Pedagang Festival Kuliner Hari Jadi Kota Probolinggo Keluhkan Debu
Alvi Warda
Wednesday, 04 Sep 2024 06:56 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS. COM - Salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Probolinggo ke-665 adalah Festival Kuliner yang digelar di Alun-Alun Kota Probolinggo. Namun, pedagangnya mengeluhkan debu berhamburan.
Sejak pembukaan yang dimulai pada Jumat (30/8/2024) itu, puluhan pedagang mengisi festival kuliner dengan menyewa tempat. Biaya sewa beragam, mulai harga Rp 300 ribu hingga Rp 1,1 juta, tergantung lokasi. Fasilitasnya pun berbeda. Ada yang bertenda dan tidak bertenda
Pada Selasa (3/9/2024) petang, jurnalis tadatodays.com mendatangi pusat kuliner itu. Benerapa pedagang mengeluh debu bertebaran, karena angin yang kencang di Kota Probolinggo.
PAKAIAN: Kevin terpaksa menutup dagangannya dengan kain, sebelum ramai pengunjung.
Kevin, 21, asal Jawa Barat, misalnya. Ia berjualan baju dan celana kaos di vanue yang harga sewanya Rp. 1,1 juta. "Saya dapat listrik gratis. Ada penerangan lampu," katanya.
Lima hari berjualan di Festival Kuliner ini, Kevin mengaku balik modal. "Udah laku ratusan pisis (pieces, red) sih. Lumayan ramai pengunjung kami, terutama malam Minggu kemarin. Tapi, bagi kami debu bertebaran ini menganggu ya, meski udah ditutupi terpal," ujarnya.
Beberapa akses jalan pengunjung, seperti di stan-stan sebelah barat adab alas terpal. Ini disediakan agar debu tidak bertabaran. Namun, menurut Kevin debu masih menghampiri stannya. Ia sampai menutup dagangannya dengan kain.
Hal senada juga disampaikan Siti, warga Kecamatan Mayangan. Ia menjual es teh di sisi timur dengan harga sewa Rp 300 ribu. "Enggak dapat fasilitas apapun. Ya cuma tempat. Rombong punya saya," tuturnya.
Ia membenarkan, jika debu bertebaran menghampiri dagangannya. "Karena kan angin juga ya," ucapnya.
Saat ditanya, apakah sepadan antara harga sewa dan penghasilannya, Siti mengatakan belum pasti. "Yakin-yakin ajalah bisa laku dan balik modal. Pengunjung ramai tapi di hari tertentu kayak Malam Minggu," katanya.
Sementara itu, permasalaham debu ini telah diatasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo. DLH rutin menyirami air pada tanah sehari sekali.
Kepala DLH Kota Probolinggo Retno Wandasari mengatakan, perlu 1.000 liter air dalam sekali penyiraman. "Tentunya untuk mengurangi debu dan menjaga pertumbuhan rumput. Penyiraman di venue utama dan sekitarnya," ujarnya melalui pesan singkat. (alv/why)
Share to