Muhammadiyah dan Generasi Muda: Menyemai Harapan, Menjawab Tantangan

Tadatodays
Sunday, 16 Nov 2025 16:38 WIB

MUHAMMADIYAH 113 tahun tentu bukanlah perjalanan yang singkat, dengan memberi bukti nyata sebuah gerakan Islam modern yang lahir dari rahim bangsa Indonesia. Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 1912, Muhammadiyah konsisten menempatkan dakwah sebagai inti gerakan, dengan orientasi pada pencerahan, pendidikan, dan amal usaha.
Kini, di usia lebih dari satu abad, Muhammadiyah menghadapi tantangan baru yang tidak lagi sekadar kolonialisme atau keterbelakangan sosial, melainkan kompleksitas era digital, globalisasi, dan krisis multidimensi. Dalam konteks ini, generasi muda menjadi kunci: mereka adalah pewaris sekaligus penggerak utama yang akan menentukan arah Muhammadiyah di masa depan.
Muhammadiyah lahir sebagai jawaban atas kebutuhan umat Islam untuk keluar dari stagnasi. Dengan semangat tajdid (pembaruan), Muhammadiyah mengusung Islam berkemajuan yang menekankan rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan amal sosial. Identitas ini membuat Muhammadiyah tidak hanya menjadi organisasi keagamaan, tetapi juga gerakan sosial modern yang membangun sekolah, rumah sakit, universitas, hingga lembaga filantropi. Amal usaha tersebut menjadi manifestasi nyata dari dakwah bil hal dakwah melalui tindakan.
Sejarah panjang tidak boleh membuat Muhammadiyah terjebak dalam romantisme masa lalu. Justru, refleksi sejarah harus menjadi energi untuk menghadapi tantangan baru. Generasi muda Muhammadiyah perlu memahami bahwa mereka bukan sekadar pewaris, melainkan juga inovator yang harus menafsirkan kembali islam berkemajuan sesuai konteks zaman.
Generasi muda Muhammadiyah hari ini hidup dalam dunia yang berbeda dengan generasi pendahulu. Tumbuh di tengah arus informasi yang deras, teknologi digital yang disruptif, serta budaya global yang cair. Tantangan yang dihadapi bukan hanya soal ideologi, tetapi juga identitas, relevansi, dan daya saing.
Di satu sisi, generasi muda menghadapi godaan radikalisme, konsumerisme, dan individualisme. Di sisi lain, mereka memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi, membangun jejaring global, dan menciptakan inovasi sosial. Dalam kerangka ini, Muhammadiyah harus menjadi ruang yang ramah bagi kreativitas anak muda, sekaligus benteng yang kokoh untuk menjaga nilai-nilai Islam berkemajuan.
Membangun harapan terhadap generasi muda Muhammadiyah bukanlah utopia. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan ini selalu bertumpu pada energi anak muda. KH Ahmad Dahlan sendiri memulai pembaruan dengan melibatkan murid-murid muda di Kauman. Tradisi itu berlanjut hingga kini, ketika Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Pemuda Muhammadiyah menjadi wadah kaderisasi yang melahirkan pemimpin bangsa.
Harapan yang disemai adalah lahirnya generasi muda yang berbasis ilmu pengetahuan dengan penguasaan teknologi, sains, dan literasi digital. Memiliki jiwa sosial dan peka terhadap masalah kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis lingkungan. Berorientasi global serta mampu berjejaring lintas bangsa tanpa kehilangan identitas keislaman dan keindonesiaan.
Dengan modal ini, generasi muda Muhammadiyah dapat menjadi motor penggerak inovasi dakwah. Misalnya, melalui platform digital untuk dakwah kreatif, pengembangan start-up sosial, atau gerakan lingkungan berbasis komunitas. Semua itu adalah bentuk baru dari amal usaha yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dan generasi muda tidak ringan. Beberapa tantangan itu haruslah mampu dijawab. Seperti pada permasalahan radikalisme dan fragmentasi Sosial dimana arus ideologi transnasional yang ekstrem masih mengancam kohesi sosial.
Generasi muda Muhammadiyah harus tampil sebagai agen moderasi, meneguhkan Islam berkemajuan yang inklusif dan toleran. Disrupsi digital dan ekonomi

Revolusi industri 4.0 membawa peluang sekaligus ancaman. Jika tidak adaptif, generasi muda akan tertinggal. Muhammadiyah perlu mendorong lahirnya kader-kader yang menguasai teknologi, ekonomi kreatif, dan inovasi digital.
Lalu yang saat ini terjadi adala krisis lingkungan dan kemanusiaan. Perubahan iklim, bencana alam, dan ketidakadilan global menuntut gerakan sosial yang peduli. Generasi muda Muhammadiyah harus menjadi pionir dalam gerakan ekoteologi Islam, menghubungkan iman dengan kepedulian terhadap bumi.
Menjawab tantangan ini membutuhkan strategi yang sistematis penguatan kaderisasi, kolaborasi lintas sektor, dan revitalisasi amal usaha. Muhammadiyah tidak boleh hanya menjadi organisasi besar dengan aset melimpah, tetapi harus menjadi gerakan yang relevan dan adaptif.
Visi Untuk Masa Depan
MILAD ke-113 adalah momentum refleksi sekaligus proyeksi. Muhammadiyah harus menegaskan kembali visinya sebagai gerakan Islam berkemajuan yang relevan dengan abad ke-21. Generasi muda adalah jantung dari visi ini. Mereka harus diberi ruang untuk berkreasi, berinovasi, dan memimpin.
Dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah pencerahan, maka setidaknya Muhammadiyah tidak sekedar mengajarkan agama melainkan juga memberi solusi atas masalah sosioal. Selain itu Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu pengetahuan yang semestiya melahirkan para intelektual yang berintegritas serta mampu berkontribusi pada peradaban dunia sebagai bukti atas gerakan global.
Dengan visi ini, Muhammadiyah akan tetap relevan, tidak hanya sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai gerakan sosial modern yang memberi arah bagi bangsa dan umat.
Muhammadiyah dengan usianya yang sudah 113 tahun tentu bukan bermakna organisasi yang telah menua, melainkan gerakan yang terus bertransformasi. Generasi muda adalah energi yang akan memastikan transformasi itu berjalan. Menyemai harapan berarti menanam benih optimisme pada anak muda. Menjawab tantangan berarti membekali mereka dengan ilmu, nilai, dan ruang untuk berkiprah.
Pada akhirnya, masa depan Muhammadiyah adalah masa depan generasi muda. Jika mereka mampu mengintegrasikan iman, ilmu, dan amal, maka Muhammadiyah akan tetap menjadi mercusuar Islam berkemajuan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Milad ke-113 adalah momentum untuk meneguhkan komitmen itu: bersama generasi muda, Muhammadiyah menyemai harapan dan menjawab tantangan zaman. (*)
SELAMAT MILAD KE-113 MUHAMMADIYAH





Share to
 (lp).jpg)