Pelaku Usaha Angkringan TWSL Mengeluh, Omzet Menurun dan Sering Kehilangan Barang

Alvi Warda
Alvi Warda

Sunday, 15 Oct 2023 16:09 WIB

Pelaku Usaha Angkringan TWSL Mengeluh, Omzet Menurun dan Sering Kehilangan Barang

BANYAK KELUHAN: Pelaku usaha angkringan TWSL terus mengeluhkan pasca relokasi oleh Pemkot Probolinggo. Mulai dari omzet menurun, lampu penerangan, hingga kehilangan barang.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pelaku usaha angkringan di tempat relokasinya di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo mengeluh. Selain omzetnya terus menurun dibanding saat berjualan di Jl Suroyo, mereka mengeluhkan sering kehilangan barang. 

Relokasi angkringan dari Jalan Suroyo ke depan TWSL di Jalan Basuki Rahmad, Kelurahan Mangunharjo, sudah menjadi kebijakan Pemkot Probolinggo sejak awal Oktober 2023. Namun, pelaku usaha angkringan justru terus-terusan mengeluh.

Seperti yang disampaikan Muhammad Syaifuddin, 21, pemilik angkringan Mas Blangkon26 itu, pada Sabtu (14/10/2023) malam. Omzetnya, turun drastis dibandingkan saat buka di Jalan Suroyo yang bisa mencapai jutaan. Di TWSL, ia hanya memperoleh sekitar Rp 200 ribu permalam. "Mentok itu wes segitu," katanya.

Yang terbaru, mereka mengeluh kehilangan barang saat rombong mereka tinggal. Beberapa rekan Syaifuddin mengeluh telah kehilangan tabung gas dan kursi lipat mereka. "Wes dapetnya gak berapa, eh ditambah kehilangan," ujarnya.

Tak hanya itu, mereka juga mengeluhkan sempitnya tempat untuk para pelanggan. Di depan TWSL itu, terdapat 19 angkringan yang direlokasi. Tidak semuanya bakal permanen menempati TWSL. Ada yang akan dipindah ke Jalan Niaga dan Stadion Bayuangga.

Di TWSL, mereka masing-masing menempati sisi selatan jalan. Pelanggan duduk lesehan di bawah. Jarak pelaku angkringan satu ke yang lainnya, tidak ada sekat. Begitupun pelanggan. 

Tak jarang menurut Syaifuddin, pelanggannya merasa tidak nyaman. "Yang sisi utara itu tidak boleh ditempati. Katanya hanya untuk parkir. Kemarin juga ngeluh soal penerangan yang sisi barat, tapi sudah ditangani sepertinya," katanya.

Ia dan rekan-rekannya berharap, pemerintah bisa memperhatikan perkembangan dari relokasi tersebut. “Ya dari segi keamanan, dan fasilitas lainnya tolong diperhatikan. Kalau seperti ini kan, kita juga yang rugi. Kursi portabel ini saja harganya berapa. Kalau hilang, ya kita kan juga rugi,”tuturnya.

Sementara, Kepala Satpol PP Kota Probolinggo Pujo Agung Satrio saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya tidak memiliki kewenangan lain, selain membantu patroli. "Satpol PP bantu patroli," katanya melalui pesan singkat. (alv/why)

 


Share to