Paragon Janjikan Ubah Air Laut Menjadi Air Minum

Dian Cahyani
Friday, 06 Mar 2020 13:32 WIB

DIUBAH: Air laut yang jernih di Pulau Tabuhan ini dijanjikan Paragon, calon pengelola Pulau Tabuhan akan diubah menjadi air minum. (foto: istimewa)
BANYUWANGI,TADATODAYS.COM - Polemik sewa Pulau Tabuhan mendekati babak akhir dengan hanya menunggu MoU tertulis antara Pemkab Banyuwangi dan Paragon yang berisi program pemberdayaan. Salah satunya dengan memanfaatkan perahu tradisional sebagai moda transportasi wisatawan. Hal ini terungkap pada audiensi yang berlangsung di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Seala (3/3) lalu.
Pihak Paragon juga menjanjikan program pengelolaan air laut menjadi air minum, yang nantinya diperuntukkan bagi masyarakat setempat. “Kami punya program pengelolaan air laut menjadi air minum atau air tawar. Tidak hanya untuk minum ya, bisa untuk menyiram tanaman,” ujar Zulfiandi Suprayitno, Komisaris PT Pengembang Pulau Tabuhan.
Program pengolahan air laut menjadi air tawar ini disebut sebagai reverse osmosis. EBD Paragon telah mengembangkan program ini di beberapa negara, seperti California, Jeddah Arab Saudi, Venuzuela, Hawai dan beberapa negara Eropa lainnya. Di Indonesia, program ini telah diterapkan di Mandalika, Lombok. “Ini sudah diterapkan di Mandalika. Jadi, investasi ini bukan hanya pada pariwisata,” terangnya saat memberi sambutan.

Lebih lanjut, program ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni water intake, pre treatment dan reverse osmosis. Prosesnya diawali dengan penyaringan air laut untuk menghilangkan koload, alga serta memisahkan butir pasir dan garam laut. Selanjutnya, air garam diproses dalam tangki dengan tekanan tinggi. Hasilnya, setiap dua liter air laut yang dihasilkan mengandung setengah air laut yang asin dan sisanya air bebas mineral. Air garam hasil dari pengelohan dikembalikan ke laut. Selanjutnya, air bebas mineral diolah menjadi air mineral dengan ditambahkan karbonat dan kalsium.
Selanjutnya, Komisaris PT Pengembang Pulau Tabuhan, Zulfiandi Supriyatno mengaku proses yang dilakukan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Mineral yang tidak terpakai dikembalikan kelingkungan tampa menghasilkan limbah berbahaya. “Ini sudah aman, ramah lingkungan dan sudah terbukti,” pungkasnya.
Rencana ini disambut baik oleh Pokdarwis dan masyarakat setempat. Abdul Aziz, Pokdarwis Grand Watu Dodol mengatakan, pihaknya akan mendukung program tersebut. “Selama membawa kemaslahatan untuk masyarakat dan pemberdayaan masyarakat lokal, kita akan mendukung,” ungkapnya kepada Tadatodays.com. (dee/hvn)

Share to
 (lp).jpg)