Penerbangan Rute Jember-Surabaya Mandek, DPRD Jember Gelar RDP

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Monday, 13 Mar 2023 16:27 WIB

Penerbangan Rute Jember-Surabaya Mandek, DPRD Jember Gelar RDP

GABUNGAN: Rapat dengar pendapat (RDP) gabungan antara Komisi A, B dan C DPRD Jember, mengenai mandeknya operasional pesawat terbang Cessna Jember-Surabaya di Bandara Notohadinegoro Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - DPRD Kabupaten Jember pada Senin (13/3/2023) siang menggelar rapat dengar pendapat (RDP) gabungan Komisi A, B dan C. RDP gabungan ini membahas mandeknya operasional pesawat terbang Cessna Jember-Surabaya di Bandara Notohadinegoro Jember. Penerbangan itu tidak memenuhi target operasi yang direncanakan selama tiga bulan.

Pesawat carter Brand New Cessna Grand Caravan itu beroprasi sejak 2 Januari 2023 hingga 10 Februari 2023, terhitung satu bulan. Sebelumnya, penerbangan itu ditargetkan beroprasi selama tiga bulan. Harga tiket penerbangan rute Jember-Surabaya dibanderol sebesar Rp 1,25 juta. Sempat juga terdapat promo bagi masyarakat yang membeli dua tiket sekaligus dengan promo per tiketnya Rp 650 ribu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pehubungan (Dishub) Kabupaten Jember Agus Wijaya menyampaikan, pihaknya mengupayakan untuk mengaktifkan kembali rute Jember-Surabaya itu. Namun, ia menjelaskan bahwa kendalanya berupa pasar. “Ini kan antara konsumen dan penyedia jasa. Ini yang tidak bisa kita katakan,” jelasnya kepada tadatodays.com usai RDP sekitar pukul 14.00.

Untuk itu, Agus mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha untuk mencarikan pesawat. “Saya jika diberi amanah oleh bapak Bupati akan mencari pesawat untuk tetap melayani masyarakat Jember,” katanya.

Selama ini, Agus menjelaskan, tidak ada dukungan dari pemerintah pusat. Sebab, semua tersentral di pusat mulai dari maskapai hingga pimpinan perusahaan. “Mangkanya harus ada campur tangan dari pemerintah pusat, selama ini kan masih belum ada,” ungkapnya.

Perihal dukungan itu, lanjutnya, bukan berarti berupa dana yang berasal dari APBN. Sebab, Jember tidak tergolong daerah 3T (Terluar, Termiskin dan Terisolir). “Dukungan yang dimaksud ialah melalui bapak presiden, Menteri Perhubungan, BUMN untuk ikut membantu mengkonektivasikan antara Kabupaten Jember dan kabupaten atau kota lainnya,” jelasnya.

Selanjutnya Sekretaris Komisi B David Handoko Seto menilai, jika sebelumnya benar-benar dikaji terkait okupansi penumpang, maka tidak akan timbul masalah sepinya penumpang. “Terkait dengan harga misalnya, siapa saja yang mempunyai rutinitas Jember-Surabaya dan sebagainya. Kalau tidak dikaji secara tuntas, akhirnya timbul permasalahan seperti ini, pesawat tidak ada penumpang dan sebagainya dan itu merupakan alasan klasik,” ungkapnya. (iaf/why)


Share to