, ia sering minum vitamin C. “Saya tidak menyangka, dia setinggi ini,” katanya.

Sementara Mustakim mengaku, garis keturunannya memang ada yang tinggi. Ia menduga, kakek buyutnya yang punya tinggi menjulang, diturunkan pada kedua anaknya. “Keponakan saya yang perempuan ada yang tingginya 170 sentimeter,” katanya. (ang/sp)


Share to