Masjid Kurung Pajarakan, Digagas Kepala Pabrik Gula

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 04 May 2022 11:41 WIB

Masjid Kurung Pajarakan, Digagas Kepala Pabrik Gula

KHAS: Masjid Al Ikhlas merupakan masjid khas dengan keunikan bentuknya yang seperti kurung. Masjid tersebut berada di pinggir Jalan Raya Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, sehingga banyak dikunjungi pengendara yang ingin salat di masjid tersebut.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Di Desa Sukokerto, Kec. Pajarakan Kab. Probolinggo, ada sebuah masjid dengan arsitektur khas. Namanya Masjid Kurung atau Masjid Kubah, yang terletak di sisi utara Jalan Raya Pajarakan.

Seperti namanya, masjid ini berbentuk seperti kurung. Tak ada pintu seperti masjid lainnya. Masuk ke masjid seperti berada di bawah kurung. Hal inilah yang menjadikan masjid tersebut menjadi unik.

Masjid Kurung itu bernama Al-Ikhlas, dan berdiri sejak tahun 1979. Pendirian masjid ini digagas oleh Ir. Joko, salah satu kepala di Pabrik Gula (PG) Pajarakan. PG Pajarakan sendiri berada hanya beberapa ratus meter di selatan Jalan Raya Pajarakan. 

Rabu siang (27/04/2022), tadatodays.com mengunjungi Masjid Kurung dan bertemu dengan takmir, yaitu Samsul Muarief. Ia sempat menceritakan riwayat singkat berdirinya Masjid Kurung.

IBADAH: Bangunan berbentuk kurung tidak hanya terlihat dari luar Masjid Al Ikhlas. Di bagian dalam juga ada beberapa bagian yang bentuknya juga melengkung.

Menurutnya, sebelum tahun 1978, pekerja pabrik gula dan masyarakat sekitar, terbiasa salat di mushala dekat pabrik. Namun, mushala tersebut tidak mampu memuat jamaah yang terus meningkat jumlahnya. Akhirnya, dibangunlah Masjid Al-Ikhlas. Dan Ir. Joko, salah seorang kepala di PG Pajarakan, adalah tokoh penggagasnya. “Itu namanya Ir. Joko yang berpikir mendirikan masjid. Dulu pegawai sama masyarakat itu kalau solat itu nyatu, jadi ndak muat,” tuturnya.

Sejak sekitar 15 tahun lalu, PG Pajarakan sudah tidak lagi beroperasi. Tetapi Masjid Kurung tetap dimakmurkan untuk salat lima waktu.

Menurut Samsul, jamaah Masjid Kurung tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Daya tarik dari desain masjid inilah yang membuat masyarakat, tertarik beribadah di Masjid Al-Ikhlas.

Beberapa kali Masjid Al-Ikhlas direnovasi. Salah satunya adalah menara depan. Sebelumnya ada patung tangan seperti menjamah di atas menara, namun patung tersebut dibongkar karena dirasa tidak pantas.

Samsul berharap, masjid tetap berdiri kokoh. Meski adanya renovasi, hal itu bertujuan agar tidak meninggalkan apa yang menjadi sejarah. Ke depan, samsul ingin keamanan meningkat, sehingga masjid bisa buka dua puluh empat jam. “Di waktu mendatang semoga cita-cita dikasih pintu bisa terlaksana, agar keamanan terjaga. Namun, tetap nilai sejarah tak akan dihilangkan.” tuturnya. (alv/don)


Share to