MUI Probolinggo Kecam Presiden Prancis dan Serukan Aksi Boikot

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sunday, 01 Nov 2020 21:21 WIB

MUI Probolinggo Kecam Presiden Prancis dan Serukan Aksi Boikot

SERUAN BOIKOT: Surat himbauan dari MUI Pusat tentang pemboikotan produk Prancis (kiri). M Yasin, Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo menyatakan, pihaknya telah menerima surat dari MUI pusat yang berisi himbauan boikot produk Prancis.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Seruan aksi boikot produk asal Negara Prancis diserukan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Termasuk MUI Kabupaten Probolinggo yang turut mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanual Macron yang dinilai mendiskreditkan umat Islam.

H. Yasin, Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo mengatakan, Presiden Prancis dengan pernyataannya berlindung di bawah dalih kebebasan berpendapat, melukai umat Islam. Karena dia menyatakan Islam agama yang mengalami krisis di seluruh dunia. Menyusul terbunuhnya seorang guru di Perancis yang membahas kartun Nabi Muhammad. Tak pelak, kecaman datang dari seluruh duni, termasuk seruan untuk memboikot produk buatan Prancis.

"Sudah ada surat edarannya untuk dikirim ke daerah-daerah termasuk Probolinggo. bahkan ada surat resmi untuk memboikot produk Prancis sebelum presidennya meminta maaf," ucapnya Minggu (1/11/2020).

Diketahui surat edaran yang dimaksud tersebut dikeluarkan pada tanggal 30 Oktober 2020. Di mana dalam surat tersebut MUI dengan tegas menghimbau kepada seluruh umat Islam yang ada di Indonesia untuk memboikot semua produk Prancis.

"Kita menyesalkanlah wong negara maju tidak memberi contoh demokrasi dan toleransi yang baik.  Arogansi harus dilawan, harapannya dunia akan damai selama saling meghormati. Jadi jangan karena mayoritas, mentang-mentang," tegasnya.

Ia menilai kebebasan berpendapat yang dijatakan Presiden Prancis itu merupakan kebebasan yang tanpa aturan, sehingga dapat menimbulkan perpecahan antar umat beragama.

"Dia (Presiden Prancis, red) kan atas nama kebebasan itu, tapi harus ada tanggung jawab bukan sebebas-bebasnya tanpa aturan, maka peradabannya itu harus benar," tandasnya. (zr/hvn)


Share to