Mahasiswa Untag Banyuwangi Teliti Kebijakan “Teman Usaha Rakyat”; Berhasil Signifikan Meningkatkan Skill Para Pelaku UMKM

Andi Saputra
Andi Saputra

Monday, 12 Sep 2022 11:47 WIB

Mahasiswa Untag Banyuwangi Teliti Kebijakan “Teman Usaha Rakyat”; Berhasil Signifikan Meningkatkan Skill Para Pelaku UMKM

SURVEI: Tim PKM – RSH Untag Banyuwangi saat melakukan survei kepada para pelaku UMKM di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi peserta program “Teman Usaha Rakyat”.

TADATODAYS.COM, BANYUWANGI - Berbagai macam kebijakan dan program diluncurkan pemerintah pusat hingga daerah, dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi misalnya, meluncurkan program “Teman Usaha Rakyat”. Program ini menarik perhatian hingga menjadi obyek penelitian mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) itu melakukan penelitian mendalam terhadap program Teman Usaha Rakyat yang diluncurkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani  pada 23 Maret 2021 lalu.

Tim PKM-RSH yang beranggotakan 4 mahasiswa, yakni Mohammad Irfan (Ketua Kelompok), Iva Maskunatin (Anggota 1), Sinta Tris Lestari (Anggota 2), dan Irfan Nur Rohman (Anggota 3), serta  satu dosen pendamping bernama Elok Rosyidah, S.E., M.M.

Mereka melakukan penelitian selama 4 bulan penuh, terhitung sejak bulan Juni 2022 hingga September 2022. Empat bulan itu dialokasikan 2 bulan untuk penelitian lapang, 1 bulan analisis data, 1 bulan sisanya digunakan untuk penyusunan hasil penelitian.

Dalam latar belakang penelitiannya, tim PKM-RSH Untag memaparkan bahwa dorongan  Pemkab Banyuwangi meluncurkan program Teman Usaha Rakyat dikarenakan kondisi penurunan ekonomi yang drastis pada sektor UMKM pada saat pecah pandemi Covid-19.

Terjadi kemerosotan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2020 sebesar 0,03 persen. Ini didapatkan dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi berdasarkan data BPS pada 2020 saat pandemi tahun pertama.

DOOR TO DOOR: Survei oleh PKM-RSH juga dilakukan kepada satu per satu pelaku UMKM yang menjadi sampling penelitian.

Sementara catatan Bappeda Banyuwangi pada 2020 menyebutkan penurunan jumlah omzet dunia usaha dalam masa pandemi Covid-19 terjadi sebesar 74 persen, dan usaha tutup dalam masa pandemi Covid-19 sebesar 17,3 persen. 

Sementara itu, program Teman Usaha Rakyat sendiri adalah sebuah program peningkatan skill bagi pelaku UMKM agar lebih mengenal teknologi dan modernisasi usaha dengan cara pendampingan berkelanjutan. Setiap satu personel Teman Usaha Rakyat mendampingi 5-10 pelaku UMKM untuk membantu dari berbagai sisi.

Ringkasnya, pendampingan kepada para pelaku UMKM dilakukan secara menyeluruh, seperti peningkatan mutu produk, inovasi pemasaran, mendorong UMKM agar go-digital, pengurusan izin, sertifikat, penulisan narasi yang baik dan desain sederhana. Adapun materi yang diberikan kepada para pelaku UMKM meliputi business modal canvas, landing page, google business, copywriting, strategi marketplace, desain dan manajemen media sosial.

Mohammad Irfan selaku ketua Tim PKM-RSH menjelaskan kepada tadatodays.com, dalam penelitiannya pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik non probability sampling, yakni mengambil 10-30 persen saja dari jumlah total UMKM yang dilibatkan dalam program Teman Usaha Rakyat.

Oleh karenanya, dari 100 pelaku UMKM yang digandeng Pemkab Banyuwangi dalam program Teman Usaha Rakyat, hanya 30 pelaku UMKM yang dijadikan responden penelitian. “Ada 30 pelaku UMKM yang kami jadikan responden, kami datangi mereka satu persatu,” kata Irfan.

Menurut Irfan, berdasar hasil penelitian menunjukan bahwa program Teman Usaha Rakyat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dalam hal peningkatan skill para pelaku UMKM.  Namun demikian, hasil penelitian juga mengungkap fakta bahwa para pelaku UMKM yang menjadi peserta program merasa kurang puas, lantaran personel pendamping dirasa kurang  profesional dalam proses pendampingan pasca pelatihan.

Hasil penelitian juga disampaikan oleh anggota tim PKM-RSH bernama Iva Maskunatin. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen itu mengatakan, karena peserta Teman Usaha Rakyat merasa kurang puas berdasar penelitiannya, maka disarankan agar para pengambil kebijakan di internal Pemkab Banyuwangi melakukan evaluasi, serta pengembangan amplification plan monitoring.

Iva mengatakan, penelitian terkait teman usaha rakyat yang dikerjakan kelompoknya kini lolos pendanaan PKM-RSH Simbelmawa Dikti dengan memperoleh pendanaan penelitian sebesar Rp 6.250.000. Rinciannya, Rp 5.000.000 berasal dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan Rp 1.250.000 dari pihak kampus Untag.

Sedangkan dosen pendamping Elok Rosyidah saat dikonfirmasi terpisah mengaku bangga kepada tim PKM-RSH yang didampinginya, lantaran berhasil lolos pendanaan penelitian dari Belmawa. Padahal, kata Elok, seleksi yang dilakukan pihak Dikti cukup ketat dan diikuti oleh ratusan bahkan ribuan tim dari berbagai kampus.

Pihaknya mengatakan, ke depan akan terus mendorong para mahasiswa untuk mencintai penelitian. Menurutnya, untuk saat ini belum cukup banyak mahasiswa yang bersedia meluangkan waktunya untuk fokus pada penlitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Selaku, akademisi yang memiliki kewajiban melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain mengajar, dirinya juga berkomitmen akan terus mengajak mahasiswanya melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarkat.

 “Saya akan terus menyupport mahasiswa yang ingin mengembangkan dirinya. Terutama dalam hal penelitian dan pengabdian masyarkat agar dapat berkontribusi dan memberi solusi untuk kemajuan Banyuwangi,” tutur Elok. (*/as/why)


Share to