Kisah Putri Buruh Tani, Sukses Pecahkan Rekor Pra-Pon Atletik

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Monday, 24 Jan 2022 16:20 WIB

Kisah Putri Buruh Tani, Sukses Pecahkan Rekor Pra-Pon Atletik

TERUS BERLARI: Mila telah meraih banyak medali dari berbagai kejuaraan yang diikutinya, termasuk memecahkan rekor saat Pra-Pon Papua. Ia bercita-cita menjadi prajurit TNI dengan mengikuti tes di Surabaya, namun gagal. Kini, ia terus berlatih dan melatih atlet lari junior di Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sabtu (8/1/2022), matahari bersinar terang dan cuaca sangat terik di Kota Probolinggo. Saat itu, suhu di luar rumah sekitar 32 derajat celcius. Saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, tadatodays.com berkunjung ke rumah salah satu atlet bernama Mila Karmila, di Jl. Kapuas RT 3 RW 1 Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Ia merupakan anak buruh tani di Kota Probolinggo, yang berhasil memecahkan rekor dalam Kerjunas Atletik U18, U20 dan Senior pada babak kualifikasi PON XX/2020 Papua di Stadion Pakansari Cibinong, Bogor.

Pada kerjurnas itu, Mila masuk mengikuti kategori lomba 3000 meter steeplechase U20 Putri. Saat itu, ia mencatatkan wktu 11 menit 27 detik 53 seperdetik. Capaian itu menggeser rekor sebelumnya dengan waktu 11 menit 32 detik. Selisih 5 detik saja.

Saat tadatodays.com tiba di rumah Mila, terlihat seorang pria duduk di teras rumah menghadap ke arah utara. Pria itu berpakaian ala petani. Ia adalah Edi Hermanto -disapa Aidit-, 41, yang merupakan ayah Mila. Edi pun menyapa dan mempersilahkan tadatodays.com duduk di kursi ruang tamu rumahnya. Selanjutnya, Mila dipanggilnya.

Mila datang dengan muka sumringah dan bibir tersenyum. Lantas, ia juga ikut duduk di kursi ruang tamu. Mila pun bersedia diwawancara tadatodays.com. Alumni Mts Negeri Kota Probolinggo ini kemudian menceritakan pengalamannya di dunia atletik.

Mila menuturkan, ia hobi berlari sejak dirinya masih kecil. Karena ingin meningkatkan kemampuannya di bidang olahraga lari, Mila pun bergabung di Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Cabang Kota Probolinggo saat duduk di bangku kelas 3 Mts pada tahun 2016.

Latihan fisik dan kebugaran tubuh menjadi hal yang penting dijalaninya setiap hari. “Tentunya, hal itu tak lepas dari arahan dan motivasi dari pelatih,” tuturnya.

Setelah resmi menjadi atlet PASI, Mila kemudian menjajal kemampuannya dengan mengikuti Kejurda Atletik Pra remaja dan Remaja 2016, pada nomor lomba 1500 meter dan 800 meter. Kejurda itu dihelat pada 24-26 November di Surabaya.

Karena perlombaan resmi pertama yang diikutinya, Mila pun sedikit tegang. Namun, ia dapat mengontrol perasaan tersebut. Hasilnya, ia meraih juara 2 pada nomor 1500 meter dan juara 1 nomor 800 meter. 

Tak sampai pada kejurda tahun 2016. Di tahun 2017, Mila kembali mengikuti Kerjuda Atletik Remaja Jatim. Oleh PASI Kota Probolinggo, ia dipercaya masuk pada nomor 2000 meter steeplechase U18. Atas kepercayaan itu, perempuan berambut sebahu ini sukses menyabet juara 1.

Kesuksesan Mila di berbagai kejuaraan, membuat sang pelatih kembali mempercayakan dirinya mengikuti lomba nomor 3000 meter pada Kejurnas Piala Panglima TNI 2018. Di level nasional itu, ia meraih juara 2. Selanjutnya, Kerjurnas Atletik ia mempersembahkan medali emas setelah meraih juara pertama.

Dengan sederet prestasi itulah, Mila sukses masuk ke sekolah SMA Olahraga (Smanor) di Sidoarjo, saat kelas 2.

Di Smanor, Mila punya banyak waktu untuk lebih meningkatkan kualitasnya. Di waktu yang sama, ia juga bergabung di Puslatda di Surabaya. Nah, di tengah masa pendidikan di Smanor, perempuan murah senyum ini tetap mengikuti berbagai kejuaraan. Salah satunya, Kejuaraan Atletik Jateng Open 2019 yang dihelat pada 4-7 Juli. Saat itu ia turun di nomor 3000 meter, dan meraih juara pertama.

Kemudian, pada 1-7 Agustus 2019, Mila mengikuti Kejurnas Atletik pada nomor 1500 meter dan 3000 meter untuk babak kualifikasi PON ke-20 di Bogor. “Saya juara satu untuk nomor 3000 meter, dan di sana saya memecahkan rekor nasional untuk pra PON,” ucapnya.

Dikeluarkan dari Puslatda, Gagal Jadi TNI

SEJAK pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia tahun 2020, berbagai kegiatan ditiadakan. Termasuk kegiatan olahraga. Praktis, kiprah sang pelari asal Kota Probolinggo ini tak lagi terdengar. Di saat yang bersamaan, Mila justru ia dikeluarkan dari Puslatda tanpa alasan oleh pelatihnya.

Karena penyebab itu, ia lantas kembali ke Kota Probolinggo. Saat itu, Mila sempat bertanya mengapa dirinya dikeluarkan dari Puslatda. Akan tetapi, pelatihnya tidak mengucapkan sepatah kata pun. “Saya sudah tanya mengapa dipecat. Tapi tidak dikasih tahu,” ujarnya.

Kendati demikian, Mila yang telah lulus dari Smanor Sidoarjo tahun 2019 ini tak patah semangat. PASI dan KONI Kota Probolinggo memintanya untuk tetap berlatih. “Aktivitas saya, ya berlatih setiap harinya,” tuturnya.

Selain berlatih untuk dirinya sendiri, ia juga melatih atlet junior PASI Kota Probolinggo.

Nah, untuk kehidupan jangan Panjang, Mila bercita-cita ingin menjadi prajurit TNI. Tujuannya hanya satu, yakni ingin membahagiakan orang tuanya.

Karenanya, ia mendaftar melalui TNI Angkatan Laut di Surabaya pada tahun 2020 dan tahun 2021 melalui jalur prestasi. Namun sayang, ia selalu gagal pada tahap tes kesehatannya. Penguji mengatakan bahwa ia diduga memiliki penyakit jantung.

Karena ragu dengan keputusan penguji, Mila pun memeriksakan diri ke salah satu dokter. Hasilnya, dokter menyatakan bahwa pelari berprestasi itu tidak memiliki riwayat penyakit jantung. “Saya tidak memiliki sakit jantung,” katanya. (ang/don)


Share to