Pantai Bohay, Tempat Wisata dengan Sajian Kuliner Laut nan Lezat

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Friday, 27 Nov 2020 19:26 WIB

Pantai Bohay, Tempat Wisata dengan Sajian Kuliner Laut nan Lezat

SANTAI: Pantai Bohay atau Binor Harmony di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo bisa menjadi alternatif bersantai bersama keluarga.

Pantai Binor Harmony atau yang lebih dikenal dengan nama Pantai Bohay,  terletak di Desa Binor Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Wisata alam ini sedang hits di kalangan anak-anak, remaja hingga orang tua dan pejabat. Setiap hari, meski di tengah pandemi, Pantai Bohay banyak dikunjungi wisatawan. Baik yang sekedar bersantai menikmati pemandangan pantai mauoun melepas lelah dengan menikmati sajian kuliner yang ditawarkan di cafe dan restonya.

ZAINUL RIFAN, Wartawan Tadatodays.com

WISATA yang terletak di sebelah barat PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton itu di kelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat. Abdul Qomar, adalah Ketua Bumdes tersebut.

Sambil santai menikmati sepoinya angin laut, ia mulai bercerita. Di awal pendiriannya, Bumdes yang ia ketuai ini beranggotakan 12 orang. Berdiri pada Desember 2017, Bundes Binor telah bekerja sama dengan PT. PJB Paiton untuk membuka wisata di tanah milik perusahaan itu. Kemudian setelah menemukan kesepakatan, penggarapannya di mulai pada bulan itu juga. Meski masih sederhana, tahun 2018 wisata Pantai Bohay resmi dibuka.

Awal mula dibuka, pengunjung mulai berdatangan. Karena selain tempatnya sejuk, pengunjung juga disuguhi pemandangan cerobong asap PLTU dari dekat. Menjadi latar belakang pemandangan yang berbeda.

Pasir di Pantai Bohay berwarna putih seperti debu karang dan air laut masih jernih sehingga memantulkan warna biru langit dengan sempurna. Di kejauhan, tampak di tengah laut kapal besar pengangkut batu bara yang mengapung kokoh di dekat PLTU. Di malam hari, kelap kelip lampu PLTU membuat suasana semakin indah.

"Sebelumnya juga sudah ada komitmen bersama untuk saling mengamankan area. Kita sudah sama-sama tahu kalau yang kita tempati adalah Objek Vital Nasional (Obvitnas), jadi sudah ada kerjasama juga untuk itu," tuturnya pada Tadatodays.com.

Ya, wisata yang sudah tiga tahun berdiri ini, lokasinya berada di objek vital nasional. Yakni dekat dengan kawasan PLTU Paiton yang menjadi pusat pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, yang tentunya menyangkut kehidupan listrik orang banyak. Sehingga komitmen penjagaan keamanan bagi pengunjung ataupun industri sendiri dilakukan secara bersama-sama.

Saat awal mula dibuka Pantai Bohay ini tak dilengkapi wisata cafe and resto. Namun setelah dilakukan rapat lanjutan, ada peluang untuk pengembangan cafe & restonya. Di tahun yang sama, 2018 sedikit demi sedikit, bumdes melakukan renovasi. Manajemen cafe & restro dikelola bumdes. Penjualannya pun meningkat sedikit demi sedikit. Dari yang awalnya hanya menjual kopi, teh, es dan camilan sederhana lainnya, kini berkembang hingga menjual berbagai macam makanan. Kini, favorit pengunjung di wisata ini adalah sajian ikan bakar dan seafood-nya.

Bukan hanya ikan bakar, ada udang bakar, lobster, kepiting dan aneka ikan laut lain. Karena dekat dengan pesisir pantai, yang masyarakatnya juga pelaut, maka ikan yang dijual pun masih sangat segar.

"Semuanya hasil tangkapan nelayan sini. Dulu ada karyawan cuma dua orang, dan kita hanya menjual kopi dan makanan ringan. Baru 2019 akhirnya kita bisa sampai 20 orang karyawan, sekarang sudah 60 orang karyawan tetap, dan 10 orang freelance (tenaga kerja lepas)," ucapnya.

