Mahasiswa KKN Temukan Sampah Medis di Sungai Bantaran Probolinggo

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Monday, 24 Aug 2020 21:33 WIB

Mahasiswa KKN Temukan Sampah Medis di Sungai Bantaran Probolinggo

BEKAS: Jarum suntik bekas, ditemukan sejumlah mahasiswa KKN di sungai di Bantaran. Selain jarum, ada juga botol bekas kemasan vaksin yang juga dibuang di sungai.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Mahasiswa dari Universitas Zainul Hasan Genggong (Unzah) Kraksaan, Kabupaten Probolinggo menemukan sejumlah sampah medis di Sungai Bantaran. Padahal, semestinya sampah medis tak boleh dibuang sembarangan. Apalagi di bawah Jembatan Sungai masuk Desa Kedungrejo, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo.

Sampah medis tersebut ditemukan oleh mahasiswa yang tengah melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa setempat pada Jum'at (20/8/2020). Ketika mereka membersihkan sampah di sungai.

Salah satu mahasiswi Fakultas Syari'ah Unzah, Dewi Puspa Rahmawati mengatakan, pada waktu mengadakan bersih-bersih sungai, dia dan teman-temannya menemukan sejumlah sampah medis. Sampah medis itu ditemukan saat sedang mengore-ngorek sampah di dalam air sungai di bawah jembatan desa setempat. "Ternyata setelah diangkat ada beberapa bekas botol vaksin, vitamin, kemudian jarum suntik," terang Puspa.

Dalam program KKN-nya, bersih sampah di sungai menjadi salah satu yang dilakukan.  Kegiatan itu sekaligus menunjukkan bahwa warga kampus Unzah punya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, terutama sungai.

"Makanya yang kami lakukan ini harapanya terus berkelanjutan. Eh ternyata kami menemukan sampah medis," jelasnya.

Sampah medis yang ditemukan itu sebanyak satu kantong kresek dengan berat satu kilogram hingga satu setengah kilogram. "Bisa jadi sebelum-sebelumnya memang dibuang di sini. Kami tidak tahu juga. Yang pasti sungai di sini menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga, popok bayi, dan lainnya," ungkapnya.

Sabtu (21/8/2020) perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Probolinggo, Samsul Zainal, mengambil sampah medis tersebut. Pasalnya sampah medis tersebut dinilai berbahaya dan seharusnya tidak boleh dibuang ke sungai. "Jadi diambil untuk dimusnahkan, sudah kami serahkan. Kami tidak sampai ke ranah hukum untuk tindakan selanjutnya. Hanya bagaimana upaya penyadaran ini diketahui semua pihak. Tidak hanya orang awam, tapi juga orang-orang berpendidikan," jelas Puspa.

Puspa menduga, dari temuan ini pihaknya mengira si pembuang sampah medis, bukan hanya orang awam yang tidak bisa baca tulis. "Tapi orang-orang pintar yang sudah tahu itu berbahaya dan berdampak pada lingkungan. Bahkan menyebabkan pencemaran," tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Shodiq Tjahjono menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut. Semua puskesmas di Kabupaten Probolinggo sudah menjalin kerja sama dalam pengelolaan sampah medis. Sampah medis puskesmas biasanya dimasukkan dalam safety box atau menggunakan tas plastik warna kuning. Semua sampah medis baik dari puskesmas maupun pustu dan polindes akan dikumpulkan ke puskesmas untuk selanjutnya akan diambil dan dimusnahkan oleh pihak ketiga. "Namun demikian kami ucapkan terima kasih atas informasinya. Akan kami tindak lanjuti dan mencegah kejadian tersebut tidak terulang lagi," terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Shodiq Tjahjono. (hla/hvn)


Share to