Lomba Kerapan Sapi di Tempuran Sengit, Lumajang, Jember, dan Madura Ikut Serta

Alvi Warda
Alvi Warda

Sabtu, 03 Jun 2023 16:08 WIB

Lomba Kerapan Sapi di Tempuran Sengit, Lumajang, Jember, dan Madura Ikut Serta

PACU: Salah satu peserta lomba kerapan sapi dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo ke-277 di lapangan Tempuran, Bantaran, Sabtu (3/6/2023).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) menggelar lomba kerapan sapi di Lapangan Tempuran, Kecamatan Bantaran Kabupaten Probolinggo, Sabtu hingga Minggu (3-4/6/2023). Persaingannya pun sengit.

Lomba ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo ke-277. Selanjutnya, pemenang mendapatkan hadiah bergilir dari (Wakil) Bupati Probolinggo.

Peserta lomba tidak hanya dari dalam Probolinggo, tetapi juga luar Probolinggo. Sebut saja dari Lumajang, Jember, bahkan Madura.  Mereka bersaing sengit di dua kelas lomba, yaitu kecil dan besar. Kelas kecil berjumlah 72 pasang. Sedangkan kelas besar berjumlah 48 pasang. Mereka terlihat bersemangat menuntut sapinya menuju stan pendaftaran lomba.

Mereka memasuki lapangan dari pukul 07.00 WIB. Truk ataupun pikap, bergantian berhenti di depan gerbang untuk menurunkan sapi kerapan. Ada tim yang mengenakan baju seragam, sesuai kelompok masing-masing.

PEMBUKAAN: Jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo dan para undangan saat pembukaan lomba kerapan sapi.

Selanjutnya, sapi-sapi kerap itu dipasangkan dengan memberikan kayu di tengahnya. Nantinya, kayu itu dinaiki joki. Tak jarang, pemilik menghiasi kayu dan memberikan pernak-pernik di kepala sapi.

Mata sapi ada yang ditutup sebelah. Itu agar pandangan sapi fokus ke depan. Sesudah mendaftar, peserta membawa sapi kerapnya ke lapangan sebelum lomba dimulai. Dengan begitu, sapi kerap bisa memahami alur lapangan.

Hari pertama lomba dimulai sekitar pukul 12.00 WIB. Diawali dengan seremoni pembukaan.  Ada penampilan tari dari SD Negeri 2 Legundi. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Panitia Imam Syafii. Ia berharap kerapan sapi menjadi agenda tahunan oleh Pemkab Probolinggo.

"Peserta yang ikut terlihat sangat antusias. Sangat positif. Juga merupakan sarana dan wadah untuk silaturahim antara pecinta kerapan sapi, tentu bisa luar biasa berdampak bagi ekonomi masyarakat," ujarnya.

Berikutnya sambutan Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi. Ia mengatakan, kerapan sapi merupakan budaya yang perlu terus dilestarikan. 

ANTUSIAS: Peserta lomba kerapan sapi tidak hanya berasal dari Kabupaten dan Kota Probolinggo, tetapi juga berasal dari Jember, Lumajang dan Madura.

Lalu, Fathur Rozi meminta pada peserta dan penonton menjaga kekompakan dan kebersamaan. "Saya menghimbau, agar tidak ada judi inggih pak, buk. Jangan sampai ada minuman keras. Yang nantinya merusak keharmonisan silaturahim kita," tuturnya.

Peserta yang mendapatkan nomor urut 1 akan bertanding dengan nomor urut dua. Begitupun seterusnya. Di pelepasan pertama, Kepala Disdikdaya Fathur Rozi yang melepas start.

Joki mecut punggung sapi. Sepasang sapi dengan jokinya berlari kencang ke arah timur. Masing-masing peserta menempati sisi utara dan selatan. Sehingga bisa diketahui siapa yang paling cepat untuk lolos di babak penyisihan tersebut.

Debu pun berhamburan saat sapi melaju. Teriakan semangat dari penonton dan pendukung juga terdengar. Para pemilik memiliki harapan besar agar sapinya bisa lolos babak final.

Thuram salah satunya. Warga Randu Agung Kecamatan Lumajang ini berharap sapinya bisa masuk final. Tak mudah baginya mempersiapkan perlombaan itu.

Thuram mengaku rutin setiap hari memberikan sapinya jamu dan telur. Ia juga rutin melatih lajuan sapinya. Hal itu agar direkam oleh sapinya yang bernama Bos Oleng, bahwa dia akan dilombakan. "Saya itu hobi sekali kerapan sapi ini. Sapi saya sudah merasakan empat lapangan. Satu kali menang,” katanya. (*/alv/why)


Share to