Komang, Kopi Nikmat di Pantai Permata

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 23 Apr 2023 09:13 WIB

Komang, Kopi Nikmat di Pantai Permata

KOPI: Inilah kopi mangrove yang kaya manfaat. Masyarakat Kota Probolinggo bisa menikmatinya, sembari berlibur di Pantai Permata.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Buah mangrove di Kota Probolinggo diolah menjadi kopi. Bubuk buah mangrove dicampur dengan bubuk kopi, lalu diseduh. Inillah Kopi Mangrove atau “Komang” yang dibuat oleh Sutarto Adi, seorang pria asal Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Komang disuguhkan sebagai menu andalan warung kopinya di Pantai Permata.

Suto, sapaan Sutarto Adi, sudah sejak tahun 2016 lalu membuat kopi mangrove yang ia beri nama Komang. Saat itu, ia masih bersama istrinya. Sepeninggal istrinya pada 2017, Suto tetap memproduksi kopi mangrove setiap hari demi memenuhi pesanan. Namun, sejak istrinya meninggal, ia mengurangi pesanan.

KOMANG: Sutarto Adi berhasil memproduksi Koman atau Kopi Mangrove sejak tahun 2016 silam.

Setelah kepergian istrinya itu, Suto dibantu anak ketiganya, Halima dan suami. Mereka bertiga memproduksi kopi di rumah Suto di Jl. Tangkupan Perahu, Kelurahan Pilang. Mulai dari sangrai hingga packing. Per produksi, mereka bisa menghasilkan sepuluh kemasan berisi 100 gram. Harganya Rp 15 ribu rupiah.

Kopi ini menggunakan campuran buah mangrove yang telah menjadi bubuk. Suto menceritakan cara produksi kopi mangrove pada tadatodays.com, Sabtu (18/3/2023) pagi. Pertama, ia mencari buah mangrove yang disebut Avicennia Alba. Jika ia akan memproduksi satu kilo kopi maka dibutuhkan setengah kilogram bubuk buah mangrove. “Rumusnya satu perdua,” kata pria berusia 62 tahun itu.

Buah mangrove yang ia kumpulkan itu kemudian dikupas hingga dagingnya terlihat. Nah, biji dan kulitnya harus ia buang, karena bisa menimbulkan rasa pahit.

Suto segera menjemurnya di atas seng, yang berada di samping barat warung kopi anaknya. Suto membutuhkan dua hari, hingga buah yang mulanya berwarna hijau itu berubah menghitam.

Setelah menghitam dan keras, tanda buah Avicennia Alba siap disangrai. Kemudian, ia menumbuknya atau membawanya ke penggiling kopi. Tentunya, ia juga sudah menyangrai biji kopi dan menggilingnya hingga menjadi bubuk. Lalu, Suto mencampurnya.

Bagi Suto, ide awal memproduksi kopi ini bukanlah hal yang diniatkan. Ia yang lebih dulu menyukai tanaman mangrove, sudah mempelajari cara menanam dan merawat mangrove sejak tahun 2011. Ia menanam ribuan pohon mangrove di Pantai Permata. 

PENGERINGAN: Buah mangrove Avicennia Alba dijemur sebelum digiling dan dicampur bubuk kopi.

Kemudian, ada seseorang yang ia sebut mantan staf pertanian mengatakan bahwa buah magrove bisa dicampur dengan bubuk kopi. Itu kaya manfaat dan masih jarang diproduksi. “Saat itu yang ada masih di Surabaya,” ujar pria kelahiran Kabupaten Jember itu.

Kopi bikinan Suto ini terhitung murah. Tetapi manfaatnya tidak murahan. Manfaat buah mangrove diantaranya bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, mengatasi pegal linu, kecapekan dan lain-lain. Terlebih, Suto menambahkan kopi mangrovenya itu dengan rempah-rempah seperti jahe, keningar, kayu manis, daun salam, dan lainnya.

Seiring berjalan waktu, keberhasilan Suto memproduksi membuat Dinas Pertanian Kota Probolinggo menyuruhnya untuk mengikuti pelatihan. Itu untuk membuat Suto lebih dalam mempelajari kaya manfaat buah mangrove. “Sebelum meninggal, istri saya pernah membuah tepung mangrove. Tapi setelah meninggal, tidak ada yang mau meneruskan,” ujarnya.

Kopi mangrove bikinan ayah dari empat anak ini bisa dinikmati di Pantai Permata, Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo dengan angin pantai yang semilir. Warung bambu paling utara yang berjejeran dengan warung lainnya itu, dibuka untuk pengunjung pantai yang mau ngopi. Suto juga menerima pesanan kemasan. (alv/why)


Share to