Muhammad Fatoni, Disabilitas asal Lumajang yang Hafidz Alquran 30 Juz

M. David Firmansyah
M. David Firmansyah

Friday, 29 Mar 2024 09:22 WIB

Muhammad Fatoni, Disabilitas asal Lumajang yang Hafidz Alquran 30 Juz

HAFIDZ: Fatoni melantunkan ayat suci Alquran.

LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi Muhammad Fatoni, 38, seorang disabilitas asal Lumajang untuk menjadi hafidz atau penghafal Alquran. Walau menyandang tunanetra, penghafal 30 juz Alquran itu pernah meraih sejumlah penghargaan MTQ di tingkat provinsi hingga nasional.

Muhammad Fatoni berasal dari Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Ia kehilangan penglihatannya sejak usia 7 hari setelah mengalami demam tinggi.

Fatoni telah berdamai dengan kekurangannya. Saat ini ia bahkan mampu membuktikan kelebihannya dalam menghafal 30 juz Alquran. Ia juga mendapatkan kepercayaan untuk mengajari qiro'ah di berbagai lembaga TPQ dan Pondok Pesantren di wilayah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian.

Salah satu metode yang digunakannya adalah dengan mendengarkan audio player, kemudian menirukannya dengan persis. Awalnya, Fatoni memiliki ketertarikan untuk mendalami qiro'ah sejak usia 7 tahun dengan mendengarkan speaker masjid. Namun, dari speaker, terdapat banyak kesalahan, dari ayat maupun huruf yang kurang jelas. Sehingga ia langsung kepada guru qiro'ah di Lumajang, yaitu Ustadz Masyfi'i, sampai menguasai 7 lagu.

"Awalnya senang mendengarkan speaker masjid sejak umur 7 tahun dan menirukan suara. Tapi kurang jelas sehingga dicarikan guru Qiroah," ungkap Fatoni saat ditemui, Kamis (28/3/2024).

Dari belajarnya ini membuahkan hasil. Ia mendapatkan berbagai penghargaan mulai Juara 1 sampai Juara Harapan 3 pada beberapa cabang Tahfidz dan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) baik tingkat provinsi maupun nasional. "Belajar terus sampai ikut beberapa cabang lomba MTQ, Juara 1 hingga Juara Harapan 3 di tingkat provinsi dan nasional, waktu itu di Palangkaraya yang Juara 1 pada tahun 2022," paparnya. 

Kemudian, ia bertemu dengan peserta qiro'ah lain yang ternyata adalah seorang hafidz dari Kabupaten Jember. Fatoni kemudian juga tertarik untuk menjadi seorang hafidz Alquran seperti peserta dari Jember tersebut.

"Saya tertarik dengan suara beliau yang dari Jember itu, ternyata juga seorang hafidz 10 juz. Lalu saya mondok di tempatnya waktu itu, di Ponpes Darul Hidayah Wuluhan, Kabupaten Jember untuk menjadi hafidz juga," terangnya.

Fatoni dulu sering mendengar lantunan ayat suci Alquran melalui kaset pita hingga audio player yang menggunakan flashdisk, sampai detik ini. Hal itu juga berlaku ketika ia ingin murojaah (mengingat kembali) bacaan Alquran dibantu dengan istrinya yang menyimak.

"Saya dengar Alquran dari kaset pita kemudian beralih ke audio player pake flashdisk dan kartu memori. Juga waktu murojaah itu saya pakai. Saat ini hafal 30 juz meskipun belum lancar sepenuhnya," jelasnya.

Saat ini, Fatoni menjadi guru qiro'ah di 22 lembaga TPQ dan Pondok Pesantren berbeda di Lumajang. Kegigihan dan kecintaannya terhadap Alquran bisa menjadi contoh luar biasa bagi khalayak. (dav/why)


Share to