Komunitas Arek-arek Tambaan, Kota Pasuruan, Sulap Tempat Kumuh jadi Taman Bacaan Terpadu

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sunday, 11 Oct 2020 20:47 WIB

Komunitas Arek-arek Tambaan, Kota Pasuruan, Sulap Tempat Kumuh jadi Taman Bacaan Terpadu

SEJARAH: Tak berhenti dengan mendirikan taman baca dan menyediakan buku bermutu, komunitas ini juga mengajak anak-anak mengenal sejarah Kota Pasuruan.

Rendahnya minat baca di kalangan anak-anak di Kota Pasuruan menggugah kepedulian lima pemuda ini untuk berbuat sesuatu. Mereka pun menyulap pos dermaga yang tidak digunakan, menjadi taman bacaan anak.

MOCHAMMAD ANGGA, Wartawan Tadatodays.com

TERSEBUTLAH lima pemuda dari Kelurahan Tambaan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Mereka prihatin dengan rendahnya minat baca anak di sekelilingnya. Padahal dengan membaca buku, banyak hal yang bisa diapat anak-anak.

Lima pemuda ini pun mencoba menyediakan taman bacaan bagi anak-anak SD-SMP. Mereka mencoba mengubah lingkungan pesisir pantai yang dulunya penuh sampah menjadi lebih asri. Dampaknya, lingkungan yang dikenal sebagai tempatnya narkoba, kini dikenal sebagai sudut baca.

Selama tiga tahun berjalan, taman baca ini telah menjadi ruang eksplorasi bagi para anak-anak untuk mengenal kotanya sendiri. Mulai membaca kisah hingga menambah pengetahuan tentang peninggalan sejarah di daerah yang berjuluk "kota santri" ini.

Nafi'uddin, 26, koordinator taman baca mengajak kami berbincang sambil melihat pemandangan pesisir pantai dengan ratusan tanaman mangrove. Kami menuju posko berukuran 3x3 meter yang sering digunakan sebagai pusat kegiatan kelompok ini.

Menurut Nafik, sebelum tahun 2018 lalu, posko ini hanya dibuat bersandarnya kapal nelayan. Di sekeliling lokasi, banyak sampah berserakan. Karena itu, dia bersama sebagian masyarakat berinisiatif membangun tempat tersebut. "Kurang tersentuh tempatnya, baik dari masyarakat atau pemerintahnya. Terus di sini juga tempat narkoba," ujarnya.

BERSIH PANTAI: Selain mendirikan taman baca, komunitas ini juga secara kontinyu menjaga kebersihan lingkungan pantai bersama pemuda yang lain.

Dia bersama teman-temannya kemudian mendirikan "Komunitas Arek-arek Tambaan". "Komunitas kami kemudian bergerak bermula dari jembatan dan posko kita cat agar tidak terlihat kumuh. Kemudian kita foto untuk memviralkan melalui media sosial. Bagus dan banyak orang kesini, tetapi masih banyak sampah yang bertumpuk-tumpuk. Sehingga Dinas Lingkungan Hidup Kota Pasuruan ke sini untuk memihat dan mengecek. Timbullah gerakan bersih sampah. Terkumpul saat itu 15 glangsi, satu glangsinya smpai 25 kilogram sampah," ucapnya.

Tak sampai di sana, usai lingkungan bersih, mencoba membuat kegiatan taman baca buku. "Masih sulit karena baru, jadi kami mengajak anak-anak. Ada sekitar 5-6 orang anak untuk membaca. Hingga akhirnya setiap minggu diadakan taman baca. Kemudian lumayan sedikit demi sedikit banyak yang datang. Selanjutnya anggota komunitas mencoba membuat kegiatan menanam mangrove," ujarnya.

Anggota komunitas pun bertambah dari yang awal 5 orang, kini menjadi 28 orang pengurus. Bersama pengurus yang lain, dia berupaya menepis anggapan masyarakat, bahwa mereka mendapat proyek tertentu.

"Padahal kami hanya ingin mengubah lokasi yang dulunya dikenal sebagai tempat transaksi narkoba. Tujuan kedua kami mencoba meningkatkan mutu pendidikan. Karena masyarakat pesisir, terkadang anaknya tidak bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya. 

Karena itu mereka mendirikan taman baca. Sejak itu, sedikit demi sedikit banyak yang menyumbangkan bukunya ke taman bacaan. "Sampai media nasional beberapakali kemari. Meliput kegiatan kami. Mulai televisi, media massa hingga vlogger," ucapnya.

AKTIF: Komunitas Arek-arek Tambaan membantu anak-anak pesisir mendapatkan bacaan bermutu melalui taman baca yang mereka dirikan.

Ingin Menambah Skill Pemuda, Berupaya Gandeng Penguasa

TAK berhenti di taman baca, Nafik dan teman-temannya kini berupaya menambah kegiatan untuk anak-anak pesisir. Tak hanya membaca buku tapi juga mengadakan pelatihan untuk menambah skill mereka. Nafik pun mengaku mengajukan proposal pada Pemkot Pasuruan. Namun belum mendapat respon. "Kami sudah ajukan lewat kelurahan, tapi saya tidak tahu mengapa sampai hari ini tidak ada bantuan," ujarnya.

Di sisi lain, ia berharap taman baca ini bisa berkembang menjadi perpustakaan di pesisir laut. "Keinginan kita kedepannya bukan hanya untuk masyarakat pesisir saja tapi untuk masyarakat luas, Pasuruan. Ketika sudah dibangun dan dibesarkan ada perpustakaan di laut siapa yang gak tertarik," tanyanya retoris.

Salah satu wujud serta dalam misinya yakni meningkatkan budaya membaca bagi anak-anak. Nafik mengungkapkan selama ini tingkat membaca anak-anak hanya nol sekian persen, apalagi muncul gadget. Karena itu dia tak hanya mengajak membaca tapi membawa anak-anak ke peninggalan sejarah yang ada di Kota Pasuruan. Seperti klenteng, taman kota, dan lainnya. "Untuk mengurangi kebosanan dari anak-anak sendiri," ujarnya.

Dia berharap ke depannya, perahu yang terparkir bisa dimanfaatkan untuk membaca di perahu ketika air surut. "Untuk menambah pengalaman baru," pungkasnya. (ang/hvn)


Share to