Masih Kesulitan Air, Kades di Tengger Probolinggo Curhat ke Menteri Desa

Alvi Warda
Sabtu, 26 Jul 2025 07:50 WIB

KESULITAN AIR: Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang masih kesulitan air.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Persoalan kelancaran air bersih masih menghantui warga suku Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Masyarakat yang daerahnya menjadi jujugan wisata Internasional Gunung Bromo, masih kesulitan air. Kali ini, kepala desa mengadu ke Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto.
Pengaduan itu dinyatakan saat para kepala desa Suku Tengger diberikan kesempatan untuk berbicara dalam kunjungan Mendes PDTT Yandri Susanto, Jumat (25/7/2025). Kades Ngadas Kastaman membericarakan persoalan air bersih. Walaupan pada setiap kesempatan bertemu pejabat ia pasti menyampaikannya.
"Saya sudah sering sebetulnya pak, mengatakan pada menteri A sampai Z, tetapi tidak pernah ada sousi. Padahal dengan panorama Gunung Bromo yang memukau, tapi kita kesulitan air pak," ucapnya.
Terlebih, lanjut Kastaman, air semakin susah ketika musim kemarau tiba. Warga harus menempuh perjalanan yang sangat jauh hanya untuk mendapatkan air bersih. "Saat memasuki musim kemarau, warga terpaksa berjalan sangat jauh untuk memperoleh air. Sumber air terdekat mencapai jarak 20 kilometer dari desa," katanya.
Kastaman juga mengatakan pemangku Suku Tengger telah mencari sumber air yang akan mereka ambil. Lokasinya, di perbatasan Kabupaten Lumajang, tepatnya di kawasan sekitar Ranu Kumbolo, 30 Kilometer dari desa-desa di Tengger. "Kami telah menghitung seluruhnya pak. Total anggaran harus Rp. 30 Milyar, untuk pipanisasi. Kami ndak mampu jika harus mandiri," katanya.
Untuk sementara, warga Tengger mendapat bantuan air bersih yang didistribusikan truk tangki dari wilayah Kabupaten Probolinggo. "Bantuan ini telah berlangsung bertahun-tahun pak. Kalau sampean melihat ada truk tangki ya itu berisi air," ucapnya.
Bupati Probolinggo Gus dr Moh. Haris Damanhuri yang hadir dalam pertemuan Mendes PDTT dengan warga Suku Tengger mengakui problematika air bersih di kawasan pegunungan Tengger. Menurutnya hal itu bukanlah isu baru.

"Kondisi seperti ini telah terjadi sejak lama, persoalan klasik. Oleh karena itu, pemerintah daerah terus mengupayakan solusi terbaik agar kebutuhan mendasar masyarakat dapat terpenuhi dengan baik," ujarnya.
Bupati mengatakan telah mengusulkan pada Kementerian PUPR persoalan air bersih. Termasuk perbaikan infrastruktur jalan. "Masalah ini masih menjadi pertimbangan serius kami. Usulan-usulan telah disampaikan ke berbagai pihak. Persoalan kita memang banyak sekali, terutama masalah jalan. Jalan ini menjadi vital sekali di samping air," katanya.
Bupati menjelaskan bahwa kondisi jalan yang buruk akan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat desa. Meskipun hasil produksi pertanian atau komoditas lainnya berkualitas baik, namun jika akses jalan rusak, maka biaya distribusi akan menjadi mahal dan pada akhirnya merugikan petani.
"Sebagus apapun hasil produksi pertanian, kalau jalan hancur, pada akhirnya ongkos akan mahal dan hasil produksi akan berkurang nilainya. Ini akan menjadi hal-hal pertimbangan yang harus kita selesaikan," jelasnya.
Menurut Bupati, infrastruktur jalan yang baik akan mendukung distribusi hasil pertanian dan produk lokal lainnya sehingga dapat sampai ke pasar dengan kondisi yang optimal dan biaya yang efisien. "Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha di tingkat desa," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto mengatakan bakal membicarakan persoalan air ini pada beberapa pihak terkait. "Coba kita bicarakan ya pada pihak-pihak terkait. Siapa tahu ada jalan keluar. Bisa lah kita usahakan," ucapnya. (alv/why)

Share to
 (lp).jpg)