Mengunjungi Makam Mbah Gimbal, Pendakwah yang Rambutnya Utuh Meski Berusia 200 Tahun

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sunday, 19 Jul 2020 18:53 WIB

Mengunjungi Makam Mbah Gimbal, Pendakwah yang Rambutnya Utuh Meski Berusia 200 Tahun

MAKAM: Slamet, juru kunci makam sekaligus keturunan ke empat menunjukkan makam KH Abu Hamidin atau yang populer disebut Mbah Gimbal.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Di tengah Kota Probolinggo terdapat makam tokoh agama Islam yang kerap diziarahi. Bahkan peziarah datang dari luar kota dan luar provinsi. Makam itu adalah tempat peristirahatan terakhir Mbah Gimbal atau KH Abu Hamidin.

Uniknya, Mbah Gimbal meninggalkan rambut sepanjang 1.5 meter dengan berat 5 kilogram yang menjadi salah satu daya tarik penziarah. Meski 200 tahun berlalu, rambut itu masih utuh hingga kini. Hal itu diketahui saat para peziarah mengunjungi makam Mbah Gimbal di Jalan Brigjen Katamso, Dusun Kramat, Kelurahan Mangunharjo Kota Probolinggo.

Menurut Slamet Riyanto, juru kunci makam, dahulu kala sosok Mbah Gimbal merupakan seorang pengajar dan penyiar agama Islam. Ia berkelana ke daerah-daerah untuk menyebarkan ajaran Islam. Konon kata Slamet, Mbah Gimbal ini hidup sekitar 200 tahun lalu dan meninggalkan sebongkah rambut.

"Rambutnya masih utuh sampai sekarang itu terdapat di bungkus pada kain kafan " kata juru kunci  Slamet Riyanto, Jum'at (17/7/2020).

Di lokasi makam Mbah Gimbal itu pula masih tersimpan rapi, rambut dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter dengan berat sekitar 5 kilogram. Slamet yang juga keturunan keempat dari Mbah Gimbal, mengaku rambut itu memiliki makna tersendiri bagi para peziarah.

"Dahulu Mbah Gimbal menurut cerita mbah-mbah saya, beliau merupakan pendakwah yang handal. Keunikannya, ketika dibuka, rambutnya berubah-ubah setiap bulannya," tegasnya.

Namun saat sejumlah media berkunjung ke lokasi makam Mbah Gimbal sekira pukul 15.00 WIB, Slamet tak berani untuk memperlihatkan rambut yang dibungkus kain kafan tersebut.

"Tidak setiap hari bisa dibuka, itu hanya malam Jum'at saja. Untuk membuka itu juga harus melakukan ritual dan sesajen. Kalau hari Jumat malam pun apabila tidak ada sesajen saya tidak berani, khawatir ada apa-apa," ujar Slamet.

Slamet menuturkan, peninggalan rambut itu dipercayai pejabat pemerintah dan politisi hingga peziarah luar daerah sebagai tempat yang membawa keberuntungan.

"Sering dikunjungi oleh warga yang hendak menjadi pejabat pemerintahan dan politisi. Juga ada warga dari Banten ke sini," ujar Slamet saat menunjukkan makam Mbah Gimbal yang diapit oleh makam sahabat dan khadamnya. (ang/hvn)


Share to