Perbaikan Rel Kereta Api Latek Bangil Bikin Macet, Warga Mengeluh

Amal Taufik
Amal Taufik

Thursday, 27 Nov 2025 17:34 WIB

Perbaikan Rel Kereta Api Latek Bangil Bikin Macet, Warga Mengeluh

MACET: Kondisi lalu lintas di sekitar JPL 104 Latek, Bangil. (Foto: istimewa)

PASURUAN, TADATODAYS.COM - Perbaikan geometri di jalur pelintasan sebidang (JPL) 104, Kelurahan Latek, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Kamis (27/11/2025), memicu kemacetan. Warga mengeluhkan kemacetan yang terjadi.

Adi (28), salah satu pengguna jalan mengaku jengkel karena macet mengular lebih dari 2 kilometer. Apalagi dirinya tiap hari selalu melewati rel tersebut, baik ketika berangkat maupun pulang bekerja.

Sudah dua hari terakhir arus lalu lintas, baik dari arah Surabaya maupun dari arah Probolinggo, macet. Menurut Adi, penyebabnya para pengendara, terutama pengendara sepeda motor, harus mengurangi kecepatan ketika melintas rel.

"Jadi itu relnya licin, dan permukaannya terbuka. Pengendara motor yang tidak hati-hati bisa jatuh. Bahkan beberapa ada yang kesulitan untuk sekadar menyeberang rel," kata Adi.

Hari (47), pengguna jalan lainnya, juga mengeluhkan macet yang terjadi dalam dua hari belakangan. Meski sudah ada petugas kepolisian di lokasi, macet terus mengular.

Ia berharap perbaikan rel segera dituntaskan agar tidak merugikan pengguna jalan. "Harapan kami sebagai pengguna jalan tentu agar perbaikan segera rampung dan aman bagi masyarakat," ujarnya.

Manajer Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Cahyo Widiantoro menjelaskan, pembenahan geometri jalur di perlintasan tersebut sebenarnya telah rampung sejak 21 November. Saat ini pekerjaan tinggal menunggu tahap pengaspalan. “Aspal bisa dipasang sekitar dua minggu setelah perbaikan, tetapi tetap menyesuaikan kondisi lapangan,” tuturnya.

Ia menambahkan, pengaspalan tidak bisa dilakukan sebelum tanah pondasi benar-benar padat. Jika proses itu dipaksakan, lapisan aspal akan mudah bergelombang dan berpotensi mengganggu keselamatan perjalanan kereta.

Untuk sementara, jalur konstruksi sepanjang 50 meter masih ditutup dengan batu koral. Kondisi permukaan yang tidak rata itu membuat kendaraan terpaksa menurunkan kecepatan, sehingga lalu lintas di kawasan tersebut kerap tersendat, terutama pada jam ramai.

"Hari ini segera kami cek kondisi tanah dan konstruksi. Jika sudah padat, maka akan langsung dilakukan pengaspalan," imbuh Cahyo. (pik/why)


Share to