Perbaiki SDM dan Pengawasan sebelum Membangun Museum

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Friday, 04 Nov 2022 20:31 WIB

Perbaiki SDM dan Pengawasan sebelum Membangun Museum

SETELAH sekian kali ganti kepala daerah, kini akhirnya Pemkab Jember punya ancang-ancang membangun museum. Ancangan itu juga telah dibahas di (RKAB). Pemkab Jember berencana membangun museum di Hotel Kebon Agung.

 Pada satu sisi, rencana membangun museum tentu patut diapresiasi. Tetapi pada sisi lainnya, rencana tersebut mengingatkan bagaimana seharusnya pemerintah melalui OPD terkait merawat, memperhatikan, memelihara, dan mengawasi penyimpanan benda purbakala, maupun situs-situs yang dimiliki.

Nah, sebagai orang lapangan dan juru pelihara (Jupel) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur situs Duplang Jember, Djoko Suhardjito sudah tidak asing dengan kondisi situs-situs di Jember, berikut tempat penyimpanan benda purbakala serta SDM yang bertugas. Berikut ini petikan wawancara jurnalis tadatodays.com Iqbal Al Fardi bersama Djoko, Kamis (27/10/2022).

Di Jember, ada berapa situs cagar budaya?

Di Jember yang ada tenaga juru peliharanya itu 14 situs. Kalau situsnya sendiri, banyak lah. Situs tersebut secara lahan, milik pemda, negara dan pribadi. Kalau benda purbakalanya itu milik negara,  otomatis yang sudah dijadikan situs itu bendanya milik negara. Pengelolaannya diserahkan ke daerah, lah.

Bagaimana kondisi 14 situs itu?

Kondisi situs itu terawat. Kendalanya itu di segi perawatan. Kadang, kita kekurangan peralatan. Kalau kendala keamanan, inshaallah aman. Untuk kondisi peralatan, kurang itu pasti, rusak iya, karena sudah lama. Seperti di situs Duplang, untuk gerobak dorongnya itu nggak ada. Kan di sini itu penting.

Kemudian seperti pompa air listrik, itu hilang. Laporan sudah dan saya belikan, tapi kecil, karena faktor keuangan juga. Itu bisa mengalir, tapi tidak bisa sampai tandon (di atas, red). Hanya mengalir di bawah aja. Masih bisa untuk mengangkut air. Hanya itu.

Untuk situs lainnya, menurut saya kondisional. Tidak semua situs membutuhkan peralatan yang sama. Kadang satu situs itu memerlukan sapu ijuk atau lidi. Kadang situs lainnya mungkin, selain sapu lidi dan ijuk, membutuhkan yang lain, seperti parang, arit, cangkul.

Kapan terakhir pengadaan kebutuhan yang dilakukan oleh pemda?

Kalau tidak salah itu awal tahun 2022. Ada pengadaan peralatan termasuk bak sampah. Tetapi karena ini barang habis pakai, seperti sapu kan harus beli lagi. Kalau di sini itu gerobak dorong.  Katanya sih mau ada lagi pengadaan di September. Ini sampai mau November, belum ada.

Bagaimana kondisi Sumber Daya Manusianya?

Kalau dari segi SDM ya dipertanyakan mas. Masalahnya, hanya beberapa yang tahu dan paham tentang sejarah situs sendiri. Sebagian besarnya mungkin belum tahu tentang sejarah besarnya, ataupun tahu tentang situs-situs yang ada di Jember.

Selama ini apa usaha pemda terkait SDM?

Untuk itu, saya kurang paham. Tapi kalau saran saya sih, dinas terkait seperti Dinas Pariwisata itu mengadakan semacam workshop atau diklat juru pelihara tentang kemampuan. Jadi kemampuan SDM itu penting. Kalau ada pengunjung yang tanya, mereka siap dengan jawabannya, tentang situsnya atau situs yang ada di Jember.

Selama di lapangan, bagaimana intensitas kontrol dari pemda ke situs-situs?

Sebenarnya ada. Cuma, kadang-kadang kalau saya lihat, ini hanya asumsi ya, mereka harusnya mengontrol sambil melihatnya. Seperti apa kebutuhan di setiap situs dan kendalanya. Itu kan terkait dengan kinerja juga. Karena tugas saya itu monitoring lapangan, khususnya di Duplang, beberapa kali lah saya lihat. Kalau di situs lain saya kurang paham.

