Limbah Pabrik Bangunan Diubah Menjadi Rupiah

Karunia Istnaini
Tuesday, 20 Jun 2023 14:50 WIB

DARI LIMBAH: Keranjang serbaguna yang diproduksi pasangan suami istri Tutuk dan Heri. Memanfaatkan limbah pabrik bangunan.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Limbah pabrik bangunan dapat didaur ulang menjadi barang yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga. Pasangan suami-istri Heri dan Tutuk, memanfaatkan limbah pabrik bangunan menjadi keranjang serbaguna. Dari keranjang serbaguna itu, pasutri Heri-Tutuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Pasutri asal Jalan Cangkring, Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo ini memanfaatkan strapping band atau tali yang digunakan untuk mengikat batu bata ringan menjadi keranjang. Berbagai ukuran keranjang yang dianyam sehingga membentuk tabung dengan diameter yang berbeda.
Dalam satu hari, Heri bisa membuat tiga hingga lima buah keranjang. Harga berbeda untuk setiap ukuran. Paling rendah harga keranjang di angka Rp 20 ribu.
Pembuatan keranjang serbaguna dilakukan manual. Hanya ada alat bantu mal untuk membentuk ukuran keranjang. “Kalau pengerjaannya manual, pakai tangan. Tapi pakai mal, supaya keranjangnya bisa kebentuk,” ucap Tutuk saat ditemui Minggu (11/6/2023).
Tutuk bercerita, awalnya ia tidak ada niatan untuk menjual keranjang hasil buatan suaminya. Suaminya membuatkan keranjang dari limbah pabrik bangunan untuk digunakan sebagai tempat barang-barang yang berserakan di rumahnya.

Ternyata, keranjang itu menarik perhatian tamu yang datang kerumah mereka. Tamu yang datang pun menginginkan keranjang serbaguna itu. Mulailah Heri dan Tutuk menerima pesanan keranjang serbaguna dan dipromosikan secara langsung maupun secara online hingga saat ini.
Usaha keranjang serbaguna milik Heri dan Tutuk bukan pekerjaan utama mereka. Heri merupakan seorang pekerja di pabrik bangunan. Sedangkan Tutuk merupakan seorang pekerja di warung makan.
Tali strapping band bekas di pabrik bangunan tempat Heri kerja, sengaja dibeli untuk didaur ulang menjadi keranjang serbaguna. Satu kali kulakan, Heri membeli satu kwintal tali strapping band. “Talinya ini dapat dari pabrik bangunan bapak. Kan bapak kerjanya di pabrik bangunan. Jadi, sisa tali yang dibuat untuk mengikat batu bata ringan itu kami beli,” jelas Tutuk.
Menurut Tutuk, untuk setiap satu kilogram tali strapping band yang telah berbentuk keranjang, bisa meraup keuntungan sebesar Rp 250 ribu. “Kalau omset kotornya nya itu perminggu bisa sampai 1 juta. Tapi nggak mesti juga, karena hitungannya per kilogram,” katanya. (nkm/why)




Share to
 (lp).jpg)