Lima Ribu Bibit Mangrove di Pantai Duta Ditemukan Rusak

Zainul Rifan
Sabtu, 12 Dec 2020 09:28 WIB

KONSERVASI: Ribuan bibit tanaman Mangrove ditemukan dalam kondisi rusak, di kawasan konservasi Mangrove di Pantai Duta Paiton.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sebanyak 5 ribu bibit mangrove jenis Rhizophora di kawasan konservasi Mangrove Center Probolinggo (MCP), yang berada di Pantai Duta, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, dirusak orang tak dikenal. Kejadian tersebut terjadi seminggu yang lalu, Minggu, (6/12/2020).
Abdul Aziz, selaku Pembina MCP mengatakan, mangrove itu diperkirakan dirusak pada malam hari, karena sehari sebelumnya, Sabtu (5/12/2020) ia bersama beberapa orang temannya masih melakukan penanaman bibit mangrove yang sama.
"(Mangrove) itu semua 17 ribu mas, tapi sudah ditanam sekitar 3 ribu dan umurnya 7 bulan dan siap ditanam. Sabtu itu kita masih tanam. Nah, Minggu paginya itu mau nanam lagi baru di ketahui kalau sudah rusak" sampainya pada tadatodays.com, Sabtu (12/12/2020)
Sebelum terjadi pengrusakan, pada Sabtu (28/11/2020) bulan lalu, atau seminggu sebelum terjadi pengrusakan bibit mangrove, pihaknya membuat alat pemecah ombak (APO) di sebelah timur Pantai Duta menggunakan bambu yang berjajar sepanjang 30 meter. Namun keesokan harinya, APO tersebut sudah lepas padahal saat itu tidak terjadi angin kencang dan ombak besar.

Namun, saat itu Azis tidak menaruh kecurigaan pada siapapun atas kejadian itu, baik dari kejadian APO atau penebangan mangrove. Karena itu, saat ini pihaknya masih tetap meneruskan penanaman bibit yang tersisa.
"Nangis hati saya, mas. Bibit yang mau ditanam kok dirusak begini, itu kan makhluk hidup. Ibarat manusia itu kan masih bayi mas," ucapnya, sambil mengelus dada.
Pasca kejadian itu, ia akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib, meski terbilang terlambat. Keterlambatan laporan itu karena Azis masih ragu, terkait pengungkapan siapa pelaku penebangan itu. Karena kalau berkaca dari pengalaman sebelumnya, ia pernah melapor kejadian penebangan cemara laut, tandon air yang dirusak, hingga mesin air yang hilang tidak sampai terungkap siapa pelakunya.
"Saya hanya bisa bersabar, mas. Harapan saya, jadi semua yang sudah tertanam jangan diganggu juga lah. Karena itu yang jelas dibutuhkan masyarakat. Siapapun pelakunya semoga diberikan kesadaran" tutup, pegiat lingkungan ini. (zr/don)

Share to
 (lp).jpg)