Pantai Cemara Banyuwangi Suguhkan Keindahan Selat Bali dan Konservasi Mangrove-Penyu

Andika Apriyanto
Andika Apriyanto

Tuesday, 27 Apr 2021 19:02 WIB

Pantai Cemara Banyuwangi Suguhkan Keindahan Selat Bali dan Konservasi Mangrove-Penyu

CEKREK: Seorang pengunjung mengabadikan rekannya dalam foto di salah satu spot foto berlatar belakang penanda Pantai Cemara Banyuwangi. Meski hanya bisa diakses motor dan mobil pribadi, namun Pantai Cemara kini menjadi salah satu primadona wisata pantai di Banyuwangi.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Pantai Cemara adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi yang cukup populer. Para pengunjung tak hanya disuguhkan keindahan panorama Selat Bali. Namun, juga bisa menikmati konservasi mangrove dan penyu.

Lokasi Pantai Cemara sendiri hanya sekitar 5 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Tempat ini hanya bisa diakses motor dan mobil ukuran kecil. Sedangkan untuk bus masih belum bisa, karena akses menuju wisata tersebut melewati pemukiman warga.

Pantai yang menyuguhkan pemandangan pasir hitam dan pemandangan Selat Bali ini, dulu bernama Pantai Pakis Rejo. Setelah beberapa kelompok nelayan mulai menanam pohon cemara hingga tumbuh subur, bahkan menjadi tempat konservasi, namanya pun berubah menjadi Pantai Cemara.

Saat ini, tak kurang dari 1.600 pohon cemara ditanam di lokasi seluas 5 hektar yang membentang mulai sisi utara hingga selatan. Semakin indah, lantaran pohon cemara yang ditanam membentuk goa yang menarik untuk dijelajahi.

BENTANG ALAM: Pengunjung bisa menikmati panorama indah Selat Bali dan juga keindahan pantai dan pohon cemara yang menyerupai gua. Keunggulan ini yang membuat pengunjung menikmati panorama Pantai Cemara.

Meski pantai identik dengan cuaca terik, namun pengunjung tak perlu khawatir. Pasalnya, gugusan pohon cemara melindungi pengunjung dari panasnya matahari. Pengunjung pun bisa asyik bersantai di balai-balai yang diletakkan di pantai, sembari menikmati keindahan Selat Bali.

Pantai cemara juga merupakan tempat konservasi tukik atau anak penyu. Di lokasi itu, banyak ditemukan tukik yang bertelur di sekitar bibir pantai berpasir hitam tersebut. Di antaranya jenis lekang dan penyu hijau. Penyu-penyu tersebut sering bertelur di pantai cemara pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB.

Untuk menjaga kelestarian penyu yang bertelur di pantai tersebut, pengelola Pantai Cemara selalu membatasi pengunjung saat akan melaksanakan kemping di malam hari. Terutama di wilayah-wilayah yang merupakan tempat bertelunya penyu.

KONSERVASI: Tak hanya menyuguhkan wisata alam, Pantai Cemara juga menjadi lokasi budidaya telur penyu dan pohon mangrove.

Salah seorang pengelola Pantai Cemara Samporno mengatakan, hampir setiap pekan ada penyu yang bertelur. “Telur-telur itu kemudian kita pindah ke tempat penangkaran tukik,” katanya pada tadatodays.com, Minggu (25/4/2021).

Samporno mengatakan, mulanya ada 20 sarang telur yang ditemukan. Satu sarang berisi antara 80 -140 telur. Jumlah sarang meningkat drastis saat 2019 lalu. Di mana saat itu ada 60 sarang telur. Hanya saja, saat ini tersisa 10 sarang saja. Karena itu, pengelola ingin memberikan kenyamanan pada penyu yang bertelur dengan membatasi pengunjung di malam hari.

Pengelola juga menyiapkan sarana pembesaran tukik yang baru menetas, agar lebih kuat sebelum dilepasliarkan ke perairan. “Sebelum tukik-tukik ini dilepas, kita rawat dulu selama 15 hari. Tukik tersebut diajari makan, berenang, dan jika sudah terlihat kuat, maka akan dilepas,” jelasnya.

Jika beruntung, pengunjung dapat melihat ratusan tukik saat masa perawatan. Termasuk berkesempatan melepasliarkan tukik ke laut. Untuk berkunjung ke Pantai Cemara, pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp 5 ribu per orang dan bebas enikmati panorama alam pantai yang mengagumkan. (*/dik/sp)


Share to