Melacak Usia Klenteng Tjoe Tik Kiong Kota Pasuruan

Mohamad Fikri Syauqi
Monday, 23 Jan 2023 11:05 WIB

TUA: Klenteng Tjoe Tik Kiong yang ada di Jl. Lombok nomor 7, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
PASURUAN, TADATODAYS.COM - Selama bertahun-tahun silam, ada banyak klenteng berdiri di Indonesia. Namun, tidak mudah mengetahui secara pasti tahun berdirinya. Salah satunya, Klenteng Tjoe Tik Kiong yang ada di Jl. Lombok nomor 7, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Sampai saat ini, para pengurus Klenteng Tjoe Tik Kiong masih berupaya untuk melacak kapan berdirinya tempat ibadah umat tri dharma di Kota Pasuruan.
Menurut Sekretaris Pengurus Klenteng Yudhi Dharma Santoso, sampai saat ini tahun berdirinya Klenteng Tjoe Tik Kiong diyakini berdasarkan ditemukannya koin di daun jendela. Koin tersebut yang beredar diperkirakan pada tahun 1615 M.
"Ditemukannya lambang koin yang ada di daun jendela. Karena koin tersebut beredar diperkirakan di tahun 1615. Jadi itungan usianya sekarang 400-an tahun," ujar Yudhi saat ditemui pada Minggu (22/1/2023) pukul 11.30 WIB.
Terlebih nama Klenteng Tjoe Tik Kiong sendiri mempunyai makna dalam tiap kalimatnya, yaitu Tjo yang berarti masa; Tik yang berarti kebajikan; dan kiong berarti istana. ""Tjoe artinya masa, Tik kebajikan, Kiong itu artinya istana," tambahnya.
Yudhi juga menceritakan bahwa Klenteng Tjoe Tik Kiong Kota Pasuruan ini mulanya dibangun oleh saudagar Tionghoa yang datang ke Pulau Jawa. Tiap klenteng memiliki tuan rumahnya masing masing, klenteng Tjoe Tik Kiong menjadikan Dewi Mak Co sebagai tuan rumahnya.

"Tuan rumahnya disini adalah seorang dewi, namanya Dewi Mak Co sebagai dewi pelindung lautan. Cocok dengan Kota Pasuruan sebagai bahari dan ada pantainya," kata Yudhi yang mengenakan kaos warna merah.
Kenapa yang dinobatkan seorang dewi? Menurut sejarah, dalam berabad silam ada banyak perantau yang dalam perjalanannya membaiat dengan membawa arca suci sebagai juru penyelamatnya. Arca suci inilah yang diletakkan sebagai batu pertama awal dibangunnya Klenteng Tjoe Tik Kiong sebagai tempat ibadah.
"Berawal dari orang para perantau yang berjalan dengan penuh yakin dan membawa arca suci sebagai juri penyelamat. Batu pertama inilah yang ditaruh disini sehingga awal didirikan sebagai tempat ibadah," ujar Yudhi.
Seiring berjalannya waktu, pembangunan tersebut semakin banyak peletakan batu/patung dewa dewi yang ada di Klenteng Tjoe Tik Kiong. Itu yang dijadikan sebagai pemujaan umat Tionghoa yang ada di Kota Pasuruan sampai saat ini.
Pembangunan itupun tak hanya dilakukan oleh para perantau, tapi juga di bantu oleh warga lokal yang dibuktikan dengan pembangunannya yang mengkolaborasikan antara budaya Tionghoa dan budaya Jawa.
"Dalam pembangunannya juga melibatkan masyarakat sekitar. Terbukti dari ukirannya juga ada unsur seni jawa juga, kolaborasi lah namanya," tutup Yudhi. (uqi/why)

Share to
 (lp).jpg)