Karyawan tersebut berasal dari Desa Binor, Desa Sumberanyar, Desa Sumberejo, Kecamatan Paton, Kabupaten Probolinggo. Ada juga yang berasal dari Desa Banyuglugur, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Semua karyawan tetapnya dibayar setiap bulannya bekisar antara Rp 1 sampai Rp 1,5 juta. Sedangkan karyawan freelance dibayar setiap kali datang, sebesar Rp 50 ribu.

Qomar mengaku, omzet penjualan dan ticketing wisata Pantai Bohay bisa mencapai Rp. 500-600 juta setiap bulannya di masa normal. Dari sinilah semua karyawan dibayar. Sisa setelah digunakan untuk menutupi biaya, kemudian digunakan untuk pengembangan-pengembangan wisatanya.

Karena itu, meski desain cafe & restonya terkesan sangat mewah, namun untuk masuk ke wisata ini pengunjung hanya perlu membayar voucher sebesar Rp 5 ribu. Nantinya voucher tersebut dapat ditukar untuk membeli makanan ataupun minuman yang harganya juga sesuai dengan yang tertulis dalam voucher itu.

MALAM: Pemandangan malam di Pantai Bohay tak kalah menakjubkan dengan siang. Di malam hari kerlip lampu PLTU Paiton di kejauhan menjadi pemandangan spektakuler.

Turut Terdampak Pandemi, Kini Mulai Bangkit Kembali

KETIKA masa pandemi tiba, wisata ini juga terdampak. Selama dua bulan penuh wisata ini ditutup total. Saat itu pula pihaknya merumahkan karyawan dan hanya tersisa security serta bagian maintenence (perawatan) saja. Tetapi setelah memasuki era new normal, wisata kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Pengunjung pun ramai kembali.

Ketekunan Bumdes Binor mengelola Pantai Bohay mendapat ganjaran di tahun 2020. Qomar menuturkan pihaknya mampu menyabet dua penghargaan. Di bulan Oktober mendapat penghargaan menjadi juara dua Bumdes se-Jawa Timur dalam kompetisi yang diadakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Jawa Timur. Lalu di bulan November kembali meraih juara satu Bumdes se-Jawa Timur, dalam kategori Community Development and Engagement (Pengembangan dan keterlibatan komunitas), yang diadakan oleh Institut Teknologi Surabaya (ITS).

"Alhamdulilah kami juga sudah bisa memberikan PAD (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp 100 juta pada tahun 2019. Untuk tahun 2020 masih belum, tapi akan kami usahakan ada, cuma untuk angkanya (nominalnya, red) masih belum tahu," jelasnya.

Perkembangan wisata yang cukup pesat ini, diakui Qomar tidak luput dari hasil kemitraannya dengan PT. PJB. Di mana PT. PJB Unit Paiton menjadi supporter utama dalam pembangunan wisata ini. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan wisata disediakan oleh PT. PJB. Mulai dari adanya pelatihan khusus bagi para pengelola wisata (Bumdes), bagaimana cara mengelola wisata, memanajemen dan lain sebagainya. Juga di-support dalam hal pembangunan gazebo kecil dan besar.

"Kalau dulu, siapa yang akan menyangka semak-semak dan pohon-pohon yang tidak terawat layaknya hutan kecil di pinggir pantai bakal menjadi seperti ini. Dulunya modal kami hanya Rp 40 juta untuk membuat wisata Pantai Bohay. Modal itu terkumpul dari CSR dan Bumdes," ceritanya.

Dengan modal hanya puluhan juta itu, kini Pantai Bohay mampu menghidupi puluhan tenaga kerja sekaligus memberikan pendapatan bagi Desa Binor. "Harapan saya ke depan mampu menjadi salah satu icon destinasi wisata baik di kancah Nasional maupun Internasional," pungkasnya. (zr/hvn)


Share to