Mahasiswa Lumajang Tolak Penghapusan Tunjangan Guru Honorer, Diwarnai Aksi Ricuh

M. David Firmansyah
M. David Firmansyah

Friday, 05 Jul 2024 20:02 WIB

Mahasiswa Lumajang Tolak Penghapusan Tunjangan Guru Honorer, Diwarnai Aksi Ricuh

RICUH: Aksi demo mahasiswa di Lumajang, Jumat (5/7/2024) siang yang diwarnai kericuhan.

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Puluhan mahasiswa yang tergabung organisasi PMII Lumajang, melancarkan aksi demo di depan kantor Pemkab Lumajang, Jumat (5/7/2024) siang. Dalam aksi itu mereka menolak penghapusan tunjangan bagi guru honorer atau non-NIP.

Lebih dari 30 mahasiswa menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten Lumajang yang tidak lagi melanjutkan tunjangan bagi guru non-NIP sejak 1 Juli 2024.

Sebagai informasi, nominal tunjangan bagi guru non-Nip sebelumnya adalah sebesar Rp 500 ribu. Kemudian turun menjadi Rp 250 ribu. Hingga pada bulan Juli, tunjangan tersebut diberhentikan karena temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

"Kami di sini membawa tuntutan penghapusan tunjangan guru non-NIP. Tapi kami di sini diperlakukan seperti hewan, kami minta Sekda turun ke sini," ungkap Shohibuddin, koordinator aksi Mahasiswa Lumajang.

Sembari menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa, massa membakar keranda buatan yang bertuliskan sekda. Pembakaran tersebut menjadi simbol kebijakan pemerintah yang dinilai telah mati.

"Kami tidak akan membacakan tuntutan sampai kami bertemu dengan Pj Bupati dan Sekda" terang Sollaeman, salah satu orator dalam aksi mahasiswa itu.

Aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa semakin tidak terbendung. Gerbang masuk kantor Pemkab Lumajang pun rusak.

Aksi pengrusakan dilakukan setelah massa mengetahui Pj Bupati dan Sekda Lumajang sedang berada di luar kota. Ini membuat aparat kepolisian juga bertindak tegas.

"Tolong aturan itu diindahkan, juga wajib diikuti," tegas Kapolres Lumajang AKBP Mohammad Zainur Rofik saat berdialog dengan mahasiswa.

Dialog yang alot tersebut tidak membuat mahasiswa berhenti untuk mendesak agar bertemu langsung dengan para pejabat pemkab.

Meski diwakilkan oleh Akhmat Taufik Hidayat selaku Asisten Administrasi Pemkab Lumajang, mahasiswa tidak menggubrisnya. Alhasil, pihak kepolisian menyemprot mahasiswa dengan air dari mobil water canon sampai akhirnya membubarkan diri. (dav/why)


Share to