Bagaimana kelayakan tempat penyimpanan benda purbakala di Dispendik sana?

Bagi saya kurag layak lah. Karena dengan banyaknya koleksi di sana dan tempat yang kurang memenuhi syarat. Menurut saya, dari segi pengunjung, juga tidak nyaman. Karena pengunjung juga butuh dokumentasi dan tempat nyaman itu kurang layak dan peralatan yang kurang. Akhirnya kita itu ya tuku dewe. Meskipun kecil, ya, kalau ada pengadaan kan lebih enak semacam pembersih kaca, lisol pel-pelan itu. Lebih tidak nang kantong pribadi, tapi ya tidak apa.

Batu Kenong berceceran di luar, kenapa hal itu terjadi?

Nggak muat dan yang jelas overload. Kemudian ada tempat yang layak ditempati ya kita tempati, yang penting aman dan bisa terawat. Sebetulnya juga kurang memadai.

Kendala SDM di tempat penyimpanan benda purbakala di Dispendik itu seperti apa?

Yang jelas itu, kalau soal SDM, perlu adanya SDM yang memadai, paham tentang koleksi di ruangan itu. Kan banyak berkunjung itu pelajar dan mahasiswa. Jadi, minimal itu paham tentang koleksi di sana itu apa saja, eranya itu era apa. Kan seperti itu. Sebenarnya harus paham.

Secara umum, menurut pak Djoko, bagaimana kondisi situs dan tempat penyipanan, pun SDM?

Juru pelihara di ruang koleksi itu kurang secara keilmuannya. Sebenarnya sejarah itu mudah untuk dipelajari, sebenarnya bisa. Tapi kembali lagi, kalau tidak paham kan ribet juga. Lek enek seng teko engko, kayak mahasiswa dan siapa itu pertanyaannya lebih dalam. Kalau kita tidak menguasai kan repot nanti. Ruangan juga kurang memadai. Dan bendanya itu sementara yang bisa kita amankan di ruangan ya, kita amankan di ruangan.

Ada wacana Pemkab Jember membangun  museum. Bagaimana pendapatnya? 

Wah, kalau ada wacana seperti itu saya sangat mendukung sekali.

Menurut bapak, hal apa yang harus dipersiapkan dan diperhatikan sebelum membangun museum? 

Yang jelas, pertama, SDM harus dipersiapkan. Kemudian, konsepnya museum Jember itu seperti apa. Yang jelas di awal harus dilakukan konsep itu. Supaya nanti begitu gedung jadi, sudah siap semuanya, baik dari penataan dan sebagainya. Itu kan perlu bagaimana caranya seperti zaman atau era prasejaran kemudian klasik, kolinial, dan kemerdekaan. Konsep seperti itu kan harus ada. Yaopo carane, mungkin ya ahlinya.

Apakah dibutuhkan tempat sementara untuk penyimpanan benda purbakala?

Kalau wacana itu memang ada ya kita menunggu itu, di tahun 2023 gitu. Kalau wacana itu tidak ada, alangkah baiknya kalau itu dipindahkan ke ruangan yang lebih luas lagi, karena Pemkab itu banyak gedung-gedung yang tidak dipakai. Itu bisa untuk ruangan koleksi dan penataannya akan lebih enak. Terutama pelayanan ke pengunjung akan lebih baik. Itu kalau ada.

Menurut bapak, sejauh mana Pemkab bisa merealisasikan museum, jika melihat kondisi di lapangan selama ini?

Kalau wacana saya sangat dukung. Tapi kan begini, sebenarnya pentingnya cagar budaya itu supaya generasi muda itu tahu tentang budaya nenek moyang dan kepercayaannya. Itu penting untuk generasi muda karena unsur radikal sekarang masuk. Kalau mereka belajar sejarah bisa menangkal radikalisme. Itu ada di sejarah itu.

Kalau ada wacana pembangunan museum akan sangat menarik sekali. Apalagi jika ada program semacam wajib kunjung museum bagi pelajar. Eman, kalau Jember tidak punya museum, sangat disayangkan, karena itu juga sebagai destinasi wisata budaya. Jember itu kota pelajar, mahasiswa itu banyak dari kota lain. Kalau mereka pulang kan mereka akan cerita, bagaimana sejarah dan budaya di Jember. Mereka akan menjadi penyambung lidah nantinya. (iaf/why)


Share to