Limbah PLTU Kotori Pantai Bohay

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Sunday, 08 Dec 2019 06:26 WIB

Limbah PLTU Kotori Pantai Bohay

MENARIK: Air di Pantai Bohay Paiton mendadak mengeluarkan buih yang sangat banyak. Secara kasat mata pemandangan itu membuat pantai di dekat PLTU Paiton ini berbeda dan lebih cantik. Namun busa itu ternyata berasal dari limbah PLTU.

PAITON, TADATODAYS - Jumat siang lalu, Pantai Bohay Paiton Probolinggo menyuguhkan pemandangan berbeda. Busa dalam jumlah besar memenuhi pinggir pantai dan memenuhi area yang cukup luas. Seolah dipenuhi gumpalan awan. Sayangnya, buih tersebut diduga merupakan dampak dari limbah PLTU Paiton.

Miftah Alfiah Hidayati, pengunjung yang menceritakan kejadian tersebut pada Tadatodays.com mengatakan, saat berkunjung menelusuri pantai di sebelah timur dirinya melihat sekumpulan busa. “Ini apa, terus saya dekati, ternyata semacam busa-busa,” terangnya.

Menurut Miftah, buih tersebut berbau amis, sedangkan bentuknya seperti busa sabun dan kotor. Bahkan buih tersebut juga terbawa angin laut, sehingga beterbangan seperti kapas. “Sebarannnya sangat luas, buihnya besar-besar, terus terbawa angin juga sehingga merambat-rambat sampai mendekati Pantai Bohay,” jelasnya.

Terpisah Anton Marsono, warga Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, mengatakan kemarin (7/12) ada salah satu pengunjung yang memberi informasi bahwa ada buih di laut Pantai Bohay. Menurutnya pada mulanya hal tersebut dinilai sebagai fenomena alam. “Ternyata setelah saya cari sumbernya, itu dari outletnya UBJOM Unit 9. Warna buihnya putih agak kecoklatan,”  terang Anton.

Menurut Anton, saat disentuh buih tersebut menyebabkan gatal di kulit. “Ini baru pertama, saya pikir ini fenomena alam. Ternyata tidak. Ini dari outletnya unit 9. Setelah kami telepon managernya, mereka datang untuk mengamankan lokasi,” jelasnya.

Menurutnya temuan limbah ini harus menjadi catatan tersendiri bagi DLH (Dinas Lingkungan Hidup) setempat untuk lebih mengkontrol perusahaan-perusahaan yang ada di PLTU Paiton. “Rencana kami Senin akan melaporkan hal ini ke DLH. Saat ini belum ada tindakan. Buih saat ini sudah tidak ada. Kemarin muncul buih mulai Jam 15.00 sampai menjelang Maghrib, baru selesai pembersihan,” jelasnya.

Terpisah Manager Pemeliharaan UBJOM Unit 9, Suyanto, menyangkal limbah UBJOM Unit yang mengotori pantai setempat. Memang perusahaan tersebut sedang melakukan injeksi bioksit sebagai pengganti klorin. “Itu sebenarnya ramah lingkungan. Kemarin kami cari informasi, perihal kenapa bisa menimbulkan buih, padahal seharusnya tidak berbuih,” jelasnya.

Pengganti Klorin ini disebut Suyanto cukup ramah lingkungan. “Loh kok aneh, terus kita lihat ke lokasi, setelah itu kita konfirmasi ke pihak penyedia,” terang Manager Pemeliharaan UBJOM Unit 9, Suyanto.

Menurutnya klorin tersebut berfungsi agar biota laut tidak menutupi sistim pendingin pembangkit. Fungsi lainnya juga supaya bakteri-bakteri yang ada di laut tidak mengganggu laut itu sendiri.

“Bukan untuk pemusnah. Biasanya kalau ada buih seperti itu biasanya tidak berlangsung lama, dia akan hilang dengan sendirinya. Ini tidak mengganggu biota laut dan lingkungan, tidak terlalu parah. Tapi kami klarifikasi juga, karena yang mengeluarkan bioksit ini perusahaan bertaraf internasional. Langsung dari Amerika dan dipakai seluruh dunia, seharus itu tidak dipermasalahkan. Penyedianya dari Surabaya, ada perwakilannya,” terangnya. (hla/hvn)


Share to