Penjual Bendera di Kota Probolinggo Mengeluh Sepi, Kalah Saing Online dan Tren Bendera Kartun One Piece

Alvi Warda
Tuesday, 05 Aug 2025 13:47 WIB

AGUSTUSAN: Haris, pria asal Bandung, berjualan bendera Merah Putih di Jalan Mastrip Kota Probolinggo.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada 17 Agustus 2025, pedagang bendera merah putih di Kota Probolinggo mengalami penurunan penjualan. Mereka mengeluhkan persaingan online dan tren bendera kartun Jepang One Piece.
Haris (28), seorang warga Bandung, saat ini berjualan bendera di Jalan Mastrip, Kota Probolinggo. Ia mengatakan, penjualan bendera merah putih dan umbul-umbul tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. "Sepi banget sejak tiga tahun yang lalu. Gak seperti dulu yang rame," ujar Haris saat ditemui, Selasa (5/8/2025).
Haris menjual bermacam ukuran bendera merah putih. Harganya juga beragam. Mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 60.000. Tak hanya bendera, ia juga menjual umbul-umbul serta hiasam untuk nuansa Agustusan.
Menurut Haris, ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya penjualan bendera merah putih menjelang 17 Agustus. Pertama, persaingan dengan penjualan online yang semakin ketat. "Sekarang orang lebih milih beli online, jadi kita yang jualan offline kalah," jelasnya.

Faktor kedua yang tak kalah mengkhawatirkan adalah berkurangnya minat masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih. "Kayaknya minat orang buat pasang bendera makin kurang," tambah Haris.
Haris juga menyebutkan adanya tren baru yang sedang berkembang di kalangan masyarakat, yaitu bendera bergambar anime Jepang One Piece. "Sekarang lagi ngetren bendera anime One Piece. Bahkan sopir truk yang biasanya beli bendera merah putih, malah tanya bendera One Piece," katanya.
Meski ada permintaan untuk bendera anime tersebut, Haris mengaku tidak berani menjualnya. "Kita gak jual bendera anime itu. Takut lah sama pemerintah," ungkapnya.
Kondisi ini tidak hanya dialami Haris, tetapi juga pedagang bendera lainnya di Kota Probolinggo. "Saya satu tim, itu tujuh orang. Ya sama, menurun semua. Dibanding tiga tahun yang lalu, masih mending. Masih menghasilkan Rp 10 juta, akhirnya menurun-menurun sampai tahun ini," ucapnya. (alv/why)

Share to
 (lp).jpg)