Leptospirosis Masih Ditemukan di Kota Probolinggo, 6 Orang Meninggal

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 31 Dec 2021 19:14 WIB

Leptospirosis Masih Ditemukan di Kota Probolinggo, 6 Orang Meninggal

Ilustrasi

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kasus penyakit bakteri tikus atau Leptospirosis masih melanda Kota Probolinggo. Tercacat, di tahun 2021, kasus yang diakibatkan kencing tikus itu jumlahnya 13 kasus. Jumlah itu sama dengan tahun 2020.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB), Eko Sudiwiharti mengatakan bahwa jumlah penderita Leptospirosis pada tahun 2020 dengan 2021 terbilang sama. Hanya saja, data korban meninggal tahun ini berbeda. “Pada tahun 2021 ada 6 orang (meninggal) dan tahun 2020 terdapat 5 orang," katanya ditemui di kantornya, Jumat (31/12).

Perempuan yang karib disapa Bu Eko ini mengungkapkan, penyebaran penyakit kencing tikus ini masuk melalui kulit yang mengalami luka. Seperti saat kerja bakti ketika banjir, serta saat petani bekerja di sawah tanpa menggunakan alat perlengkapan diri (APD).

Menurutnya, ciri khas saat terkena kencing tikus adalah nyeri pada betis, dan mata memerah. Bila parah, kulit menjadi kuning. “Jika kuning ini, penyebarannya dapat menyerang ke penyakit liver hingga ginjal,” ujarnya.

Bu Eko mengatakan, jika sampai menyerang liver dan ginjal maka pengobatannya menjadi berat. “Jika sudah parah, risiko kematian mencapai 90 persen. Berbeda ketika pengobatan sejak dini," tuturnya

Dari data DP2KB, daerah yang banyak ditemukan kasus leptospirosis adalah Kecamatan Kedopok. Sedangkan, rata-rata penderita dari kalangan petani.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Karena kebersihan merupakan upaya untuk meminimalisir penyebaran bakteri tikus. "Intinya, kebersihan lagi. Kalau bisa tikus jangan sampai masuk rumah," katanya. (ang/don)


Share to