Pedagang Pasar Baru Wadul Wali Kota, Resah Sering Kehilangan

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 27 Dec 2022 16:03 WIB

Pedagang Pasar Baru Wadul Wali Kota, Resah Sering Kehilangan

DIALOG: Wali Kota Hadi Zainal Abidin menemui para pedagang Pasar Baru di kantor wali kota, Selasa (27/12/2022) pagi. (Foto: Diskominfo Kota Probolinggo)

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Beberapa pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo mendatangi kantor wali kota, Selasa (27/12/2022) pagi. Lalu kepada Wali Kota Hadi Zainal Abidin, mereka mengungkapkan keresahannya karena sering kehilangan barang.

Terhitung ada sekitar 8 pedagang yang mendatangi kantor pemkot pagi itu. Mereka duduk bersama wali kota di lobi kantor yang terletak di Jl. Panglima Sudirman nomor 19 Kota Probolinggo.

Mereka didampingi oleh jajaran Satpol PP. Sebelum mereka diberikan kesempatan menjelaskan maksud mendatangi kantor pemkot, Wali Kota Hadi Zainal Abidin terlebih dahulu memberikan arahan pada mereka.

Wali Kota mengatakan, sebetulnya proyek Pasar Baru sudah rampung dikerjakan. Namun, kedatangan mereka sudah menjadi kewajibannya untuk melayani masyarakat.

Hanya saja, ia menambahkan jangan sampai kedatangan mereka ke kantornya itu adalah dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Sehingga, menimbulkan kegaduhan yang tidak diinginkan. “Karena kuleh edinaih program se gik tak mareh,” ucapnya dalam bahasa Madura, yang berarti “saya diberikan program lama yang belum selesai.”

Saat ini, pemkot sedang merencanakan untuk memindahkan pedagang untuk menempati Pasar Baru yang sudah rampung dibangun. Sehingga, kedatangan mereka seharusnya bukanlah menjadi masalah baru.

Setelah itu delapan pedagang itu diberikan kesempatan untuk mencurahkan yang menjadi keresahan mereka. Prayit atau Satum mengatakan kayu manis, merica dan bumbu lain miliknya sering lenyap.

Ia bercerita, dua hari yang lalu saat ia menimbang kayu manis masih tersisa sebanyak 4 kilogram. Namun, keesokan harinya, sudah lenyap semua. “Ini gimana pak?” katanya.

Pedagang lainnya, saat diwawancara mengaku, beberapa barangnya hilang. Husna misalnya, ia merupakan pedagang rempah-rempah yang menempati bedak dalam pasar. Ia bercerita, cabe besar 10 kilogram yang ia taruh dalam bedaknya hilang separuh, atau sebesar lima kilogram.

Kemudian, selain cabe ia pernah kehilangan bawang putih 20 kilogram lebih. Alhasil, ia harus membawa pulang barang-barangnya. “Sampek tak taoh se ngerepah,” ujarnya dalam bahasa Madura yang berarti, “sampai tidak tahu harus disembunyikan dimana.”

Ia mengaku sudah membayar retribusi sebesar lima ribu perharinya. Namun, tetap saja keamanannya tidak seperti yang ia harapkan.

Sementara saat diwawancara, Wali Kota Hadi mengatakan ia menerima masukan dan keresahan para pedagang. Ini sudah menjadi perhatian dan kewajibannya.

Ia meminta pada Dinas Koperasi Mikro Peridustrian dan Perdagangan (DKUPP) untuk memastikan akses-akses jalan pasar yang berpontensi mengganggu pedagang pasar. “Jadi, keresahan pedagang bisa terselesaikan,” katanya.

Wali Kota kemudian meminta semua pihak untuk menunggu dan menjalankan apa yang menjadi keputusan pemerintah. Sehingga, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (alv/why)


Share to