Masuk Sekolah Pasca Jembatan Ambruk, SMPN 1 Pajarakan Gelar Trauma Healing

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Monday, 12 Sep 2022 13:31 WIB

Masuk Sekolah Pasca Jembatan Ambruk, SMPN 1 Pajarakan Gelar Trauma Healing

HEALING: Kegiatan trauma healing di SMPN 1 Pajarakan yang digelar atas kerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Probolinggo, Senin (12/9/2022).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pasca insiden ambruknya jembatan gantung Kregenan, Kraksaan, pada Jumat (9/9/2022) lalu, Senin (12/9/2022) para pelajar SMPN 1 Pajarakan kembali masuk sekolah. Pada kesempatan masuk sekolah di awal pekan ini digelar kegiatan trauma healing bagi sejumlah siswa yang menjadi korban ambruknya jembatan gantung Kregenan. 

Para siswa tampak riang mengikuti acara yang dimulai pada pukul 10.00 WIB itu. Mereka terlihat sudah melupakan peristiwa jembatan ambruk.

Untuk trauma healing itu, SMPN 1 Pajarakan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Probolinggo.

Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi mengatakan, ada 60 siswa yang dilakukan trauma healing tersebut. Mereka terbagi menjadi kelas perempuan dan kelas laki-laki. Dari 60 siswa itu, 30 siswa diantaranya merupakan korban terjatuh. Sedangkan sisanya adalah para siswa yang melihat peristiwa secara langsung.

Meski tak terjatuh, siswa yang melihat langsung peristiwa tersebut juga mengalami trauma. Karena itu mereka juga mengikuti trauma healing.

Arif mengutarakan kalau sejak pagi dilakukan kegiatan non formal. Mulai dari dzikir, pembagian door prize dan kuis, guna menghibur siswa agar kembali semangat mengikuti mata pelajaran. "Jadi kita belajar santai di luar kelas," katanya.

Tentang para siswa dan guru yang masih menjalani perawatan di RSUD, Arif menyebut ada 4 orang. "Yang dirawat di rumah sakit masih 4 orang, 1 guru dan 3 siswa," terangnya.

Diketahui, jembatan gantung Kregenan di Kecamatan Kraksaan ambruk pada saat dilintasi pelajar SMPN 1 Pajarakan yang tengah melakukan jalan sehat memeringati Haornas, Jumat (9/9/2022) sekitar pukul 07.30. Dalam kejadian itu ada 36 siswa dan guru pendamping yang jatuh ke dasar sungai. Belasan orang terluka serius dan sempat dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Sementara, Shintya Aulia, salah seorang siswa yang menjadi korban terjatuh, mengaku sudah membaik secara fisik dan mental. Terlebih setelah dilakukan trauma healing tersebut. Perasaan lega itu timbul setelah dirinya selesai bercerita tentang perasaannya pada petugas konseling. "Sudah lega dengan menceritakan semuanya," tuturnya.

Menurutnya, pada saat kejadian, posisinya berada di tengah jembatan. Setelah terjatuh, pandangannya sempat gelap. Kepalanya terasa terbentur sesuatu saat itu. "Katanya kalau dibiarin bisa gegar otak ringan," paparnya.

Perasaan lega turut diutarakan oleh siswa lainnya, Ardyansyah Rian. Rian mengaku masih trauma sebelum dilakukan trauma healing. Namun setelah menjalani serangkaian kegiatan trauma healing,  dirinya sudah mulai lega dan membaik secara mental. "Kalau fisik, sakit pada rusuk dan kaki," ucapnya.

Sakit tersebut ditimbulkan membentur batu di jembatan tersebut. "Saya terlempar ke atas dulu, baru jatuh," katanya.

Meski sudah diminta untuk tidak masuk oleh pihak sekolah karena sakit, Ryan tetap memaksa masuk karena tidak ingin ketinggalan pelajaran. (zr/why)


Share to