Masih Ada 632 Balita Stunting di Kota Pasuruan, Pemkot Target Turunkan Prevalensi

Amal Taufik
Monday, 11 Aug 2025 17:28 WIB

STUNTING: Gerebek stunting di Kelurahan Trajeng, Kota Pasuruan. Pemkot mencatat ada 42 balita terindikasi stunting di kelurahan ini.
PASURUAN, TADATODAYS.COM - Pemkot Pasuruan mencatat jumlah balita stunting di wilayahnya masih ada 632 kasus. Pemkot menargetkan angka prevalensi stunting tahun ini di bawah 5 persen.
Untuk mencapai target itu, pemkot telah menyusun program Gerebek Stunting. Program ini meliputi edukasi kepada orang tua yang bertajuk Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) serta pemberian makanan tambahan terhadap balita yang terindikasi stunting.
Pada Senin (11/8/2025), Gerebek Stunting digelar di Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo. Ketua TP PKK Kota Pasuruan Suryani Firdaus mengungkapkan, di kelurahan ini tercatat ada 42 balita yang terindikasi stunting.
Ia menegaskan, untuk menekan angka prevalensi stunting, butuh kolaborasi banyak. Tidak melulu peran pemerintah. Keluarga juga harus berperan aktif. "Anak sehat lahir dari orang tua yang hebat. Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga pola asuh, kebersihan lingkungan, serta perhatian penuh orang tua," kata Suryani.

Data Pemkot Pasuruan menyebutkan, ada 632 balita stunting di Kota Pasuruan. Mereka tersebar di 34 kelurahan. Angka ini turun jika dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 1.213 balita.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2023, prevalensi stunting di Kota Pasuruan berada di angka 11,7 persen. Tahun ini, pemkot menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 5 persen.
Suryani berharap, melalui kolaborasi dengan banyak pihak, target menurunkan prevalensi stunting dapat terealisasi. Pemberian makanan tambahan berupa susu, telur, sayur, ikan, dan ayam akan disalurkan melalui posyandu selama 12 minggu.
"Dengan dukungan PKK, Posyandu, serta partisipasi aktif warga, Pemkot Pasuruan optimistis angka stunting akan terus menurun," kata Suryani. (pik/why)

Share to
 (lp).jpg)