Menteri Bintang Puspayoga Apresiasi Pencanangan 2 Desa di Banyuwangi sebagai Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Muhammad Musleh
Muhammad Musleh

Sabtu, 13 Nov 2021 20:16 WIB

Menteri Bintang Puspayoga Apresiasi Pencanangan 2 Desa di Banyuwangi sebagai Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

APRESIASI: Menteri PPPA Bintang Puspayoga (tengah) foto Bersama Kades Watukebo Sri Muni Eka Diana dan Kades Kepundungan Tri Martila Sukma usai pencanangan sebagai Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Dua desa di Kabupaten Banyuwangi dicanangkan sebagai model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Dua desa itu adalah Desa Kapundungan dan Desa Watukebo. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga hadir langsung dalam pencanangan tersebut.

“Besar harapan kami atas dicanangkannya dua desa tersebut. Semoga jadi motivasi bagi desa lain di Banyuwangi. Kalau ini sudah berhasil dan direplikasi desa yang lain, kami sangat mengapresiasianya,” terangnya saat memberikan sambutan dalam pencanangan di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jumat (12/11/2021).

Bintang -sapaan akrab- melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi selama dua hari, Jumat (12/11/2021) dan Sabtu (13/11/2021). Tak hanya Bintang, hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani. Dalam kunjungan tersebut, Puan Maharani berdialog dengan warga. Salah satunya dengan kelompok nelayan, istri nelayan, serta kelompok perempuan lainnya.

Baik Puan maupun Bintang menekankan pentingnya peranan perempuan di desa. Perempuan perlu didorong dan didukung melakukan perubahan dan perbaikan di dalam keluarga maupun di tengah masyarakat. Salah satunya melalui Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

“DRPPA memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi inovasi baru dalam pembangunan nasional yang inklusif serta ramah perempuan dan anak. Seperti yang kita ketahui, desa menjadi ujung tombak dari pembangunan nasional. DRPPA juga berperan penting dalam menuntaskan permasalahan perempuan dan anak,” pesannya.

Kementerian PPPA menurut Bintang juga tak tinggal diam. Pihaknya melakukan peningkatan kapasitas perempuan seperti pelatihan kepemimpinan perempuan serta pendampingan secara berkelanjutan. Fokus pada perempuan pedesaan bekerjasama dengan lembaga masyarakat.

“Dibutuhkan komitmen seluruh perangkat yang ada di desa agar perempuan dan anak perlu terlibat. Dukungan dan bantuan stakeholder dan perangkat desa dibutuhkan untuk mengawal implementasi program. Serta memastikan semua strateginya berjalan seperti yang diharapkan,” jelasnya.

Dalam pencanangan tersebut juga digelar rembug desa yang melibatkan para tokoh perempuan setempat. Termasuk Kepala Desa Watukebo Sri Muni Eka Diana dan Kepala Desa Kepundungan Tri Martila Sukma. Bintang pun mengapresiasi kegiatan tersebut. Kegiatan ini searah dengan 5 isu prioritas arahan Presiden terkait perempuan dan anak.

Dalam kesempatan itu, Bintang mengapresiasi pada program Ruang Pemberdayaan dan Perlindungan Ibu-Anak atau Ruang Rindu yang digagas pemkab. Iovasi tersebut merupakan integrasi dari sejumlah program di Banyuwangi yang melakukan fungsi perlindungan dan pemberdayaan pada perempuan dan anak.

Tidak hanya layanan medis, hukum, psikososial, dan rehabilitasi sosial, namun juga dilengkapi dengan pemberdayaan ekonomi. “Kami sangat mengapresiasi karena program ini memberikan perlindungan dan pemberdayaan perempuan secara komprehensif dari hulu hingga hilir. Kami percaya jika perempuan sudah berdaya secara ekonomi, maka masalah pengasuhan, perlindungan, dan kekerasan dapat sekaligus terselesaikan,” katanya.

“Kami akan terus berkomitmen melakukan pembangunan dari desa untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemkab akan terus menggulirkan program-program penguatan kapasitas perempuan dan perlindungan hak-hak anak di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Mulai dari menggelar rutin Musrenbang Perempuan dan Anak, mengintegrasikan program-program Banyuwangi Children Center (BCC), dan Pusat Pelayanan Terpadu dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), termasuk Bengkel Sakinah untuk pemberdayaan perempuan.

“Bahkan, kami melengkapinya dengan ruang penguatan perempuan untuk melawan radikalisme yang telah menjadikan kaum perempuan sebagai garda terdepan pelaku terorisme,” kata Ipuk. Pihaknya juga berharap, DRPPA ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan gender serta meningkatkan peran aktif perempuan di segala bidang. (*/mus/sp)


Share to