Masjid Agung Raudlatul Jannah Berusia 252 Tahun, Didirikan oleh Raden Brojonegoro

Alvi Warda
Alvi Warda

Thursday, 14 Apr 2022 11:55 WIB

Masjid Agung Raudlatul Jannah Berusia 252 Tahun, Didirikan oleh Raden Brojonegoro

MEGAH: Masjid Agung Raudlatul Jannah Kota Probolinggo identik dengan warna hijau. Masjid yang berada di barat Alun-alun tersebut sudah menjadi landmark kebanggaan Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kota Probolinggo memiliki masjid tua yang menjadi landmark kebanggaan, yaitu Masjid Agung Raudlatul Jannah. Dulu dinamakan Masjid Jamik, dan dibangun sekitar tahun 1770.

Pendirinya adalah Raden Brojonegoro atau berjuluk Kanjeng Jimat, yakni bupati pertama Probolinggo, yang diangkat oleh VOC. Setelah wafat, Kanjeng Jimat dimakamkan tepat di belakang Masjid Agung.

Terletak di samping barat Alun-Alun Kota Probolinggo, Masjid Agung kini sudah berusia 252 tahun. Lokasi tepatnya, yakni di JL. Kiyai H. Agus Salim No. 6, Kelurahan Sukabumi, Mayangan, Kota Probolinggo.

Kini kondisi bangunan masjid agung sudah berubah. Haji Solichul Hadi selaku sekretaris Masjid Agung saat ditemui pada Rabu Pagi (6/04/2022), mengajak tadatodays.com melihat album lama berisi foto-foto bangunan Masjid Agung Probolinggo.

Terlihat dalam album tersebut, ada bangunan dengan nuansa atau khas eropa pada bangunan masjid. Seperti jendela yang mirip dengan bangunan-bangunan tua di Probolinggo, sisa era penjajahan belanda.

Selain album itu, di masjid agung hanya tersisa bedug yang sudah ada sejak masjid agung berdiri. Bedug itu sangat besar. Diletakkan di teras masjid, dan ditabuh ketika masuk waktu azan.

“Masjid Agung dibangun tahun 1770an, oleh Raden Brojonegoro atau Kanjeng Jimat. Beliau itu bupati pertama yang diangkat oleh VOC. Makamnya di belakang masjid,” tuturnya.

Solichul menjelaskan, Masjid Agung direnovasi sebanyak 4 kali, terakhir yakni di tahun 2022. Masjid Agung kini sudah memiliki 2 lantai. Gaya bangunannya pun terlihat megah, dengan luas masjid 4720 meter persegi mampu menampung kurang lebih 3500 jamaah.

Tak hanya sebagai tempat salat dan mengaji, kegiatan seperti akad nikah, pernah dilangsungkan di Masjid Agung. Selain itu ada juga program TPQ dan tahfidz untuk anak-anak Kota Probolinggo. “Ada TPQ-nya, ada wisuda hafidz. Empat kali sudah direkrontruksi (bangunan masjid),” katanya.

Sholichul menuturkan biasanya, di bulan suci Ramadan, pengurus masjid mendatangkan imam dari luar negeri untuk memimpin salat tarawih. Namun karena sedang pandemi, hal itu tak bisa lagi dilakukan.

Solichul berharap, Masjid Agung bisa terus kokoh berdiri. Ia juga menyampaikan agar masyarakat bisa menjaga kebersihan maupun keutuhan bangunan masjid. Sehingga masyarakat bisa beribadah dengan khusuk. (alv/don)


Share to